Hai semua! Gimana kabarnya? Btw libur natal udah selesai yah, masuk sekolah lagi nih. Mikirin PR, Tugas, Ulangan aja udah buat kepala pusing, tapi mau gimana lagi =3=
Ok Langsung aja! Selamat membaca minna'san!Kreaak!
"Ku-kuso! (Si-sial!)" Umpatku
"Aaaagh!" Teriakku dan Mizuki berbarengan
"Woof!"
"Chuu!"
"Riku! Mizuki!"
***
Aku secara tidak sengaja menginjak bagian cabang pohon tepat di yang rapuh dan ketepatan aku dan Mizuki sedang berpijak pada cabang pohon tersebut sehingga menyebabkan kami berdua yang sedang berada di posisi yang tidak tepat itu terpeleset dan berseluncur bebas di atas salju yang licin.
Mau tidak mau kami berdua jatuh terguling-guling hingga tiba di dataran yang horizontal, untung saja tidak ada benda tajam berbahaya yang meranjam kami saat kami berdua berguling-guling bebas.
Setibanya di dataran horizontal, aku baru menyadari bahwa aku sedang memeluk Mizuki dengan maksud melindunginya dari berbagai benda yang akan kami tubruk selagi berguling bebas tadi.
Buru-buru aku melepas pelukanku dan mundur beberapa langkah sebelum memohon maaf agar nyawaku tidak terbang melayang sekarang juga.
"G-go-gomenasai!" Ucapku gugup sambil menyatukan kedua tangan memohon pengampunannya sambil memejamkan mata.
Semoga saja dia tidak marah, kan aku juga memeluknya dengan maksud ingin melindunginya pada saat kita terpeleset salju licin tadi.
Saat menunggu beberapa saat tidak ada balasan, aku menatap Mizuki yang entah kenapa terpaku menatap langit yang berada di depan kami saat ini... dan Wow!?
Kini aku mengerti apa yang membuatnya terpaku menatap langit,
"Kirei.." gumamnya
Aku menunduk ke arahnya dan mendapati pemandangan indah yang bahkan melebihi langit malam yang dipenuhi bintang yang bercahaya saat ini...
Hah? Haaah? Barusan.. aku bilang apa?
"Woof woof! Aoooooo!" Suara lolongan Kasai--nama peri pemandu arwahku yang berarti api, karena di ujung ekornya ada api yang membuatnya terlihat keren--membuyarkan lamunanku yang tidak jelas itu.
"Kasai!"
Kasai mendekat kearahku dan memutariku yang kini berdiri dibawah hamparan langit malam yang dipenuhi oleh bintang-bintang.
"Ao!" Panggil Mizuki pada peri pemandu arwahnya yang juga langsung menghampirinya.
Setelah menggosok kepala Kasai sejenak aku menghampiri Mizuki yang kini juga sudah beranjak dari duduknya sambil membersihkan area bekas duduk di atas salju tanpa alas.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in a Magic World
FantasyApa jadinya jika seorang gadis berambut coklat dan bermanik mata sebiru laut yang selalu bersikap datar dan dingin kepada sekitarnya dihadapkan kepada fakta bahwa dia adalah seorang penyihir? Seakan belum cukup, dunia sihir tempat tinggalnya itu jug...