Lucas melajukan mobilnya menuju apart milik salah satu sahabatnya, yang mungkin saja bisa membantunya menemukan dimana keberadaan Laura.
Setelah beberapa kali memencet bel apart milik sahabatnya, akhirnya ia dipersilahkan masuk oleh sang pemilik apart.
"Apa yang membuatmu datang kesini dijam seperti ini tuan ?" Tanya Jackson sinis karena tidurnya terganggu oleh kedatangan Lucas dijam 02.15.
"Tolong cari keberadaan pemilik nomor ini." Lucas meletakan ponselnya diatas meja yang menunjukan nomor milik Laura.
"Boleh aku tau siapa pemilik nomor itu ?"
"Laura, dia kekasihku."
"Sejak kapan ?" Jackson mulai bangkit dari duduknya, menuju salah satu ruangan dan diikuti oleh Lucas.
"Belum lama." Jawab Lucas.
Hening beberapa saat, hanya suara ketukan keyboard yang tidak beraturan mengalun diruangan tersebut.
"Menurut nomor yang lo kasih tadi, disini lokasi ponsel tersebut berada." Jackson menunjuk layar monitor pada komputernya.
"Bisa lebih jelas ngga lo nunjukin tempatnya."
"Iya iya nyet." Jackson menekan zoom pada layar monitornya.
"Disitulah kira kira kekasih anda berada bapak Lucas !" Lanjut jackson dengan penekanan disetiap katanya.
"Ngapain Laura disitu." gumam Lucas.
"Ya mana saya tau pak, emang saya dukun."
"Gw ngga nanya lo ya njing."
"Sans dong sat ngomongnya."
"Thanks jack udah bantu gw. Gw cabut dulu." Lucas menepuk bahu Jackson.
"Wait !" Jackson menarik jas Lucas.
"Why ?"
"Lo ngga curiga, ngapain cewek lo disana jam segini ?."
Lucas tampak berfikir sejenak, lalu duduk disamping jackson.
"Gw juga nggak tau, ngapain Laura disitu jam segini."
"Coba lo hubungin dia."
"Ngga bisa jack, ponselnya emang sengaja dimatiin kayaknya."
"Lo ada masalah ngga sebelumnya sama dia ?"
"Engga."
"Lo yakin ? Atau terjadi sesuatu sama hubungan lo mungkin ?"
"Engga ada jack. Hubungan gw baik-baik aja sama dia."
"Tapi tadi dia sempet ngehubungin gw dan dari suaranya dia kayak marah banget sama gw." Lanjut Lucas.
"Emang lo ngomong apa sampe bikin cewe lo marah ?"
"Gw nggak ngomong apa-apa, tapi tadi gw shareloc ke dia, dan gw lagi di club."
"Ya mungkin itu yang ngebuat dia marah."
"Enggak mungkin Jack, dia nggak mungkin marah cuma gara-gara gw ke club bareng temen-temen kampus gw dulu. Dia bukan tipe cewek yang gampang ngambek gitu jack."
"Ya terus kenapa dia bisa marah gitu anjing ?"
Lucas nampak berfikir kembali.
"Wait wait, gw tadi sempet ketemu angel diclub, gw nggak tau siapa yang ijinin dia masuk ke room yang gw sewa sama temen-temen gw."
"Terus-terus ?"
"Angel minta foto bareng sama gw, dan gw ngga mau, akhirnya kita foto bareng sama temen-temen gw juga, tapi posisinya dia duduk dipangkuan gw, sambil ya nyender nyender gitu lah, dan dia juga sempet nyium pipi gw, lo tau sendiri kan dia gimana."
"Terus lo biarin dia duduk dipangkuan lo sambil nyender terus nyium nyium gitu ?"
"Ya gimana lagi, lagian kalo gw nolak ntar dikirain gw bikin malu dia, soalnya diruangan itu ngga cuma ada gw sama temen-temen gw tapi ada temen-temen agensi Angel juga."
"Dan lo nggak mikirin gimana perasaan cewe lo kalo dia tau ada cewe lain yang nyium lo."
"Tapi Laura nggak ada disitu jack."
"Bego lo emang. Lo mikir nggak sih, bisa aja Angel ngirim fotonya ke cewe lo ?."
"Nggak mungkin Angel punya kontaknya Laura."
"Lo lupa gimana Angel dulu sama mantan mantan lo."
Lucas terdiam merutuki kebodohannya.
"Gw nggak tau siapa Laura, dan gw juga nggak kenal siapa Laura. Tapi coba lo bayangin kalo lo diposisi Laura. Gimana perasaan lo."
"Apa dia pernah bikin kesalahan fatal sama lo, sampai lo biasa aja nyakitin dia dibelakang dia kayak gitu ?" Lanjut jackson.
Lucas terus menundukkan kepalanya menyadari betapa bodoh dirinya.
"Terus gw harus gimana sekarang Jack ?"
"Ya, i don't know cas."
Drrtt...drrtt...
Ponsel Lucas bergetar, menunjukan panggilan dari Laura.
"Where are you Laura ?" Tanya Lucas setelah menjawab panggilan dari Laura.
"Hi, darling." Sapa seorang wanita dalam panggilan tersebut yang bisa dipastikan bukan suara dari Laura.
"Who are you !!" Bentak Lucas.
"Heii darling, baru saja kita bertemu, benarkah kamu sudah melupakanku ? Kamu sangat jahat sayang."
"Kamu !!" Lucas
Terdengar suara tawa yang sangat nyaring disana.
"Aku baru tau sekarang seleramu gadis belia yang tidak ada apa apanya jika dibandingkan denganku."
"Katakan dimana Laura sekarang, atau aku akan membunuhmu !."
"Kembalilah menjadi kekasihku dan aku akan melepaskan kekasih sialanmu ini !."
"Dalam mimpimu !!"
"Tunggu saja apa yang akan aku lakukan selanjutnya pada kekasihmu."
Beep !!
Angel mengakhiri panggilan tersebut.
"Arrghhh !!!" Lucas membanting ponselnya ke sofa tempatnya duduk tadi.
"Why ?" Tanya jackson penasaran.
"Lo bener, ini ulah Angel."
"Terus Laura dimana sekarang ?"
"Laura sama dia sekarang, dan gw ngga tau apa yang bakal dia lakuin ke Laura."
"Lo tenang dulu cas, jangan gampang kepancing emosi sama tuh cewek."
"Tapi jack, gw ngga tau gimana keadaan Laura sekarang."
"Gw juga nggak tau cas."
"Gimana kalau gw ketempat yang tadi lo bilang aja ?"
"Ok lo kesana, tapi jangan sendirian. Lo nggak tau kan disana ada apa aja dan siapa aja ?"
"Masa gw ngajak lo ?"
"Jangan gw lah goblok ! Lo kan banyak bodyguard, lo ajak aja bodyguard lo. Biar gw yang mantau dari sini, siapa tau mereka mindahin cewek lo. Atau kalau lo punya nomor Angel gw minta, biar gw bisa mantau dia juga." Jelas jackson.
"Dan Kalau bisa sih jangan sampe mereka tau lo bawa bodyguard. Gw takutnya kalo mereka tau lo bawa pasukan, mereka bakal kabur duluan sebelum lo nemuin mereka." Lanjut Jackson
"Ok ok, gw tampung saran lo. Nanti gw kirim nomor Angel ke nomor lo" Lucas
"Emang lo tempat penampungan !" Jackson.
Lucas menghubungi beberapa bodyguardnya agar bersiap untuk mengawalnya ketempat Laura berada.
Happy reading !