Holla hola. Cewe gila yang emang udah gila balik lagi guys, padahal cerita gue mau udah tamat aja ini cerita. Tapi ada yang protes, ahhh sudahlah. Jadi gue lanjutin lagi aja, Subahanallah kurang baik apa lagi gue jadi manusia kan?
Dahlaj, males ngomong lagi. Yuk langsung baca aja, dan mari kita berhalu ria.
Happr Reading
Suara gemercik air yang berdetum dengan lantai keramik mulai terdengar di sebuah kamar yang terlihat cukup mewah. Bau lavender tercium di sekitarnya, di tambah sedikit bau maskulin dan ruangan yang bernuansa warna hitam itu memang sedikit mencolok di mata.
Darco, sebut aja ruangan itu milik Darco. Seorang lelaki dengan tinggi sekitar 190 cm dan wajah bak dewa Yunani dan badan yang hampir membuat semua gadis menjerit gila. Kaya adalah salah satu daya tarik penambah dan nilai plus untuknya.
Sayang sekali di balik itu semua dia adalah seorang yang tidak normal, sebut saja dia sebagai Gay. Penyuka sesama jenis dan pencinta BDSM. Kecintaannya terhadap seka memang sedikit mengerikan, tapi dia masih tau batasanannya.
Darco menyisir rambut basahnya menggunan tangan, pikirannya melayang ke seorang pria manis yang dia lihat di samping Apertemennya semalam. Lelaki manis dengan badan tertatih yang terlihat seperti habis bercinta, leher penuh kiss mark yang terlihat begitu mengoda mata. Dan jangan lupakan wajah imut yang bisa membuat orang mendapatkan pelepasan hanya karena melihat wajahnya saja, tidak bisa di pungkiri Darco benar-benar tertarik dengan lelaki itu.
Jika tidak ingat jika dia sedang bersama para Kliennya, dia pasti sudah menarik lelaki itu ke hotel terdekat dan bercinta dengannya. Pikiran liar Darco memang sedikit mengerikan, apalagi dengan seringai iblis yang sering karab dia gunakan.
Darco menjatuhkan badannya ke atas kasur, matanya menatap langit-langit kamar dengan senyum bak iblis.
"Aku bersumpah anak menariknya ke Altar jika bertemu dengannya sekali lagi," ucapnya santai tapi terdengar tegas di telinga.
*****
"Harusnya kau tidak perlu menggunakan pakaian seksi lagi. Aku sering lepas kendali karena bentuk tubuhmu itu," ucap Singto lugas saat melihat pakaian yang di kenakan Aisyah.
Wanita cantik umur perkiraan 25 tahun itu memutar bola matanya malas, siapa yang dulu oernah bilang tidak akan tergoda sekalipun dia telanjang? Cih munafik, ingin sekali Aisyah berteriak begitu di deoan wakah Singto. Tapi dia masih punya akal sehat, di tidak akan pernah memalukan dirinya sendiri dengan menggangu lelaki seksi yang berstatus tunangannya itu.
"Kendalikan diri Singto, astaga kau benar-benar mengerikan. Kita akan pergi ke pesta ingat?" Peringat Aisyah sedikit tidak percaya. Dia tidak pernah tau dengan segala keanehan Singto belakangan ini, dia makin sering memperlihatkan ketertarikkannya oada tubuh Aisyah.
Matanya bahkan terang-terangan menatap payudara sintalnya, atau tangan nakalnya itu sering masuk ke bawah rok tipisnya. Membelai dan memainkan pusat nikmat tubuhnya dengan jari-jari nakal lelaki itu, lalu mengigit keras kulit lehernya.
Kegilaan itu sering karap membuat Aisyah kewalahan, Singto sudah mirip seperti lelaki maniak seks yang tidak bisa hidup tanpa belaian. Staminanya benar-benar mengerikan, Aisyah bahkan sering kelelahan karena napsu Singto sedang mengila.
"Aku benar-benar ingin bercinta denganmu," ucap Singto lugas. Seolah dia hanya mengatakan ingin mandi, permintaan yang membuat mata Aisyah melotot marah, Astaga Singto lasti sudah gila.
"Hilangkan pikiran kotormu Sing, kita akan segera sampai." Aisyah menatap Singto tidak percaya, gedung pesta yang akan mereka datangin sedikit lagi akan sampai. Jadi bagaimana bisa pikiran kotor Singto malah berseliweran sekarang, dia benar-benar tidak ingat tempat.
"Ini karena baju sialanmu itu. Sialan baju ini benar-benar membuat juniorku bangun," ucap Singto memaki. Merasa kesal dengan baju kurang bahan yang digunakan Asiyah sekarang.
Padahal kalau boleh jujur pakaian Aisyah tidak seterbuka itu, bahkan Aisyah rasa ini sudah sedikit tertutup.
Dia menggunakan gaun sebatas paha dengan belahan panjang di belakang, lalu di depan dadanya juga dibuah belahan sedikit kebawah, maka jika dia menunduk sedikit saja maka akan memperlihatkan benda yang selama ini selalu tertutup baju itu."Sialan," maki Singto lagi saat Aisyah keluar daro mobil. Karena sedikit menunduk Singto jadi dengan bebas bisa melihat belahan dada Aisyah karena wanita itu memang tidak menggunakan bra. Ini benar-benar cobaan berat, batin Singti gelisah.
Selain bercinta dengan bruntal, Singto juga sering karap memikirkan teriakkan kesakitan Aisyah, atau rintihan meminta ampun dari wanita itu. Atau bahkan tangisan memilukan yang terasa sangat indah di telinga Singto, sejak hari percintaan panjang mereka kemaren. Dia memang sering kalang kabut karena kehadiran tunangannya itu, menariknya ke dinding dan mensetubuhi wanita itu dengan bruntal benar-benar sedang Singto pikirkan sekarang.
Sialan, dia makin gila saja.
*****
Darco memarkirkan mobil hitamnya di parkiran, hari ini dia diundang pesta pernikahan salah satu rekan bisnisnya. Jika tidak ingat kalau yang menikah adalah teman baik ayahnya, Darco pasti sudah berada di club dengan memperkosa para lelaki manis yang dia temui.
Kebiasan seks bebas memang sudah mendarah daging di tubuhnya, dan karena lelaki manis yang dua temui kemaren sering membuat juniornya sering karap tidak bisa bangun jika tidak di sentuh oleh lelaki manis, tapi saat memikirkan wajah lelaki itu saja Junior Darco langsung berdiri dengan tegak, seolah pusat dunianya ada pada wajah manis itu.
Darco tidak bisa membayangkan bagaimana jika lelaki itu ada di ranjangnya, terbaring pasrah dengan wajah lemasnya. Baru memikirkan itu saja sudah membuat Darco hony, sialan dia harus menenangkan diri.
Setelah merapikan sedikit penampilannya, Darco memasuki ruang pesta. Berbagai jenis orang sudah hadir di acara itu, dan Darco mulai muak di sana.
Tatapan lapar dan mengoda banyak di layangkan kepadanya, siapa lagi pelakunya jika bukan para wanita-wanita jalang, dari dulu Darco memang sudah membenci tatapan itu. Mereka bertingkah seolah Darco minat saja dengan salah satu di antara mereka, selain lelaki manis Darco sama sekali tidak tergoda.
"Hy bro."
Darco memutar tubuhnya saat merasakan tepukkan pelan di bahunya, dan seketika senyum terbit di bibirnya saat indra matanya menatap Singto. Salah satu rekan bisnisnya yang juga berstatus sebagai teman baik pria itu.
"Kapan kau kembali ke sini? Sudah lama aku tidak melihatmu?" Tanya Singto penasaran.
"Sudah 2 hari yang lalu, aku ada pekerjaan di sini. Karena itulah aku kembali," jawabnya.
"Ahhh, kau makin populer saja. Kenapa kau tidak kencani salah satu gadis-gadis itu saja," ucap Singto mengoda.
"Seolah kau tidak kenal aku saja. Mereka sama sekali bukan seleraku," ujar Darco dengan memutar bola matanya malas.
"Hahaha, ternyata kau masih menyukai lelaki manis. Dasar maniak lelaki," ucap Singto geli.
"Seakan kau tidak saja. Seingatku dulu kau bahkan sampai memperkosa Andi, salah satu teman baikku." Ingatkan Darco dengan senyum sinis. Mengingat kembali kenangan-kenangan mereka semasa kuliah dulu.
"Astaga kau masih ingat saja. Padahal itu sudah sangat lama," ucap Singto dengan senyum engan.
Mereka saling tertawa, mengenang kelakuan mereka sejak masa kuliah dulu. Bagaimana mereka sering berlomba-lomba untuk saling banyak mana memperkosa lelaki, mereka berdua memang gila. Bahkan sampai sekarang, dasar brengsek.
Finist, sebenernya masih ada sedikit ide. Tapi dah capek ngetik, dah lah sampai sini aja. Lanjut besok deh kalau nggak mager, jangan lupa like, comen and follow guys.
Salam sayan
Cewe Gila
KAMU SEDANG MEMBACA
Maniak Seks
RandomKrist Hidup di Kota metropolitan yang begitu besar begini memang sulit, apalagi dengan keadaanku yang bisa dibilang begitu menyedihkan. Di awal kedatanganku ke Kota besar ini saja aku sudah menggalami ke sialan, bertemu pria mabuk yang sialnya begit...