"Zen'in! (Semuanya!)" Teriak Kyoko meminta bantuan dari kejauhan.
[Itsuka Yukina]
"Psst Kyoko!" Bisikku pada Kyoko yang berada di sebelahku.
"Apa?" Balasnya sambil berbisik juga.
"Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu berdua saja, bisa?"
Kyoko tampak berpikir sejenak dan menatapku sambil mengeryitkan dahinya. Tapi kemudian ia mengangguk mantap dan menyetujui permintaanku. Mendengar jawabannya aku dan Kyoko pun menghampiri Ken dan memberitahukannya kalau kami berdua ingin mengamati sekitar untuk yang terakhir kalinya sekaligus mengawasi sekitar.
Begitu Ken mengangguk mengerti, Kyoko langsung saja dengan semangat menarik tanganku beranjak dari tempat peristirahatan kami. Entah apa yang dipikirkannya mengenai apa yang ingin kubicarakan, yang pasti aku ingin mengeluarkan semua yang ada dipikiranku sejak tadi.
Kami menyusuri gua yang baru saja beberapa menit tadi kami lewati. Kami berdua berbincang-bincang mengenai hewan terbang aneh yang memancarkan cahaya berwarna jingga, juga beberapa tanaman hitam yang menggantung diatas kami yang juga sama memancarkan cahaya. Kedua flora dan fauna itu merupakan satu-satunya penerangan alami kami selama menyusuri gua ini.
Meski bentuk mereka aneh dan tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata, tapi bagiku mereka tampak indah dan sangat cocok untuk disandingkan dengan gua yang hanya berlapis batu hitam gosong ini. Rupanya Kyoko juga berpikiran sama denganku, bahkan ia berencana untuk membawa hewan terbang yang memancarkan cahaya jingga itu untuk diteliti usainya kontes ini.
"Haah..." Aku pernah berpikir... Apa yang akan terjadi setelah kami berenam berhasil menemukan semua bahan ramuan langka, apakah kita berenam akan berpisah seperti dulu. Ataukah kita akan tetap seperti ini.. bersama.. berenam
Aku menghela napas sekali lagi kemudian menatap langit-langit gua yang dihiasi dengan tumbuhan gantung yang bercahaya itu. Tampak seperti bintang-bintang yang berkilauan di gelapnya langit malam.
"Nē Kyōko, izen ni tsuite. Gomen'nasai. (Hei Kyoko, mengenai sebelumnya. Aku minta maaf.)" Ucapku setelah kurasa ini sudah waktunya berbicara langsung ke intinya.
Aku menoleh ke samping dan menatap wajah terkejut Kyoko sambil tersenyum,
"Gomen'ne, anata no kako ni tsuite. (Maaf ya, tentang masa lalumu.)" Ucapku sekali lagi.
"Ah.. ahhh!? Sorede īdesu! Hontōni daijōbudesu! (Tidak apa-apa! Benar-benar tidak apa-apa kok!)" Balasnya begitu mengerti apa yang kumaksud, sambil menggelengkan kepala dan mengayunkan kedua tangannya padaku.
"Āh mata, endingu wa kon'na kanjidesu yo ne. (Ah lagi-lagi, akhirannya seperti ini lagi ya.)" Aku tersenyum miris sambil membatinkan hal itu,
"Ya... meski aku masih sedikit kepikiran mengenai hal itu. Demo.. ima wa watashi no soba ni iru node, mō osoreru koto wa arimasen. (Tapi, ada kalian di sisiku sekarang, jadi sudah tidak ada yang perlu ditakutkan lagi. Hehe✌)" Lanjut Kyoko tiba-tiba sambil tersenyum lembut kepadaku.
Aku.. tertegun mendengar ucapannya. 'Ada kalian di sisiku, jadi tidak ada yang perlu ditakutkan lagi ya..?'
"Pfft. Hahaha! Naruhodo. (Aku mengerti.)" Tawaku menyembur keluar mendengar jawabannya yang begitu naif.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in a Magic World
FantasyApa jadinya jika seorang gadis berambut coklat dan bermanik mata sebiru laut yang selalu bersikap datar dan dingin kepada sekitarnya dihadapkan kepada fakta bahwa dia adalah seorang penyihir? Seakan belum cukup, dunia sihir tempat tinggalnya itu jug...