2

14.3K 194 12
                                    

Happy Reading

Ehm ada yang penasaran sama lanjutan yang kemaren? Huahuahhhha, gila kan ya? Tangan author bersoda banget emang, astaga. Dan sialnya gilanya ini udah merambat ke sel-sel otak.
Okeh deh jan banyak bacot lagi, langsung aja. Jan sinder kalian pembaca, jelek-jelek gini hasil otak Author tau huahhahahaha

Author pov

Sepasang anak manusia masih bergulat dengan alam mimpinya. Matahari bahkan sudah tinggi tapi dua lelaki itu masih tidur dengan berpelukkan dan jangan lupakan dengan keadaan mereka yang sama sekali tidak memakai busana di bawah selimut.

Pakaian dan celana berserakkan di bawah kasur, sepertinya mereka baru saja melakukan adegan gulat yang harus di sensor.

"Eghhhhh."

Laki-laki dengan ketampanan di atas rata-rata itu mengeram dalam tidurnya, berusaha menyesuaikan diri dengan pencahayaan sekitar. Badannya mengeliat, tapi saat merasakan kalau ada tangan yang memeluk badannya dia jadi menghentikan acara peregangannya.

"Kenapa ada tangan?" batin Singto heran.

Iya dia adalah Singto, tepatnya Phi Singto. CEO di perusahaan terkenal di Thailand, tidak ada yang tidak kenal dengan laki-laki tampan yang seksi itu. Tidak terkecuali, laki-laki saja bisa terpincut dengan ketampanannya yang tidak manusiawi.

"Siapa laki-laki ini?" gumam Singto bingung.

Singto berusaha melepaskan pelukan Krist, tapi bukannya lepas. Pelukkan itu malah makin erat, kepala Krist bahkan sampai mendusel-dusel ke dada Singto. Membuat laki-laki seksi itu mengerang seketika, sial dia mengodanya.

"Hy lepaskan aku," ucap Singto berusaha tetap setabil. Kepalanya masih sedikit pusing dan dia tidak tau kenapa dia bisa ada di sini dan seruangan dengan laki-laki ini.

"Eghhhh mmmm." Krist mengeliat dalam tidurnya, sepertinya dia terngangu dengan pergerakkan Singto barusan.

"Apakah sudah pagi," gumam Krist pelan, dia duduk sambil mengusap-ngusap matanya.

Mata Singto membulat saat melihat Krist yang sama sekali tidak menggunakan apa-apa, sama seperti keadaannya barusan. Sial apa yang baru saja mereka lalukan, dan kenapa dia ada di sini?

Sepertinya Krist masih belum sadar dengan keadaan tubuhnya dan kehadiran Singto, laki-laki manis itu turun dari kasur dan berjalan menuju kamar mandi. Dan saat itu juga Singto langsung menelan ludahnya kasar, astaga. Krist sama sekali tidak menggunakan sehelai benangpun, dan dia berjalan begitu saja di depan Singto. Apakah dia ingin mengodanya?

"Akhhh." Ringis Krist saat dia berjalan satu langkah. Tubuh bagian bawahnya begitu sakit dan nyeri, apakah dia---

Mata Krist langsung terbuka lebar saat mengingat tadi malam. Dengan cepat dia langsung berbalik badan, dan kali itu juga rasanya Krist seperti hilang kendali. Apalagi dengan Singto yang melihatnya dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

"Kau?!!" Krist terdiam, tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Lalu matanya melihat sekeliling, pakaiannya berserakkan di sekitar. Jadi pergulatan mereka tadi malam bukan mimpi, bagaimana bisa.

Krist memengangi kepalanya yang terasa pening, jadi dia benar-benar di perkosa tadi malam. Ya Tuhan bagaimana bisa ini terjadi padanya, dia di perkosa oleh laki-laki? Ini sangat memalukan.

"Enggg, bisakah kau memakai dulu pakaianmu? Itu sedikit menggangu," ucap Singto salah tingkah.

Mendengar ucapan Singto Krist langsung melihat badannya dan saat itu juga dia langsung membelalak. Astaga dia tidak menggunakan sehelai kain pun di badannya, dan dari tadi laki-laki itu---

Maniak SeksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang