🦋Ch. 13

12.2K 700 42
                                    

———

F R I E N D S

———
⚠️can you give me 100 stars? If u like my story ❤️
[M]

Jeno gak bisa berhenti untuk natap mata Nara yang kelihatan lembab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jeno gak bisa berhenti untuk natap mata Nara yang kelihatan lembab. "Lo bisa tanya sama diri lo sendiri. Karena jawabannya ada dihati lo."

Diam, Nara gak tau harus gimana sekarang. Jangan lupain posisi mereka yang masih menempel. Bahkan satu tangan Jeno masih meluk pinggang Nara posesif.

Atensi Nara turun gak berani natap Jeno. Tangannya didada Jeno kelihatan canggung.

"Nara,"

Suara rendah Jeno buat Nara kembali natap dia. Untuk kali ini, Nara bener - bener ngerasa deg - degan. Dia gugup. Gak tau harus gimana.

"Apa sekarang gue masih ada kesempatan untuk ada dihati lo?"

Nara menelan saliva. "H-ha? G-gak tau. Gue—"

"Gue gak maksa diri lo. Karena gue yakin lo pasti bisa jawab itu."

Jari Jeno nyentuh bibir Nara lagi. "Lo gak kangen sama gue?" Kemudian senyuman tipis bisa Nara lihat dari bibir Jeno. "Gue kangen banget. Hampir sebulan gak pernah sama lo itu rasanya hampir satu abad."

Padahal tidak ada yang lucu, tapi Nara reflek menahan tawanya. Dia melipat bibirnya ke dalam karena takut akan menyinggung Jeno soal lawakan yang tak lucu itu.

Hm, mungkin saja Jeno memang gak lagi ngelawak.

"Satu abad itu 100 tahun. Dan lo bilang hampir sebulan, 30 hari pun gak sampe."

Senyuman Jeno semakin terlihat karena Nara keliatannya udah lebih baik untuk diajak bicara. "Kan ini menurut gue. Sama aja."

"Dih, terserah." Nara ingin mendorong tubuh Jeno karena ia merasa gerah. Tapi Jeno dengan kurang ajarnya memeluk pinggang Nara makin erat. Sampe cewenya jadi merasa risih.

"Jen, lepas. Gue mau pulang. Nanti Mama sama Papa lo tau gimana?"

"Tau apa?"

"Ya tau kita berduaan begini!"

Wajah Nara udah kesel. Dia berusaha dorong dadanya Jeno bahkan dipukul - pukul, tapi ini Jeno, yang punya badan bongsor terus tenaga juga jauh lebih gede dari pada tenaganya— Nara nyerah.

"Kan mereka udah tau kita sering tidur bareng."

"I-iya kan—" situasinya sekarang beda goblok. Sayangnya Nara cuma bisa bilang dalam hati. Dia gak mau Jeno bermaksud ke hal yang lain.

"Hm?" Jeno merapikan anak rambut Nara.

Senyuman yang keliatannya sudah lebih dari situasi tadi, sekarang jadi perlahan luntur karena mereka sama - sama ngerasa hawa didalam kamar ini sedikit berbeda.

[✅]FRIENDS; LEE JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang