°Penyesalan Papa°

12.9K 1.1K 49
                                    

Mobil hitam berhenti di depan lobi gedung yang menjulang tinggi. Seseorang keluar dan menampilkan sosok Taeyong yang menggendong Haechan meski ia telah rapi dengan setelan jas formalnya. Tak lupa dengan menjinjing tas kecil berisi baju ganti serta susu sang putra.

"Paa! Eckim eckim!"tunjuk Haechan pada sebuah cafe kecil yang terletak persis di samping gedung.

"Iya nanti ya, kalau sekarang masih pagi. Nanti sakit perut echannya kalo makan ice cream pagi pagi"ucap Taeyong lembut.

Atensi para staf kantor itu tertuju pada Taeyong dan putranya. Tatapan gemas dan kagum pun tak henti terpancar dari tatapan mata mereka. Terlebih karyawan perempuan yang memang mengagumi wajah tampan nan karisma milik sang atasan.

"Pagi pak, pagi Echann"sapaan sopan dari beberapa karyawan yang dilewati Taeyong. Sedangkan echan hanya membalas dengan senyum manisnya yang tentu saja membuatnya semakin terlihat gemas.

"Padi duga hihihi"sahut Echan sambil terkikik, disembunyikannya wajahnya di ceruk leher sang ayah yang membuat Taeyong terkekeh.

Sesampainya di ruangan Taeyong, bocah gembul yang ia gendong di turunkan di sofa depan meja kerjanya.

"Paa! Echan au mayin dem"(Pa, Echan mau main game)ucap Echan.

"Nih main hp papa tapi hp nya jangan dibanting ya dek"Taeyong lalu memberikan benda pipih berwarna silver miliknya pada si kecil.

"Wehh antik"celetuk Echan saat melihat wallpaper seorang perempuan hamil yang mengenakan dress terusan berwarna abu abu gelap.

"Wehh antik"celetuk Echan saat melihat wallpaper seorang perempuan hamil yang mengenakan dress terusan berwarna abu abu gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh? Antik? Hp papa keluaran terbaru loh dek. Masa di bilang antik"kata Taeyong yang mengernyit aneh, yah si papa salah mengartikan kata si gembul.

"Balu? Antik paa!"protes Echan.

"Yaudah deh sesenengnya kamu aja dek yang bilang hp papa antik"gumam Taeyong lalu fokus pada beberapa berkas di samping laptopnya. Gak nyambung sekali bapak Lee ini.

****

"Jen!"seru Renjun yang berlari ke lapangan saat Jeno sedang asik main basket bersama Eric dan jaemin.

Ketiga pemuda itu bertanding dengan mengenakan kaus oblong yang mereka jadikan dalaman saat mengenakan seragam. Dengan keringat yang membanjiri pelipis serta leher mereka, semakin membuat pesona mereka menyilaukan mata para gadis yang setia berpanas-panasan hanya untuk menonton permainan ketiga pemuda tampan itu.

"Weh paan?"sahut Jeno lalu berlari ke pinggir lapangan.

"Lo gak denger jam istirahat? Ngantin kuy"ajak Renjun setelah menepuk pelan pundak Jeno.

"Skuy lah, haus gue"Jaemin menimpali saat bola basket yang dia shoot itu berhasil masuk ke ring.

"Ric ikut gak?"tanya Jeno, Eric menengok sambil mengenakan kemeja putihnya.

Baby BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang