"Kita tak pernah bisa menuntut untuk saling mencintai. Tetapi, hal yang paling efektif untuk sebuah hubungan adalah melupakan segala perjuangan dan pengorbanan, dimana keduanya hanya menjadi pucuk-pucuk kesombongan dan kesemena-menaan."
---
12 Agustus,
"Di mana kita akan menemukan titik temu?"
"Sederhana, hanya ketika saling tatap. Aku yang menyenangkanmu, kamu yang meneduhkanku."
"Hanya kesederhanaan yang membuat kita hidup sebahagia ini, kamu yang menghangatkanku, aku yang selalu berteduh di antara kasihmu."
---Kau pernah utarakan bahwa cinta adalah sumber energi kehidupan? Ya, itu aku yang mengatakan, khusus untukmu dan petualangan kita. Dan aku pun masih ingat tentang semangat yang selalu kau berikan untuk meraih kemenangan dalam hidup, meskipun kita pernah gagal secara bersamaan. Kala itu, kau hampir frustasi, akulah yang bersedia berikan solusi, ketika kau hampir putus asa, pelukku yang menjadi penawar luka. Hingga kini, semuanya adalah kenangan yang memenangkan hatimu, dan meneduhkan diriku yang berusaha meyakinkanmu bahwa hidup ini mencari kemenangan, baik kecil maupun besar.
Kita yang selalu berharap berjalan berdua, kita yang memohon kekuatan lahir batin untuk menjaga konsistensi, memohon petunjuk untuk keseimbangan kita dalam berpikir dan bertindak, meminta cinta-Nya agar diluruskan jalan terbaik kita.
Semua adalah kenangan yang mengasyikkan dan unik, sebab keasyikan adalah pensyukuran atraktif bagi kita. Dan, kesempurnan berangsur meningkat ketika kita saling merasa dan mencinta.
Kadangpula kita selalu mengejar menjadi yang terbaik, berlomba untuk sukses bersama, dan mencoba bergerak untuk masa depan kita. Kau yang menyemangatiku, aku yang menjadi pedoman hidupmu. Kau yang menjadi cahaya dalam gelapku, aku yang menerangi setiap langkahmu yang berkilauan. Aku mencoba untuk menjadi dirimu, menjadi sebab atas segala kesuksesanmu kelak, karena kau sangatlah berarti dan pantang menyerah meraih sesuatu. Sebab itulah aku terdorong menjadikan diriku sebagai patokan semangatmu.Setiap hari kita habiskan mengisi pikiran, setiap kali pula kita merasa kekurangan. Jarang sekali kita saling bersinergi dengan tepat, walau semenjak itu keinginan kita tak dapat. Aku yang terus menerus mendorongmu, rupanya aku tak sanggup mengiringi langkahmu. Aku terseok, terjerembab sampai luka di kaki semakin melumpuhkan semangatku, semua yang telah kulakukan berakhir manis untukmu. Aku sumringah, ketika kau berhasil, dan aku berhasil untukmu.
Setiap hari pula menyulam memori, setiap kali mengotori kota dengan kenangan yang terpatri. Indahkan hari-hari yang malam di masa lalumu, untuk kau kembali bersinar bersamaku. Pagi hari, kala hujan meneduhkan tubuh, kau sangat ingin menghangatkan aku, yang terperosok di tengah-tengah palung kerinduan.
Kehangatan yang kau berikan, membawaku melayang menuju cahaya rembulan. Entah bagaimana itu terjadi, kau perlu mengerti, bahwa rasa tak dapat datang dua kali, cinta tak hadir pada lain manusia, hanya dapat dirasakan sekali seumur hidup. Hingga kau mengerti bahwa cinta sejati bukan yang diperjuangkan, tetapi ditanam kemudian dituai dengan penuh keyakinan. Cinta sejati adalah yang kita lestarikan, hingga memutih dan menjadi satu.Soal percintaan bukan tentang kita saling mengikat dan saling memeluk raga, kita dituntut untuk semakin memeluk jiwa dan hati kita atas satu objek; kekasih kita. Soal cinta tak lepas dari perjuangan dan pengorbanan, tetapi bagiku cinta ya sudah cinta, bukan soal besarnya perjuangan dan ikhlasnya pengorbanan, itu sudah mendekat pada materialis kalau sudah digabungkan dengan kedua hal tersebut. Cinta adalah rasa yang terus mengalir, cinta tak bisa diuraikan dan tak terdefinisikan. Cinta = cinta. Titik!
Bahkan, ketika kita mencoba mencintai seseorang, kita pasti dibayang-bayangi dengan alasan, baik secara lahir atau batin. Nah, bagaimana ketika kita mempunyai alasan untuk mencintai? Sebenarnya, itu bukan cinta, tetapi riset. Kalau sudah bicara cinta, pasti tak ada alasan mengapa dan apa, ya sudah berjalan dengan semestinya dan akan menjadi selaras ketika kedua orang tersebut dapat memadukan dengan penuh rasa dan rasional. Tak ada yang asyik dari melahirkan cinta tanpa alasan apapun, karena itu sebuah keluaran yang sangat atraktif.
Justru, ketika cinta kau anggap sebagai kalkulasi atau spekulasi, sementara itu juga kau akan selalu menghitung apa yang sudah dikorbankan dan diperjuangkan. Ketika akan datang pasca-perpisahan, muncullah debat yang menyajikan dokumen "Data Statistik Perjuanganku." Ini untuk apa? Debat atau cekcok dengan data kuantitatif, bukannya cinta adalah data yang bersifat kualitatif, yang menumbuhkan rasa bukan memperbanyak rasa kepada manusia? Menurut saya aneh fenomena demikian, seringkali terjadi pertikaian atas nama cinta, atas nama korban janji, rasa yang palsu, itu hanya anggapan bahwa mereka ingin menjadi yang tersakiti, padal sebenarnya ketika kita sudah saling menjalani hubungan cinta, harus ada komitmen, kontroversi, konsekuensi dan kontrol.
Komitmen akan cinta itu dasar dari segala kisah asmara. Kau memulai hubungan, kau juga memulai pertanggungjawaban atas perasaanmu sendiri, ketika sudah mengutarakan kepada objekmu, maka cobalah kau belajar membangun komitmen yang kuat. Bagaimana caranya, itu pun ada berbagai cara, hanya kita akan merangkumnya saja. Pertama, coba bangun sikap kedewasaanmu, berhijrahlah dari masa remajamu dan jadilah orang yang berpikir dingin, rasional, berperasaan dan mengedepankan mufakat. Hilangkan semua ego masing-masing, hindari butir-butir gosip yang berasal dari telingamu.
Coba bayangkan, terlalu banyak isu-isu yang memudahkan kita untuk mempercayainya, bahkan itu pun belum tentu benar. Ketika kita menemukan isu perselingkuhan pasangan kita, coba bicarakan baik-baik, dengarkan secara baik, selesaikan masalah dan saling memperbaiki dengan santun. Momennya pun ditentukan jangan asal masuk ke alamnya yang sedang kalut misalnya, akhirnya kamu hanya menemukan benturan yang hebat. Usahakan semuanya tenang, nyaman dan aman, baru kau bisa memulainya dengan cara santun, 'Maaf, boleh aku bertanya tentang ini, tadi begini begitu ...' coba kita bangun bahasa yang santun dan meneduhkan, artinya kamu tak perlu lagi marah-marah tak jelas karena mendengar isu.
Berbeda halnya ketika kita memergoki pasangan kita, jangan sampai tubuh dan hati kita langsung mengarah ke pasangan yang sedang berselingkuh. Tenangkan sejenak, simpan pertanyaan, dan upayakan kau tanyakan selalu keberadaan dan kabarnya terlebih dahulu. Lalu, kau pancing agar dia bisa membuka diri atas kejadian yang kau pergoki. Tapi, tunggu dulu, jangan terlalu gegabah dan langsung menanyakan hal tersebut, ajak basa-basi dulu saja, bisa dengan tukar kenyamanan mungkin, atau tebar tawa dan seterusnya.
Ketika kita sudah berani berkomitmen, hendaknya kau bermain dengan kontroversi, agar kau tak terlalu fanatik dengan dirimu sendiri. Lihat saja keberhasilan sepasang manusia berawal dari kesalahan yang selalu ia rancang sedemikian rupa untuk memberikan suatu pembenaran di antara kedua belah pihak. Tetapi, jangan sampai kontroversi itu tak membuat kau semakin terkontrol. Jangan pula jadikan sevagai keasyikan yang bersifat semenjana. Jangan pula menjadi sebuah alasan untuk perpisahan yang sifatnya hanya merusak segala kebahagiaan. Stop your controversion if you will broke your happiness! Bahagia bukan untuk main-main, bahagia juga bukan proses menjadi badut yang lalu karena hal bodohnya.
Di tengah kontroversial yang selalu dibuat-buat oleh orang zaman sekarang adalah suatu kerusuhan hati yang diawali dengan ketidakpuasan. Katanya bahagia, tetapi masih memberi luka, baik pada diri sendiri maupun pasangannya. Jadi untuk apa berhubungan atas nama cinta? Sebenarnya, kontroversi disini adalah kamu melakukan hal yang extraordinary. Suatu kesalahan bisa kau ubah dengan kekuatan cinta yang sempurna, bahkan bisa menjadi daya tarikmu terhadap siapapun yang memilikimu. Jadi, jangan tergiur akan pola hidup yang biasa-biasa saja atau percintaan yang gitu-gitu saja. Cobalah sekali saja kau melakukan hal yang di luar dari dirimu, tetapi tetap jaga harga diri dan karaktermu.
Sebetulnya, permainan cinta hanyalah mendatangkan suka duka. Itupun dari berbagai banyak versi dan persepsi. Ketika kita berbicara cinta itu sudah bersifat universal.
Jadi, kapan kau akan memulai cinta? Atau masih menimbang alasan dan membuat kejutan bagi orang yang akan kau cinta?
.
.
.°°°
"Perkara cinta? Tak usah kau beri alasan, tak usah dicampuri bumbu pengorbanan dan keikhlasan dalam memperjuangkan, kalau sudah merasakan cinta, jalan lurus saja."
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
BENTANG DAN GURATAN
RandomSebuah kisah-kisah dan wejangan yang tertulis dengan spontan, berisi tentang pengalaman, ajaran kehidupan dan kisah romansa yang disisipi dengan nilai kehidupan yang fantastis. Terutama pada seorang tokoh yang bernama Wiroto, dalam mengejar cinta la...