°Pembawa Keceriaan°

18.1K 1.5K 19
                                    

"Nyo!!"pekik bayi gempal yang berlari kearah pintu.

"Eh eh.. Echan jangan lari lari dek"ujar pemuda berseragam sekolah bertuliskan Neo HS, Jeno. Remaja yang tiga tahun lalu kehilangan ibu nya.

"Nyonyo!"Echan kembali memekik senang lalu merentangkan tangannya minta di gendong. Jeno yang melihat itu tentu tak mau menolak.

"Tante Joy mana?"tanya jeno pada bocah gembul itu.

"Dapul"tunjuk haechan mengarah ke dapur. Jeno pun melangkahkan kakinya kedapur dengan Echan yang berada di gendongannya.

"Antee!"pekik Echan yang berhasil membuat Jeno sedikit menjauhkan kepalanya. Sumpah adiknya ini hobi sekali memekik.

Wanita muda yang sedang berkutat dengan dapur itu langsung berbalik setelah mendengar pekikan Echan.

"Eh Jeno sudah pulang sekolah. Jeno udah makan siang? Ayo sini makan, tante baru selesai masak nih"ajak Joy pada Jeno.

"Udah tante. Tadi Saya makan di sekolah. Giman Echan tante? Rewel gak tadi? Atau nakal?"tanya Jeno namun Joy menggeleng dengan cepat.

"Enggak kok. Echan sama sekali gak nakal. Cuma tadi dia sedikit rewel karena papanya belum nelpon. Biasanya sekitar jam 10 Papa kalian nanyain Echan kan, tapi hari ini nggak"ucap Joy dengan lembut.

"Oh mungkin papa lagi ada meeting tante. Kalau gitu Jeno langsung bawa Echan pulang ya tan. Makasih udah mau jaga sama ngurus Echan selama jeno sekolah. Maaf ya tan kita selalu ngerepotin.

"Ishh kamu mah, gak ada yang direpotin disini. Tante seneng banget malah kalo Echan sering di titipin disini. Kamu kan tau kalao om johnny suka banget main sama Echan"sangkal Joy karena ia sama sekali tidak merasa direpotkan setiap Echan dititipkan di rumahnya.

"Iya tante makasih ya tan. Kalau gitu kita pulang dulu. Echan, ayo pamit sama tante joy"titah Jeno.

"Antee Echan uyang duyu yaw"ucap bocah gembul yang menggelayut di leher Jeno.

"Iya, jangan nakal ya Echannya.. nurut nurut sama papa sama abang"kata joy sambil mengelus pipi gembil bocah itu.

"Eung"angguk Echan yang nampak sangat gemas di mata Joy bahkan Jeno.

Mereka berdua pun beranjak dari rumah besar milik tuan Seo Johnny yang selalu menjadi tempat Echan dititipkan ketika Jeno dan Taeyong tidak berada di rumah.

Kedua pasangan Seo itu sangat senang jika Taeyong sahabat mereka menitipkan putra bungsunya pada mereka. Terlebih Johnny, yang memang menginginkan anak lagi setelah Hendery beranjak dewasa yang sebentar lagi akan masuk ke perguruan tinggi.

Namun, ia tak bisa menuntut lantaran dokter memvonis bahwa Joy istrinya tak akan bisa hamil lagi akibat rahimnya yang tipis dan lemah. Akhirnya Johnny pasrah dan memilih mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan kepada keluarga nya.

Maka dari itu Johnny sudah menganggap Echan seperti anak kandungnya sendiri dan kerap ia meninggalkan pekerjaan kantor nya ketika tahu Echan akan dititipkan beberapa hari di rumahnya.

*****

"Echan, kalau lagi di rumah om Johnny jangan rewel ya. Nanti gak enak kalau mereka repot"ujar Jeno pada Bayi gembul yang sudah di dudukannya di sofa depan TV. Jeno memposisikan dirinya dengan berlutut menghadap sang adik agar sejajar.

Sementara Echan yang di beri pekataan seperti itu hanya menatap polos sang kakak. Dipikir dia mana ngerti sama omongan Jeno.

"Tadi kenapa Echan rewel sama tante Joy?"tanya Jeno.

"Tadi tuh tadi tuh Echan mau pappa! Tapi tuh tapi tuh papa ndak au epon Echan"
(papa nggak mau nelpon Echan).

Jeno menatap wajah polos adiknya.
"Echan dengerin abang. Kalau papa gak nelpon Echan itu artinya papa sibuk banget dek. Jadi Echan jangan sedih dulu, kan papa sibuk kerja buat beli susu Echan"ujar jeno lembut. Pemuda dengan ayes smile nya itu selalu berkata lembut pada adiknya. Sekeras mungkin dia berusaha untuk menjadi kakak yang baik.

Baby BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang