9

1.6K 144 4
                                    

Happy reading

-

"Ini sudah 10 menit, kemana dia? Aku lapar sekali" ucap tine sambil melihat jam dan bekal yang ada di tangannya.

"Arght masa bodo! Aku susul saja ke kelasnya." Kesal tine kemudian bangkit dan melangkahkan kakinya. Ia berjalan melewati beberapa kelas dan lorong. Setelah sampai di depan kelas bright, tine mencoba mengintip ke dalam kelas. Kosong, tidak ada siapapun. 'Tentu saja, inikan jam istirahat' gerutu tine dalam hati. Ia pun berbalik dan kembali ke taman.

"Astagaa!!!" Sentak tine kaget setelah berbalik ada wajah mike yang terpampang.

"Phi mike...." ucap tine sambil mengelus dada.

"Kau mencari siapa" selidik mike sambil bersedekap tangan.

"A..aku..."

"Bright ada di lapangan basket. Tadi habis pelajaran olahraga jadi mungkin dia masih ada disana." Ucap gun tiba-tiba muncul.

"Ka..kalu begitu aku pergi dulu. Terimakasih phi" ucap tine kemudian ia pergi dari sana dengan tergesa. Ia tidak ingin berurusan dengan dua orang itu. Ya walaupun akhir-akhir ini mereka jarang merundung tine. Tapi tetap saja tine trauma melihat wajah mereka.

-

'Kenapa lapangan basketnya terlihat sepi?' Gumam tine melihat keadaan sekitar lapangan basket yang sepi. Ia pun hendak masuk ke ruangan itu sebelum sebuah suara menghentikannya.


"Tine... tine dapat melihat masa lalu. Ia melihat masa laluku dengan win. Ia dapat membantuku menemukan win"

"Phi bright?" Gumam tine dengan mata yang sedikit membesar setelah mendengar penuturan dari suara yang ia kenal.

"Kau memanfaatkannya untuk menemukan orang mati?"

"Tontawan?" Gumam tine setelah mendengar sebuah suara yang ia kenal sedang menyahut ucapan bright.

"Kau tidak mengerti tu." Suara bright terdengar lagi.

"Kau memanfaatkannya atau... kau menyukainya?" Tanya tontawan dengan nada dingin.

Tine yang mendengar pembicaraan mereka terdiam membeku. Apa maksud pembicaraan ini. 'Kenapa aku menjadi topik pembicaran mereka?' Batin tine. 'Kenapa membicarakan kemampuanku? Dan win? Kenapa dengan win? Memanfaatkan? Apa yang dimanfaatkan?' batin tine bertanya-tanya. Otaknya masih belum mencerna pembicaraan yang sedang terjadi di dalam.

"Aku memanfaatkannya! Kau puas!!!"

Degggg~~~

Mendengar jawaban bright membuat tine terdiam mematung. Walaupun tine belum mengerti arah pembicaraan mereka tapi kenapa hatinya terasa sakit mendengar jawaban bright. Ia memegang dan memukul dadanya. Kenapa jantungnya terasa sakit dan sesak. 'Aku sudah bilang jangan melebihi batas tine' racau tine dalam hati sambil meremas dadanya dan menahan air mata yang menggenang.

"T...tine" ucap sebuah suara setelah terdengar pintu terbuka. Disana, berdiri bright yang juga diam mematung memandang tine.

"Tine.. aku.." ucap bright sambil melangkah mendekati tine. Tine yang masih belum sadar reflek memundurkan kakinya ketika bright hendak mendekatinya. Ia pun mencoba mengumpulkan kesadarannya dan berusaha fokus.

"Aku menunggumu. Sudah 10 menit kau tidak datang ke taman jadi aku menyusulmu ke kelas tapi kata phi gun kau ada disini jadi aku menyusulmu kesini. Ini bekalnya." Ucap tine cepat sambil memberikan bekal tersebut. Bright dengan canggung menerima.

Forgive Me (Brightwin) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang