°Ngambek°

9K 902 28
                                    


Saat ini Jeno sedang kelimpungan memikirkan Haechan yang duduk di hadapannya sambil fokus menonton TV. Pasalnya, bocah gembul itu tengah merajuk setelah tangisannya berhasil mereda beberapa waktu lalu.

Penyebabnya berawal dari Taeyong yang tidak bisa dihubungi. Ayah dua anak itu sedang dinas keluar kota selama lima Hari. Dan ini sudah terhitung dua hari pria itu meninggalkan kedua putranya.

Awalnya Haechan meminta Jeno untuk Video call Taeyong karena bocah itu sangat merindukan sang ayah. Namun, sudah kesekian kalinya nada sambung telepon itu berdering, tapi tetap tak ada jawaban. Entah Taeyong sengaja meninggalkan ponselnya atau memang dia sangat sibuk.

Jadilah Haechan menangis sejadi jadinya sampai Jeno ikut kalut. Tetapi setelahnya tangisan bocah itu mereda, digantikan dengan diam seribu bahasa bahkan tak bergerak sedikitpun dari duduknya yang semula di sofa.

Jeno jadi semakin bingung, lebih suka sang adik merengek atau bahkan menangis sejadi jadinya. Daripada melihat si bungsu diam tak mau bicara bahkan tak mau minum susu yang tadinya dibuat Jeno untuk meredam tangisnya. Huhh agaknya adiknya itu benar benar merajuk sekarang.

Perhatian Jeno teralihkan karena bel tiba tiba berbunyi. Lihat, bahkan adiknya itu tak mengalihkan pandangannya dari TV meski tontonannya bukanlah kartun beruang yang dia suka. Biasanya bocah itu akan penasaran dengan siapa yang memencet bel rumahnya. Huhhh, Jeno lagi lagi menghela nafas berat.

"Jenooo! Kita mau main nih. Kagak ada niatan buka pintu apa"teriakan pun terdengar dari luar membuat Jeno jengkel, tak salah lagi ini pasti empat curut yang bertamu kerumahnya.

Hari ini weekend jadi ada dua puluh empat jam untuk Jeno menggantikan Taeyong mengurus si bungsu.

"Gak sabaran banget sih nyet"tutur Jeno yang mengecilkan volume di kata 'Nyet'.

"Yee lu nya gak nyaut nyaut. Kita kan niatnya mau main sekalian nemenin lu ngasuh Echan"gerutu Jaemin lalu masuk tanpa menunggu izin Jeno. Melihat itu Hyunjin yang pada dasarnya memang no ada akhlak langsung mengekori Jaemin, membuat Erick hanya menggeleng heran.

"Anak dakjal emang"bukan, itu bukan Jeno tapi Renjun. Jeno mana mungkin mengumpat di rumahnya sendiri, terlebih ada Haechan di dalam.

"Biasa aja dong"celetuk Hyunjin.

"Echaaaaan! Kak Nana datang nih. Kakak teramat merindukan Echan!"pekik Jaemin dengan suara di imut imutkan (suaranya kek pas dia Aegyo di ottoke song).

Namun si bocah yang dipanggil tidak menghiraukan Jaemin. Bahkan saat Jaemin menghujani bocah itu dengan ciuman dan cubitan di kedua pipi gembilnya, ia sama sekali tidak merengek. Posisinya tetap sama, diam dan fokus menatap layar TV yang tengah menayangkan kartun Toy Story.

Jaemin tentu kaget melihat Haechan yang tak bereaksi. Biasanya bayi beruang itu akan tertawa kegelian atau merengek pada Jeno.

"Jen, Echan salah makan ya?"tanya Hyunjin kebingungan. Jeno mengernyit mendengar pertanyaan tersebut. Baru saja mau menjawab Jaemin memekik histeris.

"Hah?! Atau jangan jangan dia di ganggu makhluk halus!! Aduh Jen gimana nih?!!! Echan!! Echan dengerin Kak Nana ya, jangan di tanggapin Hantunya. Dengerin kakak aja!! Hwee Jen gimana dong. Nan-

Cletak!

ADOHH! BANGS-"Renjun memukul keras kepala Jaemin membuat remaja itu memekik kesakitan.

"Lo bisa gak gak usah se hiperbola ini"ujar Renjun datar.

"Tau nih, sembarangan aja. Echan tuh lagi Ngambek. Enak aja lo katain adek gue digangguin hantu"tambah Jeno.

"Oh ngambek. Ya maap kan gak tau, Nana kan panik ishh"Jaemin mengerucutkan bibirnya.

Baby BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang