Side story #1 "Edisi covid-19"
[Author]
Di suatu pagi yang cerah di dunia sihir atau lebih tepatnya di Kerajaan Utara dunia sihir yang berada di dimensi lain. Dimana keberadaan para penyihir dan sihir benar-benar ada. Telah diberitakan bahwa baru-baru ini telah menyebarnya virus monster kegelapan di kerajaan tetangga.
Seperti namanya, virus itu disebarkan oleh musuh bebuyutan para penyihir yang tak lain dan tak bukan adalah monster kegelapan. Siapa saja yang yang terdeteksi positif terkena virus tersebut akan meninggal dalam waktu jangka tertentu, jiwanya akan dilahap oleh kegelapan dan hidup kembali sebagai monster kegelapan.
Oleh karena itu pemimpin ketiga kerajaan, yaitu Utara, Selatan dan Timur dengan siaga mempersiapkan kerajaannya masing-masing dalam menghadapi menyebarnya virus monster kegelapan. Dengan membatasi para penduduknya agar tidak berkunjung ke kerajaan tetangga, melakukan social distancing dan berusahalah untuk menjaga jarak sejauh-jauhnya dari monster kegelapan--jika terpaksa.
Suasana pagi hari di kerajaan Utara sama seperti biasanya, hanya saja hampir semua dari penduduknya sudah mulai menggunakan 'masker magis' untuk melindungi diri sendiri sekaligus sesama agar tidak terinfeksi virus monster kegelapan. Begitu juga Mizuki yang kini sedang berjalan kaki pergi ke sekolah bersama Yukina seperti biasanya.
[Mizuki]
"Oi Mizuki! Apa kau sudah mendengar tentang berita yang lagi panas akhir-akhir ini?"
"Ya tentu sana, jika belum lalu untuk apa aku menggunakan masker magis ini?" Balasku sembari membatin berpikirlah sebelum kau berbicara.
"Ehehe, iya juga. Omong-omong apa kau tidak penasaran bagaimana virus tersebut bisa menyebar dan cara menghindarinya?"
"Hmm, ya sedikit. Lagipula aku tidak terlalu mempermasalahkan asal-usulnya, asal tahu bagaimana cara menghidarinya saja sudah cukup bagiku."
"Hee~ Mizuki kau dingin seperti biasanya. Hiiii~ aku kedinginan." Canda Yukina yang sebenarnya agak tidak masuk akal mengingat kini di dunia sihir sedang musim panas.
"Yah pokoknya nanti kita harus menanyakan pada Riku dan yang lainnya nanti di sekolah. Mungkin mereka tahu sesuatu."
"Terserahlah."
[Author]
Sesampainya di sekolah, mereka berdua langsung saja menuju ke kelasnya dan meletakkan tas masing-masing. Saat Mizuki hendak beranjak pergi ke perpustakaan seperti biasanya, tangan kanannya di cekal oleh Yukina yang langsung memasang wajah cemberut."Mizuki, bukankah kita berjanji untuk membicarakan hal mengenai virus monster kegelapan itu bersama yang lain."
Mizuki yang baru saja mendengar perkataan yang seharusnya tidak ada dalam kalimat Yukina pun mengernyitkan dahinya.
"Huh? Kapan aku berjanji?"
Seakan-akan bisa membaca raut wajah Mizuki, Yukina pun segera berkata sebelum Mizuki berubah pikiran.
"Ah sudahlah, pokoknya kau harus ikut untuk membicarakannya. Ayo!"
Meski dengan berat hati Mizuki tetap mengikuti Yukina yang menuntunnya menuju ke meja Riku. Di sana sudah ada Riku, Ken, Aya dan Kyoko yanh menunggu Mizuki dan Yukina bergabung sedari tadi.
"Ohayou!" (Selamat pagi)
Ucap Kyoko yang kemudian dibalas oleh Yukina.
"Ohayou!"
"Jadi apa yang akan kita bahas kali ini?" Ucap Riku memulai pembicaraan.
"Mengenai hal itu yang akan kita bahas kali ini adalah berita yang sedang trend akhir-akhir ini." Balas Ken.
"Oh! Tentang virus itu ya? Apa namanya ya?" Cetus Kyoko tiba-tiba sambil berusaha mengingat nama virus yang sudah umum itu.
"Virus monster kegelapan." Jawab Aya masih dengan wajahnya yang tidak berekspresi.
"Ah iya!"
"Apa kalian tahu bagaimana hal itu bisa terjadi?" Ucap Yukina langsung ke pokok pertanyaanya yang langsung di jawab oleh Ken Sensei.
"Menurut berita yang beredar, virus yang ditularkan oleh monster kegelapan tersebut berasal dari virus corona yang kini sedang menyebar di bumi. Tentang bagaimana monster kegelapan tersebut bisa terinfeksi itu karena ada beberapa dari mereka yang mencoba mengganggu perbatasan dimensi antara dunia sihir dan bumi.
"Oh.." Komen Mizuki yang tampaknya tidak terlalu tertarik terhadap pembicaraan ini.
"Jadi semua ini bersumber dari virus corona yang ada di bumi saat ini? Lalu bagaimana cara kita mencegahnya? Bukankah virusnya juga menyebar melalui udara?" Tanya Riku.
"Yah karena itulah kita harus menggunakan masker magis kemanapun kita berada dan selalu menjaga kebersihan tubuh."
Belum sempat pembicaraan mereka selesai bel kelas sudah berdering, menandakan kelas akan segera dimulai. Jadilah mereka duduk kembali ke tempat masing-masing dan menunggu pelajaran yang akan dimulai.
Mizuki pun yang tidak sempat ke perpustakaan pagi ini hanya bisa menghela nafas berat sambil menunggu guru mata pelajaran yang akan segera dimulai memasuki kelas.
[Mizuki]
Hari sudah menjelang sore dimana artinya seluruh murid MCA--Magic Crystal Academy--sudah diperbolehkan untuk pulang, dan lagi-lagi meski dengan berat hati akibat paksaan Yukina yang tidak ada habisnya, aku memutuskan untuk pulang bersama. Sekaligus untuk membahas hal yang belum selesai kami bicarakan tadi.
"Jadi.. apakah tidak ada pencegahan bagi mereka yang sudah terlanjur terinfeski virus tersebut?" Ucapku.
"Untuk itu, mereka yang sudah terinfeksi harus segera diobati dan dikarantina. Untuk pengobatannya para ahli kimia yang telah diutus oleh ketiga pemimpin kerajaan sedang mencari cara." Balas Ken yang rupanya tahu banyak.
"Hmm, kalau begitu kita hanya bisa menyerahkan sisanya kepada pihak yang berwajib dan berdoa yang terbaik agar virus yang menyebar di dunia sihir maupun yang di bumi dapat teratasi." Gumam Yukina yang di balas anggukan dari Aya.
"Hum.."
"Yup! Dan jangan lupa untuk selalu menggunakan masker apalagi menjaga kebersihan tubuh seperti selalu mencuci tangan secara rutin!" Cetus Kyoko yang berusaha menceriakan suasana.
"Ya, dan berusahalah untuk menghindari kontak jaral dekat. Karena kita tidak tahu apakah lawan berbicara kita tersebut telah terinfeksi virus tersebut atau tidak." Sambung Riku yang secara tiba-tiba membuat sifat jahilku muncul.
"Ehm, kalau begitu karena jarak kita berenam tak lebih dari 1 meter dan termasuk kontak jarak dekat. Bagaimana jika salah satu dari kita ada yang sudah terinfeksi?" Gumamku secara tiba-tiba sambil berusaha menyuramkan suanasa.
Aku tahu Ken dan Aya sudah pasti bisa menebak niatan jahilku, oleh karena itulah mereka berdua berusaha menahan tawa dan tidak berkomentar. Tapi tidak dengan yang lain, karena mereka mulai menatap dan memandang horor satu sama lain.
"Ahaha! Aku hanya bercanda." Ucapku sambil terbahak-bahak karena berhasil mengelabui Riku dan yang lain.
"Mizuki! Sialan, kau membuatku ketakutan tahu!?"
"Hahahaha!" Tawa kami bersama.
~The End~
Untuk penduduk Bumi yang kini sedang menghadapi pandemi covid-19. Jangan menyerah dan terus tabah! Jangan lupa juga untuk terus menaati dan melakukan protokol kesehatan!
Sampai bertemu di part selanjutnya! Jangan lupa jaga kesehatan! Cya!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in a Magic World
FantasyApa jadinya jika seorang gadis berambut coklat dan bermanik mata sebiru laut yang selalu bersikap datar dan dingin kepada sekitarnya dihadapkan kepada fakta bahwa dia adalah seorang penyihir? Seakan belum cukup, dunia sihir tempat tinggalnya itu jug...