Aku mengumpulkan segenap kesadaranku dan berusaha membuka kelopak mataku yang kini terasa sangat berat.
"Ugh.. dimana aku?"
Aku di.. UKS?
Aku menggerang kecil karena cahaya silau yang memasuki mataku, sampai-sampai aku harus mengedip-ngedipkan mataku untuk menyesuaikan.
Tangan kananku... Keram sekali! Rasanya seperti ada beban yang menindih tanganku dalam waktu yang tidak sebentar, apa itu?
Aku menoleh dan melihat beban apa yang menindih tanganku itu hingga keram sekali. Eeh?
"Yukina?"
Gomen! Tidak sengaja aku mengatakannya dengan sedikit keras, sampai-sampai orang yang bersangkutan sedikit terguncang lalu mengucek-ucek matanya sambil melihat kearahku tak percaya.
Kenapa? Apa kau mengira aku akan koma semudah itu?
"Ehh? Mizuki?!"
"Hmm?"
"Kau sudah sadar?!"
"Deshou? (Sudah kubilang)" batinku dalam hati
Buaghh!
Aku tersentak kaget, bagaimana tidak? Karena tiba-tiba saja pintu dibanting dengan keras oleh Ken yang kemudian menampakkan dirinya begitu juga anggota kelompokku yang lain.
"Mizuki?!" Pekik mereka dengan tampang yang sama persis dengan yang ditunjukkan barusan oleh Yukina.
"Apa? Apa kalian mengira aku akan koma degan mudah?" Balasku ketus sepaket dengan mukan masam.
Mendengar perkataanku mereka semua merasa lega, entah karena apa.
"Bagaimana perlombaannya? Kita menang kan?" Ucapku pada akhirnya ketika semua anggota sudah duduk di sofa yang tersedia di dalam kamar yang kini kutempati, kecuali Riku dan Ken yang bersandar pada dinding samping sofa.
"Cih, dari awal kita memang sudah menang karena kau tahu sendiri, kelompok lawan melanggar peraturan. Kau saja yang bersikeras tidak terima atas pelanggaran itu!" Balas Riku jengkel
"Huh? Mau gimana lagi? Aku termakan emosi waktu itu. Jangan salahkan aku berbuat sadis seperti itu, dia sendiri yang memulai!"
Mendengar perkataanku itu Riku terdiam sejenak, apa aku ada salah ucap? Tapi kurasa tidak ada, lalu kenapa?
"Apa kau sudah merasa baikkan? Mizuki?" Ucap Kyoko
"Yah begitulah. Omong-omong kapan lomba selanjutnya dimulai?"
"Hah?! Kau mau ikut lomba itu? Dengan keadaanmu yang seperti ini?" Tanya histeris Yukina
"Kenapa memang dengan keadaanku? Bukankah aku baik-baik saja sekarang?"
"Bagaimana jika hal itu terjadi lagi? Apalagi kau tahu kan, yang mengikuti lomba ini adalah pemenang dari lomba sebelumnya. Jadi ronde ini akan lebih sulit dari sebelumnya." Ucap Aya dengan serius
"Tentu saja aku tahu."
"Sudahlah biarkan saja dia, jika dia ingin ikut." Ujar Ken
Ohoho, kini ada yang memihakku! Arigato Ryota Ken!
"Perlombaannya akan dimulai 1 jam lagi. Kau bersiap-siaplah, dan jangan sampai terluka seperti tadi lagi."
Tch! Dasar oji-san! Kau kira aku masih anak kecil? Yang tidak tahu yang mana bahaya dan tidak?
"Baiklah, tidak masalah!" Jawabku girang dan tidak sabar akan perlombaan yang akan segera dimulai ini.
"Kalau begitu kami akan menunggumu di lapangan tempat para peserta berkumpul." Ujar Ken
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in a Magic World
FantasíaApa jadinya jika seorang gadis berambut coklat dan bermanik mata sebiru laut yang selalu bersikap datar dan dingin kepada sekitarnya dihadapkan kepada fakta bahwa dia adalah seorang penyihir? Seakan belum cukup, dunia sihir tempat tinggalnya itu jug...