°Tamu tak diundang°

7.4K 737 54
                                    

Ting..

Bel rumah ditekan beberapa kali membuat Jeno yang sedang sibuk membuat susu untuk si bungsu menjadi geram. Masalahnya ini sudah hampir tengah malam. Jeno bahkan sempat tidur sebelum akhirnya di bangunkan dengan suara Haechan yang meminta dibuatkan susu.

"Siapa sih yang namu ke rumah jam segini"gerutu Jeno sambil menguap.

Ia berjalan ke arah pintu utama dengan botol dot berisi susu di tangannya. Di hidupkannya lampu ruang tamu lalu segera membuka pintu.

Sejenak Jeno tertegun sebelum akhirnya tersadar dari keterkejutannya saat melihat sosok yang bertamu malam malam begini.

"O-om Taehyung?"Jeno berujar seolah memastikan bahwa ia tak salah orang.

"Hai, Jeno Lee? Sudah besar ya kamu"sapa seorang pria yang tadi di panggil Jeno dengan nama Taehyung.

"Siapa bang?"sebelum sempat menyampaikan rasa penasarannya Jeno di kagetkan dengan suara sang ayah yang sudah ada dibelakang nya.

"Gue.. udah lama gak ketemu"ucap Taehyung dengan senyum yang terlihat misterius.

Taeyong sempat kaget namun setelahnya ia bersikap seperti biasa.

"Eh? Taehyung? Ada apa malam malam bertamu?"tanya Taeyong.

"Cuma berniat menyapa, gue gak tau nomer telpon lo jadi sesampainya di bandara Seoul gue langsung kesini"

"Oh iya mana anak bungsu Saera? Belum mati?"pertanyaan langcang dari Taehyung membuat Jeno mengeraskan rahangnya. Hampir saja ia maju untuk menghajar pria didepannya ini sebelum di tahan oleh Taeyong.

"Anak bungsu saya sedang tidur. Dia tumbuh dengan baik dan sehat, dan juga sangat bahagia"ucap Taeyong dengan raut tenangnya.

"Oh panjang umur ternyata. Jarang ya padahal dia prematur 8 bulan. Biasanya gampang mati"

"Kalau anda tidak punya hal penting untuk di bicarakan mending pulang, ini sudah tengah malam"ucap Taeyong datar.

"Lo gak ada basa basi sama sekali gitu sama kakak ipar lo hah? Mentang mentang adek gue udah mati"Taehyung terkekeh sinis.

"Sejak kapan anda nganggap istri saya itu adik anda. Dia cuma adik tiri anda. Maaf ini sudah larut malam dan anak saya mau tidur besok sekolah"tanpa banyak bicara lagi Taeyong menarik Jeno masuk dan menutup serta mengunci pintu. Membuat Taehyung yang masih berdiri di teras ber smirk.

'Mari kita lihat berapa lama lo bisa bertahan. Gue pastiin anak itu, bakalan mati ditangan gue. Dan lo bakal hancur'

*****
Flashback..

Proses peletakkan abu mendiang Saera di gelar di pemakaman umum sore itu. Suasana didukung oleh hujan rintik yang membuat rerumputan hijau disana sedikit lembab.

"Gak adil banget, adek gue meninggal sedangkan anak itu selamat"ujar Pria berjas hitam dengan lengan garis putih menandakan dia adalah pihak keluarga yang berduka.

Keadaan sekitar pemakaman sudah sepi dan hanya menyisakan kerabat dari mendiang Kim Saera. Tak lupa dengan Sosok Jeno saat itu masih belia yang menangis memeluk pohon pinus kecil yang tertanam di makam sang ibu.

"Maksud lo apa Taehyung?"ujar Taeyong yang posisinya berdiri persis disamping pria bernama Taehyung, dan mendengar perkataan itu.

"Maksud gue, seharusnya anak sial itu yang lo biarin mati!! Kenapa lo ngorbanin adek gue?! Kenapa Anak sialan itu yang lo selamatin!!"

"Ini kemauan Saera sendiri. Dia ingin anaknya selamat"

"Halah!! Lo sangaja supaya bisa cari istri baru kan?!"

Baby BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang