fiveteen

5.1K 135 1
                                    

"Maafkan aku Laura, aku lepas kendali. Kumohon maafkan aku." Bisik Lucas sambil mempererat pelukannya pada Laura.

"Hiikss..hikss..."

"Kumohon jangan menangis Laura. Maafkan aku." Lucas mengusap punggung Laura yang masih sedikit bergetar dan menciumi puncak kepala Laura tanpa henti.

"Kau ingin minum ? Berbaringlah aku akan mengambilkan minum untukmu." Lucas.

"Minumlah sedikit agar lebih tenang" Lucas memberikan segelas air putih dan membantu Laura untuk duduk.

"Sudah lebih tenang ?"

Laura mengangguk dengan isakannya yang mulai berkurang.

Lucas memasangkan kembali kaitan bra Laura dan juga kancing baju Laura.

"Tidurlah, biarkan aku menemanimu tidur malam ini." Lucas

Setelah memposisikan tidur senyaman mungkin Lucas memeluk posesif tubuh Laura.

06.30

Matahari sudah terbit ditempatnya, sedangkan dua insan dalam satu kamar mewah disalah satu hotel terbaik di Los Angeles.

"Mmmhhh, kenapa cepat sekali sudah pagi" sambil mencoba melepaskan pelukan tangan kekar diperutnya.

Tiba-tiba saja Laura malah membalikan badannya, menatap wajah damai seseorang yang tengah memeluknya sepanjang tidurnya malam ini.

Rahang yang tegas, alis yang tebal, bulu mata lentik, serta bulu-bulu halus menghiasi wajah tampannya, rambut cokelat tebalnya semakin menambah kesan manly pada dirinya.

"Astaga, betapa sempurnanya pria didepanku ini. Rasanya aku ingin selalu ada dalam pelukannya setiap malam." Batin Laura.

Tangan Laura menyentuh menelusuri wajah tampan didepannya, tanpa ia sadari ternyata pria tersebut menyadari akan perlakuan Laura.

"Terpesona dengan ketampananku hm?" Ucap Lucas tanpa membuka matanya, membuyarkan segala isi pikiran Laura.

"Le-lepaskan tanganmu aku ingin ke toilet" Laura tergagap sambil berusaha melepaskan tangan Lucas yang melingkar di pinggangnya.

"Biarkan seperti ini dulu kumohon." Ucap Lucas pelan sambil mempererat pelukannya kembali.

Laura yang merasakan nyaman dengan perlakuan Lucas tanpa sadar semakin menenggelamkan kepalanya kedalam dada bidang Lucas.

"Luc, aku akan mati kelaparan jika kamu tidak melepaskan pelukanmu sekarang juga." Laura berkata dengan manjanya.

"Haha kau ini. Mandilah aku akan memesan breakfast untuk kita berdua."

Laura beranjak dari tempat tidurnya meninggalkan Lucas yang masih terbaring ditempat tidur.

"Sarapanmu sudah siap sweet heart" Lucas berjalan menuju Laura yang baru saja selesai dari mandinya.

"Thanks Luc."

"Baumu wangi sekali."

"Baumu busuk sekali haha."

"Ck, kau ini ! Baiklah aku akan mandi, jangan sarapan dulu jika aku belum selesai mandi."

"Perutku tidak peduli."

"Ok, tapi sisakan untukku."

Setelah sarapan Lucas kembali ke kamarnya lagi.

------------------

Saat keluar dari kamar hotelnya Lucas berpapasan dengan Laura yang terlihat akan pergi juga dari hotel.

"Kau mau kemana ?."

"Emm, reuni dengan teman-teman sekolahku dulu. Boleh kan ?"

"Apa perlu ku antar ?"

"Tidak perlu, mereka akan menjemputku di lobby nanti."

"Baiklah, ayo aku juga ada urusan." Lucas menggandeng tangan Lucas menuju lift.

Setelah keluar dari lift, Laura mengedarkan pandangannya mencari keberadaan temannya.

"Bas, kau sudah lama ya ?"

"Tidak, baru juga sampai. Kau mengajak bosmu Ra ?." Tanya Bastian melirik sengit kearah Lucas.

"Ohh tidak tidak, kita hanya kebetulan saja tadi keluar dari kamar bersamaan. Lucas ada urusan dengan temannya."

"Ohh, ayo. Mereka sudah menunggu kita." Bastian menarik pergelangan tangan Laura keluar dari hotel.

"Lucas aku pergi dulu ya, byee.." Laura sambil melambaikan tangannya kearah Lucas yang mengangguk dibelakangnya.

------------

Laura dan Bastian sudah duduk diantara teman-temannya disalah satu cafe ternama, tempat yang menjadi favorit kebanyakan pemuda disana.

Dimeja lantai dua cafe dengan meja sedikit lebih panjang dari yang lain, terdapat 6 anak muda sedang asik bercengkrama sambil menikmati makanan mereka, 2 perempuan dan 4 laki-laki.

"Ra, tadi lo manggil bos lo cuma pake nama dia doang ?." Bastian.

"Iya, kenapa ?"

"Berani banget lo."

"Dia sendiri yang nyuruh, gw iyain aja biar cepet."

Bastian hanya ber"oh"ria menanggapinya.

"Ra lu nggak banyak berubah ya ? Cuma makin item aja." Celetuk Felix teman SMP-nya dulu.

"Sialan lo ! Rambut lo tuh pikirin, udah makin kayak cowo gombreng aja lo."

"Maho maksud lo Ra ? Haha" Mark.

"Yoi Mark, lihat deh muka Felix makin kesini makin kayak bencong nggak sih ? Bibirnya ngalahin bibir gw merahnya" Sinis Laura dengan suara lirih menyindir Felix.

Meskipun cowok, Felix memiliki bibir yang berisi dan juga berwarna merah seperti memakai lipstick atau lipblam. Dan jangan lupa rambut Felix juga halus dan lebat seperti milik perempuan, apalagi dia sering mengganti warna rambutnya.

"Bangsat lo Ra, gw masih normal ya sat !" Felix mulai murka.

"Calm dong bor, ngegas mulu lo sama cewe." Johnny.

"Emang Laura cewe ?"

"Setan Lo !"

"Yayang Nathalie, aku dikatain setan tuh sama si Laura bangsat." Adu Felix pada Nathalie personil cewe lainnya di perkumpulan ini.

"Najis !" Sinis Nathalie melihat kelakuan Felix.

Semuanya tertawa melihat wajah jijik Nathalie, sambil menghindari Felix yang terus mendekatkan kepalanya di lengan Nathalie.

"Ra, lo kok udah magang aja sih ?" Nathalie.

"Iya kan gw pinter."

"Belagu banget setan."

"Gw emang pinter ya tan."

"Kok jawabnya ke Bastian sih Ra ?"

"Hah ? Maksudnya ?" Laura gagal paham dengan perkataan Nathalie.

"Tan mantan !"

"Setan bangsat bukan mantan !" Laura melempar kentang gorengnya tepat kearah wajah Nathalie.

"Ra jangan dilempar gitu dong makannya." Bastian.

"Hehe iya iya nggak lagi kok."

"Beda ya kalo ngomong sama pawangnya." Sindir Nathalie.

"Diem lo betina !" Laura.

Happy reading babe ! 😚

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang