44. Curahan Dion

578 55 13
                                    

Dira duduk termenung, hatinya sangat kacau sekarang. Bagaimana mungkin Dion orang yang sangat menbencinya dulu tiba-tiba menyatakan cinta untuknya.

Sangat diluar nalar.

Dia hanya takut jika Dion hanya pura-pura semata agar dia terjebak dalam permainannya waktu itu, namun saat mengingat tatapan tulus yang diberikan Dion membuat hatinya merasa ragu, apa benar kakaknya itu benar-benar mencintainya atau cuma peran belaka.

"Dira.."

"DIRRAA."

Dira tersentak mendapati mamanya yang kini duduk disampingnya menatap bingung kearahnya. Bahkan bukan hanya mamanya saja, Kak Dion yang berbaring di ranjang pun melirik kearahnya.

Astaga apa yang dia pikirkan barusan.

"Kamu kenapa sayang?"

Dira menggeleng ,tidak ingin mamanya khawatir begitu saja. "Nggak ma,Dira cuma kepikiran tugas sekolah aja."

Mamanya mengangguk paham kemudian mengelus surainya."Mama tahu kok, mama dulu juga pernah berada di posisi seperti kamu. Banyak istirahat ya sayang jangan lupa makan."

"Iya ma."

"Oh ya udah hampir jam 5 sore,mama balik pulang dulu ya mau ambil perlengkapan kakak kamu." Sembari melirik jam,mamanya kemudian beranjak dari duduknya."Kamu jagain kakak kamu,mama harap kalian bisa menjadi saudara utuh."

Setelah itu pergi meninggalkannya begitu saja berdua dengan Dion diruangan yang sama.

Saudara utuh?

Apa mungkin maksudnya mama dia dan Dion tidak bisa bersatu?

Bukankah?

Ah sudahlah lama-lama ini semua menjadi rumit hanya untuk menutupi satu kebohongan saja.

"Ehm Ra." Suara panggilan dari Dion yang berasal dari ranjang.

Dira tergopoh-gopoh kearah Dion."Kakak sakit? Mana yang sakit kak? Mau aku panggilin dokter?" Tanyanya bertubi-tubi sembari memeriksa keadaan Dion.

Dion tersenyum pelan kemudian memegang tangan kanan Dira dan menggenggamnya erat."Bukan fisik aku Ra yang sakit,tapi ini!"

Dira membelalak terkejut saat menyadari tangannya dibawa Dion ke dada kirinya merasakan ritme jantung kakaknya yang berdetak dua kali lipat seperti yang dia rasakan saat ini.

"Jantung gue yang bermasalah Ra,gue gak tau kapan ini terjadi tapi yang gue tau jantung gue bakalan berdetak hebat saat gue berada di dekat Lo Ra."

Dira menunduk, andai dia tidak terlibat dalam drama konyol ini mungkin dia akan berteriak kepada Dion jika dia juga merasakan hal yang sama seperti yang Dion rasakan saat ini.

"Kak lepasin, ini semua gak bener Kak. Lepasin!!" Jawab Dira pelan sembari melepaskan genggaman tangannya dari tangan Dion, namun semakin dia berusah keras untuk melepaskan semakin keras juga genggaman Dion ditangannya.

"Ra, tanyain hati Lo. Lo beneran suka sama gue atau gak?" Tanya Dion dengan mimik wajah serius dan menatap lurus kearah manik matanya.

Dira yang ditatap seperti itu sontak berpaling tidak ingin membuat hatinya goyah sekalipun."Kak lepasin, ini semua salah kak."

Saat menyadari genggaman tangannya longgar,dengan sekali hentakan Dira menarik tangannya kembali. "Ehm Kak Dion lebih baik istirahat aja, Dira jagain di soffa."

Meski Dira tahu wajah Dion yang kini memancarkan kekecewaan terhadapnya,Dira masih tetap memalingkan wajahnya agar hatinya tidak goyah.

Dira kemudian duduk kembali disoffa sembari melirik sekilas ke arah Kakaknya yang kini memejamkan matanya kembali entah mungkin efek dari obat atau hanya pura-pura semata agar terhindar dari suasana awkward seperti ini.

 The Cold BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang