———
F R I E N D S
———
⚠️can you give me 200 stars? If u like my story ❤️Gue dari tadi cuma bisa diem nungguin Jeno ngejelasin semuanya. Kita udah di rumah, dan ini di kamar Jeno.
Kata - kata Jeno yang bilang kita ini udah dewasa jadi buat gue mikir - mikir apa gue harus kaya begini? Gue jadi keliatan kekanakan gak mau dengerin Jeno karena rasa kecewa gue.
Gue yang duduk disisi ranjangnya ngedongak lihat Jeno baru masuk. Dia langsung jongkok dihadapan gue sambil megang kedua tangan gue yang lagi diatas paha. Gue sedikit kaget.
"Dengerin aku dulu. Baru kamu boleh marah sama aku."
Yang dilakuin Jeno sekarang cium kedua tangan gue. "Aku gak pernah sekali pun berpaling sama yang lain, Nar. Aku cuma sayang sama kamu."
Jeno ngela napas. "Aku sekarang ngomong apa adanya. Aku jujur. Waktu itu Siyeong yang telepon aku. Dia minta bantuan aku untuk belajar bareng. Emang, aku meragukan dia awalnya. Aku juga mikir ini cuma taktik dia supaya deket lagi sama aku. Tapi ternyata itu enggak."
Pupil gue membesar sekarang. Jeno semakin erat genggan tangan gue. "Siyeon itu kena didikan yang keras dari Papanya. Dia selalu dipukul sama Papanya kalau nilai dia turun walau hanya satu poin. Aku juga gak ngerti kenapa cuma aku yang dia ceritain. Tapi itu artinya dia merasa gak punya temen yang bisa dia percaya kan?"
"Tapi kenapa harus kamu?"suara gue sedikit gemetar. "Kan dia tau kamu itu udah punya aku."
"Iya, dia tau. Siyeon tau aku sama kamu itu pacaran. Aku udah jelasin ke dia kalau aku gak akan bisa nemenin dia kaya sekarang. Aku udah ada kamu, aku gak mungkin bisa nemenin dia walau itu bisa aja genting. Karena dia bukan urusan aku. Aku udah bilang itu semua."
Beberapa saat Jeno diem. Dia kaya lagi mikir. "Yang bikin aku sekarang ngerasa bersalah, aku biarin dia meluk aku sambil nangis disandaran aku."
Gue merasa jatuh. Jantung gue rasanya berdetak makin keras. Air mata gue jatuh tepat ditangan Jeno. Gue mau lepas genggaman ini tapi dia tahan.
"Denger, Nar. Itu gak lebih. Aku cuma mengijinkan dia untuk pinjam bahu aku karena dia merasa lemah. Dia capek sama situasi dia yang semakin buruk. Iya aku tau aku salah karena posisinya sekarang aku itu pacar kamu, tapi malah biarin cewe lain meluk aku. Tapi aku gak ada pilihan. Aku punya rasa kasihan juga untuk dia. Cuma itu. Gak lebih."
"Dan kalau aku bilang ini dari awal ke kamu, kamu pasti marah, kamu pasti gak akan biarin aku untuk ketemu Siyeon yang jelas - jelas lagi butuh bantuan. Itu menurut aku, Nar. Aku ataupun Siyeon, kita gak ada hubungan apa - apa selain teman."
Gue nutup wajah gue dan nangis. Gue ngerasa bodoh sekarang udah ngira Jeno yang enggak - enggak. Apalagi gue udah bilang dia cowo anjing. Gue nangis makin keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅]FRIENDS; LEE JENO
Fanfic[SELESAI] Feat. Mark Lee [RATED-M]🚫 Berteman sama Lee Jeno memang butuh kesabaran.