30 Agustus,
"Bayangkan kita tak saling memiliki, apa yang kau dapatkan?"
"Kita mengalami kekosongan dan kegelapan." "Namun, kau temukan sisi lain dari itu?"
"Iya, aku menemukan cahaya, dan aku membayangkan itu dirimu dan aku."
---Mungkin kita pernah merasa bahwa kita hidup di dalam kekosongan setelah kita tak tahu diri kita sendiri, kita yang tak tahu apa sebenarnya yang kita miliki dan kita ingin kuasai. Sebenarnya setiap manusia bisa menguasai dirinya sendiri tanpa dihalangi oleh beberapa objek yang memungkinkan dapat merubah manusia menjadi semakin tertutup atau justru kebablasan terbuka. Kontrol diri kita adalah kita sendiri, yang memiliki kebebasan berpikir dan merasa, gunakan itu semua dengan sebaik-baiknya, jangan menggunakan akal dan hati hanya menjadi pelampiasan akan keterpurukanmu.
Kekosongan yang sejati adalah yang terpenuhi oleh elemen kehidupan. Kekosongan berbeda dengan kegelapan, hanya sama warna bukan dari ruangnya. Jika ruangnya memang berbeda, karena yang kosong belum tentu gelap, dan yang gelap belum tentu kosong. Teori ini saya dapatkan karena pernah mengalami kedua situasi ini, ketika itu sangat buntu sekali untuk menjalani hidup, karena dipenuhi dengan sekat dan tembok gelap yang tak kasat mata, seakan-akan hal itu adalah hipnotis atau tipudaya supaya kita terjebak dalam kegelapan hati dan jiwa.
Semenjak itu, saya berusaha sekuat mungkin untuk membebaskan diri dari kegelapan dan kekosongan itu. Namun, anehnya, yang hilang hanya kegelapan yang selama itu mendekap jiwaku supaya terseret ke dalam jurang kegagalan dan ketidakpercayaan. Sementara kekosongan terus abadi dalam hidupku, justru itu membuka ruang bagiku untuk terus mengisi jiwa, hati dan akal supaya lebih bercahaya.
°°°
"Kamu percaya nggak, kalau cahaya yang kau dapat ternyata bukan dari luar?"
"Aku belum percaya sebelum aku membuktikan, bisakah kamu menjelaskan itu, aku sendiri hanya merasakan ada pantulan cahaya yang masuk dan menyinari semuanya."
"Coba kamu bayangkan, bagaimana cahaya itu dapat masuk ke tubuhmu, dan kau dapat merasakannya?"
"Aku hanya merasakan." "Artinya hanya kau yang tahu." "Maksudnya?"
"Iya, aku tak bisa menjelaskan, kau sendiri yang dapat memberitahu bagaimana proses itu, sederhana saja jika kau merasakan, aku tak pernah tahu. Seperti kau merasakan hebatnya cinta, namun kau tak pernah memberitahunya pada orang lain."
°°°
Cahaya yang masuk hingga memancar kembali kepada yang membutuhkan adalah anugerah yang paling dahsyat, bahkan bisa jadi orang yang terpancar cahayanya itu akan menjadi orang yang sangat diagungkan. Jelas saja, ketika kita mendengar cerita para Nabi dan Rasul, Wali, Pahlawan sampai orang-orang yang dikaruniai keistimewaan adalah orang-orang khusus yang sangat mengesankan. Bahkan, banyak orang memimpikan seperti itu sehingga menemukan cahayanya secara kebatinan.
Saking hebatnya cahaya itu, maka seringkali muncul beberapa pendapat bahwa cahaya adalah cinta Tuhan, adalah kasih sayang Tuhan, bahkan ada yang lebih ekstrim lagi kalau cahaya tersebut adalah jin. Tapi, kita lewati saja hal demikian, karena yang dimaksud cahaya disini adalah keilmuan dan kasih sayang yang selalu diberikan dari manusia kepada manusia yang lain, kepada binatang dan alam semesta. Cahaya berwujud cinta yang selalu kita rasakan, cahaya berbentuk sebuah makna kebesaran Tuhan adalah yang selalu kita dambakan.
Bahkan kita seringkali menyebut cahaya yang merasuki tubuh ini adalah keanehan yang nyata. Tetapi, kita tak mungkin berasumsi yang jauh dari kata positif, bisa jadi itulah keistimewaan kita, bisa jadi itulah yang menjadikan kita kuat, begitulah cahaya datang. Tanpa kita sadari, kita hanya penerima dan penghantar dari segala yang Tuhan sebarkan. Dan kita hanyalah benih-benih cinta yang Tuhan cipta. Bicara tentang cahaya, hanya kita yang tahu, kita yang memahami, merasa dan menyebarkan, hingga sampai ke titik pensyukuran dan penghambaan. Simpan saja praduga dan prakata, tenggelamkan dulu sejenak dan kita nikmati semuanya dengan khidmat.
Terima kasih, semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENTANG DAN GURATAN
RandomSebuah kisah-kisah dan wejangan yang tertulis dengan spontan, berisi tentang pengalaman, ajaran kehidupan dan kisah romansa yang disisipi dengan nilai kehidupan yang fantastis. Terutama pada seorang tokoh yang bernama Wiroto, dalam mengejar cinta la...