3. Perasaan Dira

2.4K 150 9
                                    

Dion duduk menenggelamkan kepalanya dilengkukan tangannya, sedangkan telingannya tersumpal earphone. Itulah kebiasaan Dion sejak kelas 10, dan Kini dia sudah kelas 12 dan kebiasaan itu sudah turun temurun setiap tahunnya.

Hari ini dia merasa mengantuk dan mengelah, pasalnya setiap hari dia selalu bertengkar dengan papanya. Kapan papanya itu akan memperhatikan dirinya, semua perhatian papanya hanya tersita pada Istri barunya dan juga anaknya.

"DION, BANGUN YON. SAHUR... SAHUR... SAHUR..." Teriakan itu membuat telinga Dion agak pecah, pasalnya orang yang berteriak itu dekat dengan dirinya.

"Apaan sih lo?"

Dion mendorong orang itu, dan tanpa bersalahnya dia menenggelamkan kembali kepalannya dilekukan tangannya itu.

"Ih kamu jahat ya sama aku, aku aduin papa aku loh ya." orang itu mencoba berdiri dari posisi jatuhnya, dan duduk kembali disamping Dion.

"Makanya goblok lo pelihara, udah tau Dion singa, masih aja lo bangunin." Kesel teman-temannya.

"Kan Gaga gak tau, Kalian juga gak bantuin gue, sakit pea pantat cantik gue," ringis Gaga memegangi pantatnya.

"Tapi Gaga, kok lo tadi teriak sahur-sahur sih, bukannya bulan puasa sudah lewat ya?" tanya Andre dengan polosnya.

"Mulai lagi dah bolotnya." gumam Roy, melanjutkan permainan game yang ada diponselnya.

"Aduh Andre!! gini ya gue itu refleks teriak kayak gitu. Pasalnya Dion teman kita ini dari tadi tidur mulu," terang Gaga.

Andre hanya ber'o'ria saja, lalu menatap Gaga dengan pandangan yang sulit diartikan, dan Gaga menelan salivanya saat melihat pandangan Andre yang sepertinya belum mengerti juga.

"Tapi ya Gaga, Biarin aja dong Dion tidur kan dianya ngantuk. Terus ngapain kamu ganggu dia?"

tuh kan mulai lagi bolotnya, Jika bisa, Gaga ingin menampol kepala Andre dan mengeluarkan semua isi kepala Andre lalu menjadikannya makhluk yang bisa bermanfaat.

"Gini lo ndre, Gue itu cuma iseng aja buat gangguin Dion, karena gue... gue... gu.. gue..." Pandangan Gaga jatuh pada Roy yang sedang asyik bermain game, Roy yang mendapati Gaga yang seperti meminta bantuan kepadanya hanya mengendikan bahunya acuh.

"Si Bego VS Si lemot," gumam Roy tersenyum miring.

"Au ah gelap, gue mau ketoilet dulu bye." ujar Gaga berdiri meninggalkan Andre yang kini masih kebingungan dengan jawaban dari Gaga tersebut.

Bukannya Gaga jahat dengan Andre, tapi dia hanya ingin terbebas dari salah satu sahabatnya ini yang semakin hari semakin bolot, Andre William yang ganteng tapi lebih ganteng dirinya, namun sayang Andre terkenal lemotnya. Namun yang tidak habis pikir darinya adalah kenapa peringkat Andre selalu berada di angka satu dikelasnya. Ini sangat aneh-aneh.

Sepeninggalan Gaga, Kini tatapan Andre berada pada Roy. "Roy lo bisa gak jelasin apa yang tadi dimaksud oleh Gaga.?." pintanya membuat Roy yang bermain game sontak terkejut dan memasukkan ponselnya kedalam sakunya.

"Gini lo Ndre, gue kan dari tadi diem dan main game, nah gue gak dengar lo dan Gaga bicara apa," jelas Roy meyakinkan.

"Tapi masa lo gak dengar? kan lo ada disini juga."

skakmat bagi Roy saat si bolot ini menanyakan itu, iya dia akui jika dirinya berada disini namun ucapan Andre tidaklah penting baginya dan hanya waktu tertentulah Jawaban Andre itu penting, waktu ulangan.

"Tau ah, gue mau pergi. Lo tanya aja tuh sama orang yang bersangkutan! " tunjuk Roy kearah Dion yang sedang pulas tidur didepannya, setelah itu Roy pergi keluar kelas.

 The Cold BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang