4

6.9K 137 6
                                    

Happy Reading

Yuhuyuhu sobat semua, gimana-gimana yang kemaren??? Pada diem-diem bae kalian. Nggak ada niatan comen gitu? Dih, dasal nak dakjal. Asstaufirullh, dahlah lanjut aja.

Author pov

Krist menyentuh jantungnya yang berdetak keras, lalu kembali menatap bangunan besar di depannya. Perasaan minder memang selalu ada, dan Krist sedang mengalami itu sekarang.

Perasaan takut kalau nanti lamarannya akan di tolak, walau Krist juga sudah mempersiapkan hati untuk itu. Bagaimana pun juga dia sadar, dirinya yang seperti ini tidak akan punya kesempatan banyak.

"Ahhh, kenapa aku malah berfikir negatif begini?" Gumam Krist geram. "Ayolah Krist, kau bisa." Lanjutnya lagi dengan percaya diri.

Setelah mempersiapkan hati dan raganya, Krist menekan bel rumah tersebut. Menunggu beberapa saat hingga pagar besar itu terbuka dengan lebar, dan seketika Krist langsung membelalakkan matanya lebar. Demi ikan Arwana, tempat ini sungguh menabjubkan.

.
.
.

"Jadi, siapa namamu?"

Krist menautkan kedua tangannya gugub, ya Tuhan kenapa dia jadi setakut ini. Padahal wanita di depannya hanya bertanya siapa namanya, Astaga.

"Krist, nyonya." Krist menjawab pelan. Jantung dan tubuhnya masih tidak singkron dengan otaknya, padahal dia sudah berusaha tenang dan biasa saja. Tapi entah kenapa keringat dingin malah turun lebih banyak dari dahi mulusnya, membuat perasaan takut dan gugub memuncak lebih tinggi kepermukaan.

"Berapa umurmu?" Tanya wanita itu lagi.

"2... 25 tahun nyonya." Jawab Krist terbata.

"Kau punya sim?"

"Punya nyonya."

"Baiklah, kau diterima." Wanita itu menatap Krist dengan senyum lebar.

"Haa? Saya apa..." Krist tidak dapat melanjutkan kata-katanya. Dia apa barusan? Di terima? Segampang itu?

Krist masih terdiam kaget, masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan wanita di depannya. Apakah dia memang diterima atau wanita di depannya ini hanya bercanda? Tapi kenapa semudah itu?

"Ha ha ha, kau lucu sekali. Aku sungguh tidak tahan melihat wajah malumu Krist, sangat mengemaskan."
Sesaat Krist terpana, kenapa senyum wanita itu sangat menawan? Ya Tuhan, Sadarlah krist. Dia majikanmu sekarang, enyahkan pikiran tidak masuk akalmu.

"Perkenalkan Namaku Aisyah, kamu boleh memanggilku Nyonya seperti tadi atau dengan Aisyah saja tidak papa," ucap Aisyah memperkenalkan diri. "Seperti yang kamu ketahui, aku adalah tunangan dari pemilik rumah ini. Nanti akan aku kenalkan dengan tunanganku, dan kau di sini sebagai anak buahku."

Krist mengkerutkan keningnya bingung. Anak buah? Bukankah dia melamar sebagai supir pribadi? Apakah dia salah membaca, pikir Krist bingung.

Seakan paham dengan apa yang dipikirkan Krist, Aisyah lebih dulu menjelaskan singkat.

"Aaa aku tau kau melamar sebagai supir, tapi bukan hanya itu. Kau harus menjadi mata-mataku," ucap Aisyah lagi.

"Mata-mata apa Nyonya?" tanya Krist penasaran.

"Pertanyaan bagus," gumam Aisyah pelan. "Kau---"

Maniak SeksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang