Ramein komen ya kakak kakak..
Aku bakal kangen sama komen kalian yang bikin aku semangat nulis cerita..
~~~~~~~~
Jeno mengerjapkan matanya pelan menyesuaikan cahaya temaram yang masuk ke netra elangnya. Saat pandangannya sudah jelas ia langsung di suguhi penampakan sang adik tengah diikat di kursi bersebrangan dengannya yang di ikat di pilar gedung itu.
Kondisi Haechan sangat kacau, suara nya yang hampir habis akibat menangis dan juga siksaan dari Taehyung yang tak sudah sudah. Entah sudah berapa lama bocah gembul itu di aniaya oleh pria yang seharusnya menjadi omnya.
"Hiks.. Om pach...hiks..in hiks.. Nyo.."lirih Haechan lemah.
"Apa? Lepasin? No baby"ucap Taehyung dengan tawa puasnya.
Jeno rasanya ingin menangis melihat keadaan sang adik yang penuh luka serta jidatnya yang berdarah, mungkin Taehyung memukulnya dengan benda tumpul.
"Kim Taehyung keparat!! Lepasin adek gue SIALAN!!"bentak Jeno sambil meronta ronta mencoba lolos dari tali yang melilit ditubuhnya.
"Ouh keponakan ku tersayang sudah bangun? Lihat sebentar lagi kamu akan jadi anak tunggal dari keluarga Lee. Otomatis semua saham akan jadi atas nama mu kelak saat kamu sudah kuliah"
"Cih! BAJINGAN!! Stop omong kosong Taehyung!! Lepasin adek gue sekarang atau lo bakal menyesal!!!"teriak Jeno.
"Wah wah wah, sepertinya gue lupa kalau anak sulung Saera ini udah dewasa hahaha"Taehyung tertawa sinis lalu berjalan menjauh dari Haechan dan mendekat kearah Jeno.
"Keponakan gue udah pinter ngumpat"kekehnya.
Bugh!! Bugh!!
Beberapa pukulan mulai mendarat di wajah Jeno sehingga membuat wajah mulus itu kini penuh lebam serta sudut bibir yang mengeluarkan darah.
"NYONYO!! Om.. hiks.. dangan.. om.. hiks dangan pukul hiks.. Nyonyo.."pekik Haechan, meskipun suaranya serak ia berusaha agar Taehyung berhenti memukul kakaknya.
"Kau tau?"Taehyung berbicara sambil menendang dan memukul Jeno bertubi tubi.
Bugh!!
"Taeyong lah yang bajingan!!"
Bugh!
"Jika saja dia gak merebut Saera dari gue! Saera gak bakal mati muda!"
Bugh! Bugh!
Jeno melemas seiring dengan darah yang keluar dari mulutnya. Meski begitu oandangannya tak pernah lepas dari sang adik yang menangis dengan kondisi yang mungkin lebih parah darinya.
"Om hiks.. dangan om hiks.. dangan pukul lagi hiks.. dangan!! Dangan!! Nyonyo!!"
Mendengar serta melihat kondisi kedua putra dari orang yang paling ia benci sangatlah membuat Taehyung puas. Ia tertawa lepas seakan sedang melakukan liburan. Ya, pembunuh sudah menjadi nama tengah pria Kim itu.
"Mau om beri hadiah Jeno Lee?"tanya Taehyung sambil mencengkran dagu Jeno yang di basahi darah milik nya.
Tangan Taehyung mengisyaratkan pada anak buahnya untuk melepaskan tali yang mengikat kedua anak itu dan menyeretnya ke pinggir gedung.
Setelah sampai dipingir gedung, Taehyung mengambil alih dengan memegang Haechan dan membawanya lebih dekat pada ujung kedung tua itu, posisi nya jika didorong sedikit saja maka mereka akan jatuh dari lantai dua.
"Uhuk.. J-ja jangan.. lepasin Haechan.."pinta Jeno lemah. Meski begitu ia tetap meronta ronta dari pegangan anak buah Taehyung.
Bertepatan dengan Jeno yang hendak bicara, sirine polosi menggema dari bawah bersamaan dengan beberapa mobil polisi dan satu ambulance tak lupa dengan Taeyong juga keluar dari salah satu mobil pribadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Bear
FanfictionTentang Haechan Yang masih balita dan di jaga oleh dua pawangnya. BUKAN BXB!! Mampir kuyy