Happy Reading
Mian guys, gue suka ngilang-ngilang kek Wonder women. Tapi ya gimana, rahasia perusahaan soalnya.
I'am Soory, but. I'am it's okey. Okeh mari kita lanjut menyiksa hati, nurani, batin, fisik Krist wkwkwkw. Suka gue nistain uke, kek ada bahagia-bahagianya gitu. Okeh hayuk lanjut...Typo bertebaran karena ini sama sekali belum direvisi, selamat mengotori otak dan mata kalian
"Eghhhh, tol--ahhh." Krist makin mengeratkan ngengamannya ke tiang kasur, menyalurkan perasaan frustasu yang amat sangat dia rasakan. Penyiksaan dan serangan bertubi-tubi dari Singto sungguh membuat tubuhnya terasa mati rasanya, sekuat apa pun dia mencoba menahan tapi tetap saja. Dia serasa kalah, dan tubuhnya mengkhianati apa yang sedang dia rencanakan diotak kecilnya.
"Hghhh, ahhh. Oghhhh," desah Krist mengila, tapi lagi sewaktu tangan Singto mengocok penisny kuat, membuat getaran aneh di holenya. Terasa gatal dan ingin seger dipuaskan, dimasuki dengan kasar dan dihancurkan secara perlahan.
Krist tidak tau dia kenapa, dia sudah mirip seperti jalang yang haus belaian sekarang. Tapi saat Singto memperlakukannya dengan kasar, tubuhnya malah merespon dengan baik. Seolah tubuhnya menyukai apa yang dilakukan Singto, perlakuan kasarnya terasa seperti belaian. Ada apa dengannya?
"Aku ingin memasukimu dengan kasar Krist, membuatmu memohon untuk berhenti. Ahhh, rasanya sungguh membuatku sange." Singto menjilat dan mengigit-gigit kecil Nipple Krist, mengabaikan erangan tertahan dari lelaki manis dibawahnya.
"Aku tau kau juga sudab tidak tahan," ucap Singto lagi. Sengaja memperlambat semua gerakkannya, memainkan kewarasan Krist yang sudah berada ditahap mengkhawatirkan.
"Nghttt, ahhhh." Singto menyentuh penisnya yang sudah menegang, lalu mengarahkannya ke arah lubang hole Krist yang masih kering.
"Heh? Ahhh, tunggu dulu." Krist sangat panik saat Singto akan memasukinya, tidak ada pelumas? Tanpa pemanasan? Langsung saja? Apakah dia gila. Batin Krist berteriak takut, semua ini gila.
"Aghhhh!"
"Huffd ahh ahh ghtt," erang Singto nikmat.
"Sial itu sangat besar," batin Krist sakit, tangannya mengcengkram makin erat ke sandaran Kursi. Wajahnya melihat ke arah samping, air mata turun mulus pipinya.
"Apakah sakit?" tanya Singto sambil mencium diarea leher Krist. Membuat tanda merah kepemilikkannya dileher mulus lelaki manis itu.
"Tentu saja bajingan sialan," maki Krist dengan air mata yang turun deras.
"Aku suka itu," ucap Singto dan mengigit Nipple Kris kuat.
"Ahhhh," teriak Krist kaget. Dia memejamkan matanya lama, dan tanpa dia sadari Singto langsung mengeluarkan masukkan penisnya cepat.
"Haaah, Ahhhh, ahhh. Nghhh!"
"Haah Huff hahh."
"Aghhh, Hah Hah Haaaah!"
"Singto ada apa denganmu? Berhenti," ucap Krist panik. Tunggu tidak di dalam, batin Krist menjerit.
Senyum miring terbit disudut bibir Singto, dia makin mempercepat tempo kocokkannya. Lalu membenamkan penisnya dalam dam keluar di dalam tubuh Krist.
Croot croot
"Hah hah Aghhhh," desahnya setelah mencapai pelepasannya.
"Hngh, Haaa haaa. Oaghhhh," Krist juga mengigit bibirnya kuat saat dia juga keluar, tapi sayangnya tidak ada setetes percum pun yang keluar.
Singto mengeluarkan penisnya daro hole Krist, lalu mengangkat kaki Krist ke atas.
"Berputar," perintah Singto dan membalikkan badan Krist. Lalu kembali memposisikan penianya di depan lubang hole Krist.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maniak Seks
RandomKrist Hidup di Kota metropolitan yang begitu besar begini memang sulit, apalagi dengan keadaanku yang bisa dibilang begitu menyedihkan. Di awal kedatanganku ke Kota besar ini saja aku sudah menggalami ke sialan, bertemu pria mabuk yang sialnya begit...