Annyonghaseo yorobun, apa kabar semuanya? Emmm dah berapa lama ya kita nggak ketemu? Nggak ada yang kangen mimin gitu? Biasalahhh.
Btw aniwhy basewhy mimin kembali lagi dengan sejuta senyuman.
Jari-jari mimin juga udah pada kaku gara-gara jarang nulis, cerita yang lain juga jadi dapat balanya karena terbengkala. So berbahagialah gan, karena cerita pertama yang mimin tulus dulu adalah cerita ini. So mana tepuk tangannya.
Okeh okeh dah jangan banyak bacot lagi, so lagi lahhh.
Happy Reading
Aisyah menatap karya yang baru saja di buatnya dengan senyum lebar, tidak terbayang di kepalanya kalau ternyata dia memang sepintar ini. So, sekarang tinggal menunggu bayi besarnya bangun saja.
"Enghhhhh," erang Singto dalam tidurnya. Badannya bergerak tidak beraturan, tapi dalam keadaan yang antara sadar dan tidak Singto berusaha membuka matanya yang terasa sangat berat.
"Ahh apa ini?" Batin Singti bingung saat merasakan kalau kedua tangan dan kakinya sedang di borgol dalam keadaan terbalik.
Tangannya berusaha memberontak, tapi sekuat apa pun tenaga yang dia keluarkan sama sekali tidak membuahkan hasil, bukannya bebas Singto malah merasakan sakit di pergelangan tangannya karena borgol itu terlalu kencang mengikat kedua tangan dan kakinya.
"Jangan memberontak begitu phi sing, kau hanya akan menyakiti pergelangan tanganmu saja."
Suara dingin dan terdengar mengejek di belakang tubuhnya membuat Singto menerka nerka, apakah itu Asiyah? Dia yang membuat tubuhnya terikat begini? Tapi kenapa?
"K--kau? Apa yang kau lakukan?" tanya Singto dengan desisan sinis, tangannya terkepal erat tidak habis fikir dengan apa yang Asiyah lakukan dengan tubuhnya.
"Kenapa? Kaget? Tidak papa jangan tegang begitu, aku hanya ingin bermain-main sedikit dengan-- eghhhh inti tubuhmu," bisik Asiyah seksual di telinga Singto. Membuat lelaki itu meremang karena bergairah.
"Sial, lepaskan ikatan ini." Perintah Singto dengan geraman yang terdengar jelas di telinga Aisyah.
Senyum wanita itu menggembang, melepaskannya? Apakah Singto bercanda? Aisyah saja butuh perjuangan besar agar bisa membuat tubuh lelaki itu jadi terbalik begini. Dan lihat sekarang apa yang dia minta? Melepaskannya? Ha ha ha, tentu saja tidak akan semudah itu.
"Ya aku akan membebaskanmu, tapi-- tentu saja tidak dalam waktu dekat bukan?"
Tangan Aisyah membelai dada bindang Singto, lalu jari-jarinya juga bermain main dengan nipple Singto yang terasa kecil si tangannya.
"Enghhhhh," erang Singto meremang, didlonya naik gara gara kelakuan biadab tunangannya itu, gairahnya juga makin besar.
"Lepaskan tanganku," desis Singto geram, gara gara borgol yang mengingat tangannya ini dia jadi tidak bebas.
"Oh tentu saja tidak semudah itu sayang," ucap Aisyah seksual. "Mari bermain sebentar denganku." Lanjutnya lagi.
"Ngahhhhhh," erang Singto makin mengila saat tangan Aisyah berhenti di bukit gairahnya, memainkan benda panjang berurat itu dengan tangan kecilnya.
"Apakah ini enak Sing?" tanya Aisyah dengan nada mengejek.
Tangan wanita itu bergerak mengocok penis Singto dengan tidak berarturan, cepat lambat cepat lambat. Membuat Singto makin kelimpungan karena gairahnya terus di permainkan.
"Sial jangan menyiksaku," desis Singto geram. Dia ingin lebih, tapi sialnya sepertinya Aisyah masih ingin bermain main dengan tubuhnya. Tentu saja hal itu membuat Singto geram bukan main, dia di permainkan.
"Kenapa? Jangan terlalu terburu-buru Baby, aku masih ingin bermain main dengan tubuhmu ini." Jawab Aisyah dan berdiri dari baringnya.
Membiarkan Singto yang mamin gila karena gairah, tubuhnya benar benar di permainkan oleh Aisyah. Sial, dia tidak bisa apa-apa gara gara borgol di tangan dan kakinya.
"Lepaskan aku," ucap Singto kesal. Dia berusaha memberontak dengan menarik kuat kedua tangannya, tapi bukannya lepas borgol itu malah makin membuat pergelangan tangannya lecet.
"Akan semakin sakit kalau kau memberontak, diam lahh. Nanti tidak akan sakit lagi," ucap Aisyah menenangkan.
Tangan wanita itu membelai wajah Singto dengan lambat, memainkan gairah Singto yang sudah mencapau tahap mengkhawatirkan.
"Kenapa bayi besar? Kamu ingin lebih dari ini," ucap Aisyah serak.
Melihat wajah tersiksa Singto makin membuat Aisyah bersemangat, mari kita perlihatkan pada Singti bagaimana rasanya ketika tersiksa karena gairah.
Bagaimana saat kita ingin menuntaskan puncak kenikmatan tapi tertahan oleh sesuatu, saat bagaimana tubuh kita sudah lelah tapi di paksa terus mengeluarkan puncak kenikmatan. Hukuman kecil yang cukup manis akan Aisyah berikan pada Singto, tidak sulit membangkitkan didlo Singto jika dia sudah terbakar gairahnya sendiri seperti itu.
"Kau ingin apa?" tanya Aisyah mengejek saat Singto kembali menggerang.
"Sial lepaskan borgol ini Aisyah atau kau akan menyesal nantinya," desis Singto geram.
"Oh tidak semudah itu bayi besar," ucap Aisyah seksual dan membalikkan badan Singto dengan sekali putaran. Membuat lelaki itu kembali melengkuh karena merasakan agak sakit pada pergelangan tangan dan kakinya. Sial, Aisyah kasar sekali.
"Enghhhh aghhhhh," erang Singto mengila saat tanpa persiapan apa pun Aisyah langsung mengulum Penisnya dengan ganas. Memasuk dan menggelurkan dalam mulutnya yang hangat, membuat didlo Singto makin naik setiap detiknya.
"Enghhhhhh, maaa-kinnnn cep-aghhhhhh," erang Singto tidak beraturan.
Tangannya menggepal karena tidak tahan dengan kenikmatan yang Aisyah berikan. Rasanya seperti ingin meledak, tapi saat Singto rasa dia akan segera sampai. Dengan teganya Aisyah melepaskan kuluman penisnya itu. Membuat Singto berdecak kesal untuk entah yang keberapa kalinya.
"Oehhh maaf bayi besar, tapi permainan tidak akan seru kalau kau langsung keluar begitu bukan? Kita harus bermain-main dulu, kau mau kan?" tanya Aisyah dengan senyum mengejek.
"Sial," batin Singto kesal saat penisnya kembaki di permainkan oleh tangan nakal Aisyah.
Memutar-mutar dan memainkan lubang kecil uretranya, rasanya makin gila karena hal itu malah makin mrnambah gairahnya.
"Semakin cepatt," pinta Singto menohon, giginya bahkan sampai mengigit-gigit bibir tipisnya karwna kenikmatan. Dan saat dia akan keluar, Aisyah kembali menyiksanya dengan menutup penisnya dengan cock ring.
"Akhhhh, sak--it sialan." Maki Singto geram. Penisnya, demi tuhan rasanya benar benar sangat sakit.
Dia hampir keluar barusan, tapi Aisyah menutup penisnya dengan cock ring itu, sial. Rasanya seperti mau matu, karena seharusnya dua bisa menggelurkan orgasmenya tapi harus tertahan karena cock ring sialan itu.
Rasanya sakit, benar benar sangat sakit. Singto dominan dan saat dia di perlakukan seperti seorang sub seperti ini tentu saja tubuhnya jadi sangat sakit.
"Kau tidak boleh keluar dulu bayi besar, nanti permainannya jadi tidaj seru dong." Aisyah menatap Singto dengan mata bak anak pintar.
Sial dia semakin ingin membunuh Aisyah sangking geramnya, dia yakin ini semua tidak akan pernah cepat berakhir. Ahh baru begini saja rasanya Singto sudah mau mati, bagaimana jika lebih.
Hola hola, pendek ya? Ya emang. Kan dah di bilang mimun dah lama nggak nulis, otaknya juga udah berkarat keknya. Besok lah di asah lagi ya, kita mulai dari awal lagi.
So jangan lupa like, comen, and share ya teman teman.
Salam sayang
Cewe Gila

KAMU SEDANG MEMBACA
Maniak Seks
RandomKrist Hidup di Kota metropolitan yang begitu besar begini memang sulit, apalagi dengan keadaanku yang bisa dibilang begitu menyedihkan. Di awal kedatanganku ke Kota besar ini saja aku sudah menggalami ke sialan, bertemu pria mabuk yang sialnya begit...