Huahahahhahah, gimana yang part sebelumnya guys? Merasa tergoda untuk melihat ena-ena antara Singto sama Aisyah?
Mimin sebenernya mau buat sih, cuman ya gimana ya. Keknya entar kalau di deskripsikan sejelas itu kalian bisa ngiler deh, so bayangin dalam pikiran kalian aja ya. Huahaahahaha.
Happy Reading
"Shitt," umpat Singto dan makin mempercepat sodokkannya, dia yakin sebentar lagi dia akan sampai yang entah sudah keberapa kalinya sejak tadi.
Yang dia pikirkan adalah, bagaimana memasukkan penisnya lebih dalam lagi ke vagina Aisyah. Membuat wanita di bawahnya mengerang bahkan sampai merintih, dia akan menunjukkan pada wanita itu apa sebenarnya seks itu.
"Oghhhh Shitt. Terlalu nikmat," ucap Aisyah dengan nafas tidak beraturan. Tangannya mengcengram seprai dengan erat, dia yakin kalau sekarang vaginanya pasti sudah lecet. Rasanya sudah agak perih, tapi sepertinya Singto masih jauh dari kata selesai.
Tangan Singto mulai merayap ke arah payudara sintal Aisyah, meremasnya erat sambil sesekali menyusu di sana. Memainkan nipple wanita itu, membuat dia terbang dan melambung ke angkasa karena kenikmatam dunia.
"Emphhhh aghhhhh, ompahhhhhh."
Desahan, erangan, makian serta sumpah serapah terus keluar dari mulut Singto. Sepertinya lelaki tampan itu sedang melambung sekarang. Dia juga semakin mempercepat sodokkannya, membuat bunyi-bunyi dari dua alat kelamin yang saling bertemu.
Croot croot
Singto ambruk di badan Aisyah saat sudah mengeluarkan percumnya. Entah sudah berapa lama mereka bermain, tapi yang jelas mereka berdua benar-benar baru saja melakukan kegiatan yang begitu panas.
"Badanku rasanya remuk," ucap Aisyah pelan. Dia mengeserkan badannya dari Singto, yang hal itu mengakibatkan payudaranya bergesekkan dengan dada bindang Singto. Membuat lelaki tampan itu mengerang seketika.
"Kau kenapa?" tanya Aisyah saat mendengar desahan Singto.
"Jangan mengodaku lagi. Atau aku benar-benar tidak akan berhenti sampai kau terkapar pingsan," ucap Singto tajam.
"Dasar maniak seks."
*
*
*"Sialan, tanda ini tidak mau hilang." Entah sudah keberapa kalinya Krist mengumpat. Mengeluarkan seluruh kata umpatan yang dia punya, dan tangannya juga tidak tinggal diam. Terus bergerak untuk mengosok area lehernya yang merah-merah, terlihat begitu jelas.
"Aku benar-benar ingin membunuh lelaki berengsek itu."
"Sialan."
"Kenapa dia tidak mati saja."
"Singto setan."
"Anda saja aku punya kekuatan super, aku pasti akan menebas kepalanya."
"Akhhhhhhh," jerit Krist sudah mulai hampir kesabaran. Tanda kiss mark di lehernya sama sekali tidak bisa hilang. Yang ada lehernya malah makin merah karena dia mengosokkannya terlalu keras.
Rasanya memang perih saat lehernya di gosok terus menerus, tapi sepertinya itu lebih baik dari pada melihat tanda bekas dari Singto ditubuhnya.
Dan sialnya tanda itu tidak hanya berada di lehernya saja, tapi hampir seluruh badan. Di pahanya bahkan lebih jelas dari pada di leher, yak apakah Singto itu maniak Seks? Apakah dia sudah kehabisan stok jalang sehingga memperkosanya sedemikian mengerikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maniak Seks
RandomKrist Hidup di Kota metropolitan yang begitu besar begini memang sulit, apalagi dengan keadaanku yang bisa dibilang begitu menyedihkan. Di awal kedatanganku ke Kota besar ini saja aku sudah menggalami ke sialan, bertemu pria mabuk yang sialnya begit...