Maniak seks

6.2K 75 10
                                    

Jangan lula like, come and follow guya. Gomawo.

Sory ya gue lama up, biasa orang sibuk. Mau gimana lagi, so untuk mengingat cerita ini, kalian bisa baca dulu part sebelumnya biar bisa inget lagi alurny.

So, nggak usah banyak bacok lagi mari kita langsung ke ceritanya.

Happy Reaning

"Sial, aku lelah sekali. Sekarang aku juga sangat lapar," ucap Aisyah dengan nada lelah yang terselip di suaranya.

Badannya benar-benar terasa sangat remuk, sudah bisa di pastikan mengoda Singto adalah hal gila yang tidak akan pernah lagi dia lakukan. Dia baru tau kalau ternyata Singto itu adalah lelaki maniak seks, sial dia pasti sudah gila karena berusaha mengoda lelaki ini.

"Kau ingin makan? Mau aku pesankan?" tanya Singto, mungkin karena kasihan dengan wanita yang berstatus tunangannya itu. Dia merendahkan diri untuk memesankan makanan untuknya, atau mungkin karena alasan yang lainnya---

"Iya, kau bisa pesan makanan untukku. Aku lapar sekali," ucap Aisyah manja dan meletakkan kepalanya di dada bindang Singto.

Entah sengaja atau pun tidak tapi efek yang di timbulkan wanita itu benar-benar besar pada tubuh Singto. Bagaimana bisa gairahnya kembali naik hanya karena sentuhan ringan dari wanita ini, sialan. Efek seperti ini benar-benar meresahkan untuknya, dia sudah seperti lelaki gila seks.

Singto meremas buah dada Aisyah dengan tangannya, tidak bisa di pungkiri dia benar-benar suka dengan benda itu. Payudara Aisyah benar-benar pas di tangannya, walaupun itu tidak besar tapi sangat enak saat di mainkam seperti ini.

"Sial Singto. Tolonglah sudah dulu, aku benar-benar lelah." Aisyah membuang nafasnya tidak percaya, mereka sudah bermain begitu banyak ronde. Dan sekarang dia juga tidak sedang mengoda lelaki itu, tapi kenapa dia masih juga bergairah.

"Aku tidak akan melakukannya lagi, emmm mungkin untuk sesaat." Gumam Singto tidak yakin. "Aku hanya akan memainkannya saja," lanjutnya lagi.

"Tubuhmu benar-benar indah," ucap Singto pelan. Bibirnya bergerak ke arah buah dada Aisyah, mengemut nipple wanita itu. Dia bahkan sudah mirip seorang bayi yang sedang menyusu pada ibunya, menyedot nipple Aisyah seakan itu bisa keluar susu.

"Kemana saja matamu selama ini," ujar Aisyah sinis.

"Benar-benar wanita pengoda," desis Singto tajam. Dia merasa seperti lelaki gila seks yang tidak bisa lepas karena tubuh wanita.

Biasanya dia cuma akan bergairah jika bersangkut paut dengan lelaki, tapi lihat saja dia sekarang. Dia bahkan tidak bisa berhenti mendesah karena tubuh wanita, sialan Singto merasa dikhianati tubuhnya sendiri sekarang.

Ngomong-ngomong soal lelaki, ingatan tentang satu nama sedikit menggangu pikiran Singto. Bagaimana keadaan Krist? Apakah dia baik-baik saja? Dari kemaren Singto tidak melihat lelaki manis itu.

Apakah dia--- "Akhhhh," erang Singto saat merasaan sengatan pada penisnya.

Matanya melirik ke tubuh bagian bawahnya, tangan seseorang sedang menggangam benda kebangganya itu dengan tangan kecilnya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Singto mengeram.

Singto sudah pernah mengatakan kan, dia tidak akan berusaha menahan hasratnya jika Aisyah mengoda tubuhnya. Dia tidak akan pernah berhenti sampai wanita itu menutup matanya, terdengar sadis memang. Tapi Singto tidak perduli, dia tidak akan tanggung jawab dengan yang terjadi setelahnya.

"Kau melamun," desis Aisyah sinis. "Aku sangat benci kau memikirkan hal lain saat sedang bersamaku," lanjut Aisyah kesal. Dengan sengaja dia menggengam kuat penis Singto, membuat lelaki seksi itu mengerang seketika.

"Jangan memancingku lagi, sialan." Maki Singto kesal.

"Kalau begitu berhenti mengabaikanku," ucap Aisyah membalas.

"Ak---"

Ting tong

Suara dering bel terdengar, keduanya saling pandang-pandangan, sampai Akhirnya Singto yang beranjak terlebih dahulu. Memakai jelan pendek yang berada di lantai lalu berjalan menuju pintu Apertemen.

"Siapa?" tanya Aisyah setelah Singto kembali dari kembuka pintu.

"Makanan kita," jawab Singto pelan. "Kau ingin makan di mana?"

"Disini saja, Vaginaku sakit untuk berjalan. Dan aku juga sudah sangat lelah," jawab Aisyah pelan.

Singto membawa piring yang berisi makanan dan memberikannya pada Aisyah. Membiarkan wanita itu makan dengan lahapnya, dia bahkan tidak ada angun-angunnya saat makan.

"Pelan-pelan saja, tidak akan ada yang akan mengambil makananmu itu. Itu untukmu sendiri," ucap Singto memberi tau.

"Tapi aku sangat lapar sekarang," ucap Aisyah tidak jelas. Dia bahkan tidak perlu repot-repot untuk mengunyah dulu.

"Habiskan dulu yang dari mulutmu, astaga. Kau benar-benar rakus," ucap Singto tidak habis pikir.

"Itu karena aku sangat lapar sekarang, aku sudah tidak bisa menahannya lagi."

*****

Krist memasukkan sesendok nasi ke mulutnya. Mau bagaimana pun yang menimpa dirinya, tapi dia tidak boleh lemah. Dia harus kuat agar bisa menghadapi dunia yang kejam ini, hanya karena dia diperkosa lelaki bukan berarti dunianya hancur.

Bagaimanapun juga hidup Krist masih panjang, hidupnya tidak akan hancur gara-gara sprema Singto. Dia lelaki normal ingat? Dia tidak akan pernah hamilkan? Lagian hamil hanya untuk anak Wanita? Dan selarang dia adalah lelaki, mana mungkin dia akan hamil.

"Jika bertemu lagi dengannya, aku akan langsung membunuhnya." Janji Krist diantara geramannya.

Marah, kesal, sedih dan kecewa pada dirinya sendiri seperti ini benar-benar membuat Krist bagaikan orang yang tidak layak hidup. Dia makan hanya agar bertenaga untuk mencari uang, selebihnya dia sudah seperti mauat hidup kalau boleh jujur.

Seperti yang di lihat, diperkosa Singto benar-benar membawa pengaruh buruk untuk mental Krist. Hanya tinggal menunggu waktu saja sampai batas kesabaran lelaki manis ini hilang, karena sudah dapat di pastikan kalau kesabarannya sudah hilang dia pasti akan gantung diri, benar-benar gantung diri.

*****

"Aku sangat kenyang," ucap Aisyah sambil mengusap-usap perutnya, entah berapa piring dia makan barusan. Tapi sepertinya itu bukan jumlah yang bisa di katakan sedikit, sepertinya dia sangat kelaparan tadi.

"Bagaimana mungkin tidak kenyang, kau bahkan memakan juga bagianku," ucap Singto pelan. Seolah dia sama sekali tidak masalah dengan itu semua.

"Mau bagaimana lagi, aku sangat lapar barusan. Dan tenagaku juga sudah habis karena nercinta denganmu," ucap Aisyah tanpa dosa.

"Sepertinya itu ide yang bagus," ucap Singto tiba-tiba.

Aisyah menatap Singto bingung. "Apa?" tanyanya ingin tau.

"Bercinta, ayo bercinta lagi." Ajak Singto santai. Seolah dia hanya meminta di belikan gorengan, padahal tadi sebelum makan mereka sudah banyak kali bercinta. Sakit yang Aisyah rasakan bahkan belum hilang, jadi bagaimana mungkin kini Singto kembali ingin bercinta dengannya? Apakah Singto ini gila?

"Astaga, cukup Singto. Apakah kau akan berhenti jika aku pingsan? Aku bahkan hampir pingsan sekarang," ucap Aisyah kesal.

"Sepertinya itu bukan ide yang buruk," ucap Singto dengan senyum miringnya.

Dam shit.

Selesai, finis dan tamat.

Huaahahahahaaha, tamat dah ya. Bodo amatlah! Suka-suka penulianya aja.

So, selamat berhalu ria thayang semua.

Salam sayang
Z---

Maniak SeksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang