Nama : Murasaki Haruka
Kekuatan : Mind Reader[Hideyoshi Riku]
"Haaaa!" Teriak Eiji-san
Takk!
Sayang sekali! Kena kau!
Greb!
Buaggh!
Setelah menahan serangan tongkat bambu Eiji dari atas menggunakan tongkat bambuku sendiri. Aku menggengam pergelangan tangan Eiji sekaligus membantingnya ke tanah.
"Uakkh!" Pekiknya
Aku menyeringai bangga karena sudah berhasil mengalahkan lawan yang lincah ini pada akhirnya.
Jadi dengan begini tim penyerang lawan sudah kalah jumlah. Dan sisanya berada di tangan Kirigaru Mizuki dan tim penyerang, Ryota Ken dan Yatogami Aya.
Yoi tatakai o! (Selamat Berjuang!)
[Kirigaru Mizuki]
Walau sudah menggunakan satu botol 'ramuan penyembuh luka ringan' tubuhku masih saja terasa nyeri, dan kuduga lawan yang berada tepat di depanku ini juga merasakan hal yang sama.
Mungkin.. dia kelelahan melawan ilusi Ken yang sangat kuat. Padahal ya, itu hanya ilusi dan biasanya ilusi tidak terlalu kuat dibanding orang aslinya. Apa mungkin Ryota Ken itu kuat sekali? Sampai-sampai ilusinya saja susah dikalahkan?
Yang penting sekarang aku harus menyelesaikan urusanku dan mengakhiri game membosankan ini. Game ini bisa saja kusebut menyenangkan apabila di permainan ini diperbolehkan menggunakan kekuatan. Huh sayang sekali!
"Aku akan bilang untuk terakhir kalinya, menyingkir dari hadapanku, kalau tidak..."
"Tch! Memangnya kenapa kalau tidak? Lagi pula jika aku menyingkir dari hadapanmu sekarang juga, bisa-bisa aku di cap sebagai 'pengecut' karena hanya takut dengan gertakanmu!" Balasku tak kalah sengit.
Betul kan? Masa Riku, Ken, Aya, dan yang lainnya sudah bersusah payah mempertahankan kemenangan, sedangkan aku malah seenaknya saja menyerah? Dekinai! (Tidak bisa!)
"Baiklah, kau yang meminta." Balasnya sebelum melancarkan serangan
Hmm? Apa maksud dari ucapannya? Lagipula, kenapa dia sangat berang begitu? Apa dia sangat khawatir kalau tim nya akan kalah? Atau salah satu dari tim penjaga kelompoknya adalah orang terdekatnya?
Ki ni shinai. (Aku tidak peduli.)
"Ja, hajimemashou! (Kalau begitu, mari kita mulai!)" Ucapku dalam hati.
Yabai!(Gawat!) Gerakan lawan didepanku ini cepat sekali, sampai-sampai tanpa kusadari dia sudah berada tepat 2 meter di depanku. Dia menyerangku secara tak beraturan dan lincah, sehingga walau aku sudah berusaha menghindar sebisa mungkin, tetap saja aku terkena beberapa serangan darinya.
Aku tidak boleh seperti ini terus! Aku segera berhenti menghindar dan berusaha menyerang balik, walau beberapa dari seranganku meleset, jika ada beberapa yang mengenainya tak masalah bagiku.
Kini setelah beberapa serangan dariku yang tak kalah brutal, kami bisa dibilang sama-sama seri. Kami berhenti beberapa saat untuk mengisi tenaga sebelum melanjutkan pertarungan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in a Magic World
FantasyApa jadinya jika seorang gadis berambut coklat dan bermanik mata sebiru laut yang selalu bersikap datar dan dingin kepada sekitarnya dihadapkan kepada fakta bahwa dia adalah seorang penyihir? Seakan belum cukup, dunia sihir tempat tinggalnya itu jug...