[Author]
Di malam gelap tanpa adanya penerangan selain hamparan bintang yang terpantul melalui jernihnya air sungai, yang kini mengalir tepat di depan ketiga penyihir muda yang sedang berpikir sambil menatap ikan-ikan yang sedang berenang di dalam air yang jernih tersebut.
[Kirigaru Mizuki]
Kami bertiga berserta peri pemandu arwah masing-masing berdiri berjejer tepat di tepian berhadapan dengan sumber mata air sedang memikirkan cara apa yang akan kami gunakan untuk menangkap ikan.
Jika dengan cara memancing pasti akan menghabiskan banyak waktu, belum lagi kami harus membuat alat pancing terlebih dahulu. Tiba-tiba saja sebuah ide terlintas di kepalaku, walau belum tentu berhasil setidaknya kita harus mencobanya terlebih dahulu kan?
Aku segera memberi isyarat pada Yukina dan Riku kemudian memberitahukan rencanaku pada mereka yang langsung disetujui oleh mereka berdua.
"Sā, hajimemashou! (Baiklah, mari kita mulai!)"
Aku menajamkan indra pengelihatanku untuk melihat keberadaan ikan di dalam air sebelum melancarkan mantraku, dan tidak perlu waktu lama bagiku untuk menemukan sekelompok ikan yang sedang berenang bersama melawan arus di dekat kami. Tanpa berlama-lama pun aku segera menjalankan rencana kami.
"Crystal Wall! (Dinding kristal!)"
Kraak!
Seketika muncul dinding kristal berbentuk U di sekitar sekelompok ikan tersebut, dan ya benar! Aku berencana untuk mengepung sekelompok ikan tersebut, kemudian langkah selanjutnya tergantung pada Riku.
"Flame Burst! (Semburan api!)"
Zraash!
Riku menyurutkan air di sekitar yang telah ku bendung menggunakan dinding kristalku sehingga ikan-ikan tersebut sudah tidak bisa kabur lagi, dan tinggal tersisa langkah terakhir yang ada pada Yukina.
"Vines!"
Dengan tumbuhan merambat milik Yukina kita bisa dengan mudah mengangkat ikan-ikan tersebut ke tepian tanpa susah payah dan dengan beginilah kami bertiga dapat mengumpulkan ikan dengan mudah tanpa susah payah. Tidak buruk kan? Walau ikan yang kami dapat sebagian ada yang sudah terbakar.
Setelah dirasa ikan yang kami kumpulkan sudah cukup atau bahkan lebih dari cukup kami bertiga hendak kembali ke perkemahan tanpa basa-basi lagi.
"Yatta! (Hore!) Idemu sungguh hebat Mizuki!" Puji Yukina selama perjalanan kembali.
Aku hanya tersenyum kecil menanggapi pujian itu sambil menatap bintang-bintang yang bertaburan di langit, mengingatkanku pada apa yang dikatakan Riku tadi.
Memangnya apa yang salah dengan mataku? Apa mereka menunjukkan amarahku yang pada saat itu berkoar-koar? Kalau yang itu sih sudah seharusnya. Lalu apa? Apa yang dianggap Riku hal yang tidak sewajarnya? Ataukah...
"Sssh!"
Mendengar desisan Riku spontan aku membuyarkan lamunanku dan menoleh ke arahnya yang mendesis barusan, tatapan kami bertemu. Tapi begitu aku melihat tatapan Riku yang waspada dan tegang, baru saja kusadari ada yang mengikuti kami sedari tadi.
Dan bukan hanya itu, suara hewan-hewan hutan yang tadinya sangat memekakkan telinga pun sudah tidak lagi terdengar. Keadaan menjadi sangat sunyi, kecuali suara kecil yang belakangan kuketahui sebagai suara antara gesekan batang pohon dengan sesuatu. Entahlah, aneh...
Selagi berwaspada, formasi kami bertiga berubah. Kami bertiga saling menghadapkan punggung kami ke satu titik, sehingga dengan formasi seperti itu memungkinkan kami untuk saling menjaga satu sama lain pada saat berperang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in a Magic World
FantasiaApa jadinya jika seorang gadis berambut coklat dan bermanik mata sebiru laut yang selalu bersikap datar dan dingin kepada sekitarnya dihadapkan kepada fakta bahwa dia adalah seorang penyihir? Seakan belum cukup, dunia sihir tempat tinggalnya itu jug...