KEGILAAN ADALAH PENENANG

0 0 0
                                    

Surat itu datang dari salah satu kelompok penulis, ia mengenali saat aku menepi di balik hujan, dan menyapaku dengan hangat. Aku pun tahu, hawa dingin bukanlah sesuatu yang baik, namun ada baiknya ketika hawa itu membalutiku untuk segera berlari dari bualan-bualan yang kejam.

Untuk Kangmas,
Selamat pagi, untukmu yang berjarak antara dua gunung tertinggi di dunia.

Bagaimana kabarmu di hutan? Bertahun-tahun tak bertemu, aku terkesan dengan penampilanmu malam lalu, ketika audience memberikan standing applause untuk kata-katamu yang mengagumkan. Spirit and passion always in your soul, Dude! Esok pagi aku pulang dari Albania menuju Jakarta, kutunggu kau di Bandung, tepat di bangku tunggu Jalan Asia-Afrika.
Don't be late, Brother! Thank you!

Saudara jauhmu,
Freddie

Tirana, 08 August 2019
---

Bila aku diizinkan untuk mengingat, aku mengalami hal buruk selama dua setengah tahun. Waktu sepanjang aku habiskan dengan beberapa botol alkohol dan banyak bungkus rokok berserakan di loteng dan kamar. Hal yang paling buruk adalah aku tidak bisa menghilangkan semuanya dengan pemborosan yang fatal.
Kuputuskan berkelana, mengunjungi beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sampai akhirnya terdampar di Jawa Barat, tepat di ujung Selatan. Pengelanaan itu membuatku gila dan hampir mendominasi ruang gelapku yang bernama hati. Aku tak tahu kapan harus bangun, harus mandi, melangkah sampai semuanya terlupakan karena sering menulis. Menuangkan semua persepsi dan beban dengan menulis adalah cara terbaik, bisa saja kau disebut malas atau hanya berhalusinasi, tetapi setidaknya beban hidup dan permasalahan akan hilang sejenak, yang nantinya aku dapat membenahinya dengan tenang dan tertata.
Beban hidup yang terasa menyakitkan, sampai akhirnya aku kembali, aku tak pernah mau untuk menjalanka apa yang sewajarnya dilakukan seseorang. Bagiku, demi kebebasan pribadi, ketidaksukaan terhadap kepercayaan bahwa kerja keras membuahka hasil atau dengan jampi-jampi atau doa-doa yang mustajab membuatku memutar-mutar otak, seperti tak ingin percaya dengan hal demikian. Ketika beban hidup sudah di atas limitnya, mengapa kita tidak merombak pola pikir atau sistem kehidupan yang lebih baik atau lebih bebas? Sekali-kali, jangan sampai tenggelam oleh kepercayaan yang membuatmu kaku, dan jangan sampai kehilangan apa yang sudah Tuhan berikan pada kita.
Hidup di antara pesakitan memang menyulitkan langkah, apalagi pikiran sudah dikuasai oleh banyak hal yang kontradiktif dengan asumsi-asumsi kebenaran mutlak (menurut golongan tertentu dengan syarat tertentu pula), bahwasanya yang menyulitkan langkah justru bukan permasalahan atau derita yang kita dapatkan, namun bagaimana kita mentransformasikan diri untuk selalu mengikuti masalah itu dan kemudian meledakkannya bagai bom atom. Sebenarnya, kunci indah dalam hidup adalah kebebasan berpikir dan kejernihan hati. Selama ini, banyak orang mencari ketenangan, kedamaian, dan 90% harta dan tahta. Dengan kata lain menurut bahasa klasiknya, "kehidupan tergantung dari berapa banyak uangmu dan setinggi apa kuasamu."
Semuanya terasa semu jika kebahagiaan terukur dengan kuantitas harta, bukankah kita hidup tanpa pencarian? Kita masih kebingungan mencari tujuan, menentukan pilihan, memastikan keputusan hingga akhirnya mati tanpa membawa apa-apa. Apa yang akan kita persiapkan? Apakah itu kekayaan, kebahagiaan, kuantitas hidup, nama baik, atau kualitas perilaku yang akan menjadi warisan untuk generasi ke depan?
Semuanya terasa semu ketika hidup hanya menguras waktu dan tenaga, ketika hidup hanya untuk menyenangkan diri dan orang lain, semuanya terasa bohong dan mengibuli ketika kita tak mampu mengasah dan membagikannya kepada mereka yang membutuhkan. Semuanya akan terasa kosong, ketika kamu terus mencari apa yang dicari banyak orang.
Semuanya akan terasa bullshit, dan yang akan menghancurkan segalanya. Semuanya seperti mudah diuangkan, semuanya seperti terasa ringan untuk ditodong uang. Bedebah untuk semua itu.
Kita hanya punya akal, hati dan jiwa, serta harga diri. Jagalah kesehatan dan kekuatan mereka; jangan sampai direnggut tangan-tangan kosong oleh kasih sayang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BENTANG DAN GURATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang