°[Bonus Chapter]°

8.7K 780 70
                                    


Alarm menggema di sebuah kamar bernuansa biru muda dan membuat sang pemilik kamar terbangun dari tidur lelapnya. Dilihatnya jam yang menunjukkan pukul 5:32 lalu menggeliat sejenak setalahnya ia beranjak menuju kamar mandi.

Pemuda itu kini siap dengan seragam sekolahnya, setelah mengikat tali sepatunya ia mengambil tas sekolahnya dan di sampirkan di bahu kanannya tak lupa ia sejenak bercermin untuk membetulkan rambutnya. Setelah semua dirasa siap ia pun keluar dari kamarnya.

Di lantai satu ternyata sudah ada pria berjas formal tengah menyesap kopi sambil menatap layar i-pad, tampaknya pria itu belum menyadari kehadiran dirinya. Pemuda itupun mencium pipi pria berjas itu yang sontak membuat orang yang dicium terkejut.

"Echan, ih seneng banget ngagetin papa. Kalau papa jantungan gimana?"sungut pria berjas itu yang tak lain adalah Lee Taeyong.

Haechan menggerakkan tangannya memberi bahasa isyarat pada sang ayah sambil terkekeh.

'Maaf Pa, habisnya papa fokus banget sama benda itu'

"Papa tadi habis ngecek schedule yang di kirim sama sekretaris papa. Abang kamu mana? Jangan bilang belum bangun?"

Haechan mengedikkan bahunya,
'Tadi Echan gak ke kamar Abang karena Echan pikir Abang udah bangun'

"Yaudah sarapan gih mumpung itu nasi goreng nya masih hangat, sama susunya jangan lupa di habiskan supaya bungsunya papa makin sehat dan tambah gembul"Haechan yang mendengar kata 'Gembul' diakhir hanya mencebik sebal.

"Good morning ma Dad and lilbro"sapa seseorang tiba tiba dengan duduk di samping Haechan setelah ia mencuri kecupan kecil dipipi sang adik.

"Pagi sulung nya papa"sahut Taeyong sedangkan Haechan hanya tersenyum manis sebagai balasan untuk sang kakak.

"Hari ini Papa yang antar ya, Bang Jeno langsung aja ke kantor pimpin rapat"Jeno mengangguk patuh sambil mengelap sudut bibir Haechan yang terdapat butiran nasi yang menempel.

'Pa, boleh nggak kalau Haechan mencoba naik bus pas pulang sekolah nanti?'

"No! Kamu nanti pas pulang abang jemput!"sergah Jeno namun dengan intonasi rendah.

"Memangnya kenapa kamu mau naik bus nak? Echan kan tiap hari di antar papa sama bang Jeno kadang juga pakai supir"Haechan menghela nafas pelan.

'Echan cuma mau nyobain rasanya naik bus bareng teman teman, ya walaupun gak berkelompok seperti anak lain setidaknya Echan punya Sungchan yang bisa di ajak buat naik bus bareng'

Taeyong dan Jeno terdiam sejenak, ia paham bagaimana perasaan Haechan karena anak seumuran nya memang seharusnya memiliki banyak teman sebaya dan bepergian bersama untuk menikmati masa remaja, sama halnya seperti Jeno dulu bersama 4 sahabatnya.

Namun, Jeno maupun Taeyong masih tetap tidak bisa membiarkan Haechan pergi keluar tanpa mereka, meskipun kini ada Sungchan yang selalu menemaninya di sekolah. Tetap saja Taeyong dan Jeno tidak mau kejadian dahulu terulang lagi, kejadian dimana waktu itu Haechan menginjak bangku sekolah dasar.

Si bungsu dulu selaku pulang dengan baju kotor atau basah, jika ia pergi sekolah menggunakan seragam umum maka pas pulang ia akan mengenakan baju olahraga. Hal itu terus berlanjut sampai anak itu menduduki bangku JHS.

Jeno yang curiga jika terjadi sesuatu dengan Haechan memutuskan untuk mencari tahu dengan mengawasi Haechan diam diam. Dan benar saja Haechan adik bungsunya itu ternyata di bully oleh anak seangkatannya karena dia tidak bisa berbicara. Haechan di beri makian dan juga di hajar habis habisan oleh anak anak SMP itu. Karena kejadian itu Haechan sempat homeschooling selama dua tahun.

Baby BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang