20

2.9K 52 94
                                    

Allo aing back, dah berapa lama ya hiat? Ga tau juga lah dah lupa, langsung ae ya? Aing ga bisa ngetik, lemas letoy lesu. Anjay.

Jangan lupa komen and vote, makasih.

Happy Reading

Aisyah memasang cock ring ke pangkal penis Singto, membuat lelaki dewasa itu memajamkan matanya sakit. Lalu meremas seprai di bawahnya tidak kalah eratnya, demi Tuhan rasanya luar biasa sakit.

"S-sakit sialan," desis Singto geram.

Nafasnya tidak beraturan karena manahan orgasme yang hampir saja datang. Wanita yang berstatus tunangannya itu benar benar tega, dia bahkan sama sekali tidak membiarkan setetes percum pun keluar.

Aisyah tersenyum manis, lalu membelai pangkal penis Singto pelan, menatap wajah kesakitan Singto dengan senang, rasanya sangat seru dan menyenangkan. Libidonya bahkan makin naik karena wajah kesakitan Singto.

Dengan jahil Aisyah mengocok penis Singto cepat, meremasnya bahkan dengan jahil menekan kedua bola kembar Singto tidak beraturan. Membuat Singto makin gila karena gelombang kenikmatan dan kesakitan yang di alaminya secara bersamaan.

"S-stopp ahhhh, l-lepasss saya mau kel--uarrr eghhhh," erang Singto mengila.

Tangannya makin erat mengcengkram seprai di bawahnya, rasanya nikmat dan makin sakit karena tidak bisa mendapatkan pelepasannya.

Aisyah bisa merasakan penis Singto makin membesar seakan ingin melepaskan orgasme nya, tapi sayang tidak ada setetes percum yang keluar dari penis Singto.

"Sial, rasanya sakit sekali." Batin Singto pasrah.

Rasanya tidak bisa di deskripsikan, dia ingin lebih. Tapi penisnya juga merasakan sangat sakit karena tidak biaa keluar, dia tidak tau kalau selama ini Aisyah juga sama sadisnya.

"C-cukup sialan, jangan menyiksaku lagi." Desis Singto geram.

Aisyah terkekeh pelan, lalu mendekatkan wajahnya ke penis Singto. Mengecup pucuk penis lelaki itu pelan, mengigit kecil, lalu memasukkan keseluruhan batang itu ke mulutnya.

Memainkan benda panjang itu bagaikan lolipop rasaksa, walau tau penis Singto sangat besar dan tidak masuk keseluruhnya dan mulut Aisyah, wanita itu tetap maksa memainkan benda itu dengan mulutnya.

Singto memejamkan matamya nikmat, sialan mulut binal Aisyah benar-benar membuatnya semakin gila.

Dia ingin menarik gadis itu dan meremas dadanya kuat, mensetubuhi Aisyah dengan kasar. Sialan, dia benar-benar sudah tidak tahan untuk melakukan itu semua.

"Eghhhh per--cepatt," ucap Singto terbata.

Tangannya meremas seprai lebih kuat lagi, menyalurkan perasaan nikmat yang tiada tandingannya.

"Ahhhh Cummm," rintih Singto kesakitan. Dia hampir keluar, tapi tidak ada setetes percum pun yang keluae karena ulah cock ring yang menahan pangkal penisnya. Sialan, itu sakit sekali.

Aisyah terkekeh pelan, lalu menjauhkan wajahnya dari penis Singto. Menjulurkan lidah binalnya, dan menjilat ujung lubang penis Singto. Seolah mengoda lelaki itu untuk mengeluarkan orgasmenya itu.

"Sialan, itu sakit sekali." Desis Singto mengila.

Rasanya benar benar tidak bisa di deskripsikan, semakin banyak rasa nikmat yang Aisyah beri, maka akan semakin sakit juga penisnya. Bensa itu bahkan sudah berubah warna sedikit kebirukan karena menahan percum terus menerus. Dan demi Tuhan rasanya sakit sekali.

"Emmm sayang sekali, tapi ini belum berakhir. Maaf nee, kau harus menahannya sedikit lebih lama lagi." Beritahu Aisyah pelan dan meremas penis Singto kuat.

Maniak SeksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang