32. Masalah LAGI?

771 65 7
                                    

*Tandai kata yang bertypo



Makasih buat kalian yang udah nyempetin waktu buat baca cerita gue ini.



Semoga enjoy baca ceritanya!!


°°°°°

Disudut kamar yang luas terdapat seorang gadis yang kini tengah termenung sembari memijit pelipisnya pelan. Entah mengapa rangkaian demi kejadian tadi malam masih membekas dalam ingatannya.

Masih teringat jelas dalam memorinya dimana kakaknya  sangat melindunginya entah itu mungkin perasaannya saja. Dia teringat saat suara derum motor yang saling bersautan dan diikuti beberapa anak motor yang dia yakini musuh kakaknya nampak tersenyum miring sembari menyeimbangi laju kecepatan kakaknya.

Dia masih ingat jika sosok berjaket hitam yang menampakan aura dendam dan benci. Entah mengapa dalam sinar rembulan dia bisa melihat matanya terpancar aura membunuh. Tapi apa yang sudah diperbuat kakaknya sehingga dia memiliki musuh?

Namun saat mengingat perbuatan kakaknya kepadanya membuatnya yakin jika memang sikap kakaknya lah yang membuat orang tidak menyukainya, tapi lama kelamaan Dira menjadi pusing sendiri.

"Dira turun yuk sarapan bersama, Papa udah nunggu kamu dibawah!" suara mamanya yang terdengar didepan pintu menyadarkannya.

Dira sampai lupa jika sekarang adalah waktunya untuk berangkat sekolah, dia harus semangat sekarang karena sebentar lagi pertandingan lomba akan segera digelar dan dia harus memantapkannya.

"Iya ma." jawabnya kemudian mengambil tas sekolah miliknya sebelum beranjak turun kebawah.

Matanya menelusuri saat melihat hanya ada mama dan juga papanya yang sudah duduk manis dimeja makan, tidak ada batang hidung kakaknya saat ini.

"Sini sayang mama udah siapin nasi goreng buat kamu!" ujar mamanya kemudian mengambilkan satu sendok nasi goreng hangat kedalam piringnya.

Dira tersenyum dan duduk disamping papanya yang nampak tenang meminum kopi dan membaca koran paginya.

"Kakak kamu kemana?" tanya papanya bingung.

"Iya Pa, Mama juga gak liat Dion dari tadi. Dikamarnya juga tidak ada." tambah mamanya kemudian duduk disamping Papanya dan didepannya. "Kakak kamu kemana sayang?"

Dira menunduk ragu, apa dia harus berujar jujur jika setelah kakaknya mengantarkannya tadi malam, kakaknya kemudian pergi lagi dan dia baru tahu jika kakaknya belum pulang semalaman.

"Kak Dion ehm... Itu kak Dion..."

"Kenapa Pa?" suara bass yang sedari tadi dia cari tiba-toba muncul dari arah depan membuatnya menghela napasnya lega. Dira bersyukur dia tidak berbohong kali ini.

"Kamu kemana aja boy?" tanya Papa tersenyum hangat.

"Dion tadi habis ke garasi sebentar pa, mau lihat milo dulu." jelas Dion kemudian duduk disampingnya membuat Dira menahan napasnya.

"Ini makanannya nak." mama mengambilkan seporsi nasi untuk Dion dan dibalas senyuman oleh kakaknya.

"Makasih tan."

Dira kemudian menatap kakaknya bingung, apa yang sebenarnya terjadi kepada kakaknya dan kapan kakaknya telah ada dirumah?

Dion yang melihat kebingungan Dira sontak tersenyum miring, dia mendekatkan tubuhnya dan menyingkirkan anak rambut dibelakang telinganya.

 The Cold BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang