"Kapan pertama kali kau kesini?" Tanya bright pada tine yang berjalan di depannya.
"Aku tidak ingat. Mungkin saat aku k......"
Bright tidak mendengar perkataan tine dengan jelas. Atensinya sekarang beralih pada sebuah bunga. Jenis bunga yang terakhir ia dan 'win' lihat.
"Phii.. lihatlah bunga ini cantik sekali kan?" Tanya seorang anak kecil sambil berjongkok dan memperhatikan bunga tersebut. Merasa tidak mendapat jawaban, anak itu mengalihkan pandangannya pada orang yang diajaknya berbicara. Orang itu hanya berdiam diri menatap lurus ke depan.
"Phiii~~~" rajuk anak yang diacuhkan tadi.
"Cepatlah! kita tidak punya waktu! Apa kau ingin tersesat di hutan?!" Ucap anak yang sedari tadi diam dengan nada dinginnya. Mendapat jawaban seperti itu, anak itu kemudian menunduk. Air mata mulai menggenangi matanya.
"Phi.. tidak bisakah kau kembali seperti dulu?" Tanyanya sedih tanpa disadari air mata yang menggenang sejak tadi jatuh menyusuri pipi tembamnya.
Orang yang ditanya tadi hanya berdiam diri. Ia mendengar ucapan anak itu. Sebenarnya ada rasa sedikit bersalah saat ia berucap dingin tadi tapi egonya menahannya untuk berucap kata maaf.
'Bodoh, kenapa kau lakukan itu!' Gumam bright sambil menatap bunga itu sedih.
"Maafkan aku..." ucap bright lirih sambil menghapus air matanya yang mengalir. Ia pun berusaha untuk memfokuskan fikirannya. Ia harus mencari sesuatu. Sesuatu yang dapat menuntunnya untuk menemukkan win. Bright tahu, ia juga sadar saat itu orang-orang sudah menemukan win. Win dengan tubuhnya yang terbujur kaku. Win yang orang-orang bilang sudah tenang di surga. Tapi tetap saja ia merasa itu bukan win'nya'. Win pasti masih hidup. Win pasti sedang menunggunya.
Bright pun menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha fokus. Ia kemudian membalikkan badannya untuk melanjutkan langkahnya yang terhenti tadi. Saat ia membalikkan badannya, ia tidak melihat tine.
'Dimana anak itu? Kenapa cepat sekali menghilang?' Tanya bright dalam hati sambil mengedarkan pandangannya. Ia pun melangkahkan kakinya mencari tine.
Setelah lima menit ia menyusuri hutan ini, sosok yang ia cari sedang berdiri membelakanginya. Ia berdiri dengan tubuh yang sedikit gemetar dan sedikit membungkuk sambil salah satu tangannya terulur seperti hendak meraih sesuatu. Bright yang penasaran segera menghampiri tine.
Puukkkk~~~
"Aaaaaa....." teriak tine sambil membalikkan badannya dengan mata tertutup setelah bright menepuk pundaknya. 'Ada apa dengan anak ini?' Tanya bright dalam hati kebingungan melihat tingkah tine. Setelah beberapa saat tine membuka matanya perlahan. Matanya sedikit berair. Tubuhnya juga gemetar.
"Phiiii~~~~" teriak tine kemudian memeluk bright.
"A..aku takut..." ucap tine dengan nada bergetar di dada bidang bright. Bright yang masih bingung dengan kejadian ini hanya bisa mengangkat tangannya ragu mencoba menepuk lembut punggung tine untuk menenangkannya.
-
"Ini minumlah" ucap bright sambil menyodorkan sebuah coklat hangat pada tine.
"Terimakasih" ucap tine sambil menerima minuman itu.
"Kau ke.."
"Win..." ucapan bright terputus saat tine tiba-tiba mengucapkan sebuah nama yang ia kenal. Bright diam terpaku.
"Apa phi mengenal nama itu?" Tanya tine pada bright.
"ba..bagaimana k..kau tau nama itu?" Tanya bright terputus-putus. Ia masih bingung kenapa tine tahu nama itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive Me (Brightwin) - END
FanfictionBright as Bright Win as tine Bright - seseorang yang dulunya adalah orang yang ceria, ramah, baik dan tidak sombong berubah menjadi anak yang cuek, kejam, tidak punya perasaan, dan pembangkang. Tine - seorang lelaki manis, baik hati, dan sopan. tapi...