Ten

6.1K 159 0
                                    

Aku tidak menanggapi ocehan kedua sahabatku, tanganku sudah mengepal sempurna, deru nafasku semakin memburu tidak teratur, wajahku yang sudah memerah seperti terbakar. Aku mencoba menahan emosiku saat ini, agar tidak menyakiti siapapun didalam apartemenku.

Aku berlari kekamarku tanpa mempedulikan kedua orang yang tengah mengamati ku tidak mengerti. Aku mencari dengan panik botol kecil yang selalu berhasil memenangkanku disaat seperti ini.

Akhirnya aku menemukannya, mengambil dua butir dalam botol itu dan segera meraih air mineral diatas nakasku. Aku mendudukkan diriku diatas ranjang sebentar, memejamkan mataku melawan rasa sakit akibat denyut jantungku yang seperti ingin meledak.

Kubuka mataku saat kurasa tubuhku sudah normal seperti semula. Betapa terkejutnya aku ketika membuka mataku wajah seseorang tepat berada didepan wajahku.

"Are you okay ?"  Aku tidak menjawab dan mendorong tubuhnya menjauh sebisaku.

"Tolong keluar dari kamarku Sir, aku akan segera keluar." Ucapku pelan.

Aku bangkit dan menuju meja riasku, memoleskan sedikit make up diwajahku yang terlihat sangat pucat sekarang.

Kedua sahabatku masih setia menungguku sambil menikmati tayangan pagi dari layar datar didepannya.

"Laura, sepertinya aku harus berangkat sekarang" ucap Rose setelah melihatku keluar dari kamarku. Aku mengangguk pelan, kedua sahabatku segera berlalu dari apartemenku.

Aku menatap lelaki yang berjalan mendekatiku, dia berada dihadapanku sekarang. Tidak ada pembicaraan sama sekali, detik selanjutnya dia memelukku, mengusap punggungku lembut, mencium puncak kepalaku beberapa kali.

"Are you okay ?"  Tanyanya lembut tanpa melepaskan pelukannya. Aku mengangguk dalam pelukannya.

Dia menggandengku menuju parkiran, dan melajukan mobilnya menuju kantor.

Aku memasang earphone ditelingaku, memejamkan mataku. Sampai dikantor aku turun tanpa memedulikannya, dia menggandengku kembali. Semua mata menatapku dan dia sekarang, biarlah aku tidak peduli.

                          **************

Lucas POV

Aku melihatnya meminum sesuatu seperti obat, dia meninggalkan kedua sahabatnya ketika mereka terus mendesaknya dengan pertanyaan.

Apa yang terjadi dengannya ? Astaga wajahnya sepucat mayat saat aku menemukannya dikamarnya matanya terpejam sempurna nafasnya memburu tidak teratur. Aku yakin dia menyembunyikan sesuatu.

Aku ingin terus memeluknya, aku sangat khawatir dengan keadaannya yang seperti itu. Aku ingin dia kembali menyebalkan seperti sebelumnya, bukan diam seperti ini.

Author POV

Laura sudah berada di cafetaria sekarang tanpa kedua sahabatnya.

"Lo kok ngga nungguin kita sih Ra ?"  Rose mendengus kesal.

"Keburu laper gue nungguin kalian"

"Gue kira ngambek hehe" sahut Letica.

"Emang gue bocah ! Diledekin begituan ngambek !"

"Ok sekarang lo ceritain kenapa bisa ada Mr Lucas pagi pagi dirumah lo ?" Tanya Rose penasaran.

Aku menceritakan semuanya kepada mereka, kecuali bagian terindah diapartemenku hehe. Mereka sedikit terkejut dengan apa yang aku ceritakan, pasalnya Mr Lucas terlihat sangat angkuh ketika dikantor.

"Kita bertiga dapat undangan dari Miss Chaterine, mau datang ngga nih ?" Tanya Letica.

"Gue datang dong, tapi sorry ya gue ngga bisa datang sama kalian kan gue nggak single haha" ledek Rose.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang