11

1.6K 147 18
                                    

"Aku tidak mau!!" sentak bright kemudian bangkit dari duduknya.

"Kenapa tiba-tiba menjodohkanku?!" Tanya bright dengan suara yang lantang.

"Ini bukan tiba-tiba. Ayah sudah merencananyakannya sejak lama." Ucap mew.

"Pendidikanku! Pergaulanku! Dan bahkan sekarang masa depanku! Kenapa kau selalu mengatur hidupku!!!" Ucap bright nyalang.

"Aku tau yang terbaik untukmu bright!!" sentak mew.

"Yang tahu baik atau tidaknya untuk hidupku adalah aku sendiri!! Kau tidak berhak!!" Sentak bright dengan suara yang tinggi.

"Kau!!" Sentak mew sambil menggebrak meja kemudian berdiri dari duduknya.

"Aku ini ayahmu!!!" Ucap mew lagi dengan nada geram.

"Ya kau adalah ayahku, maka dari itu aku membiarkan kau mengatur pendidikan dan pergaulanku tapi untuk pendamping hidup aku tidak akan membiarkannya!!" Sentak bright sambil membanting napkin kemudian pergi dari sana.

"Bright!!!!!" Sentak mew berteriak.

"Mew! Tenanglah, aku mohon" ucap nam dengan nada sedih menahan mew yang hendak menyusul bright.

"Anak kurang ajar!!" Geram mew.

"Tenanglah mew. Bertindaklah dengan kepala dingin" ucap joss menenangkan.

"Haahh maafkan aku joss. Sepertinya pembicaraan ini sampai disini dulu. Kita akan menyambungnya lagi nanti." Ucap mew setelah tenang.

"Ya tentu saja. Tidak apa-apa mew. Kami mengerti. Mungkin bright masih tidak menyangka akan dijodohkan dengan tu. Selama ini kan mereka sudah seperti saudara." Ucap joss lagi. Sementara tontawan melihat kepergian bright dengan kesal dan sedih.

-

-

-

-

-

-

Brakkk~~~

"Astaga!!" Sentak tine kaget ketika tiba-tiba pintunya dibuka dengan kasar.

"Aku lapar" ucap prim di ambang pintu.

"Kalau lapar ya makan" ucap tine kemudian melanjutkan belajarnya.

"Ayah dan ibu belum pulang. Cepat buatkan aku makanan!" Ucap prim yang mulai kesal.

"Kau sudah besar prim. Kau tidak bisa mengurus dirimu sendiri?" Tanya tine yang mulai kesal juga.

"Oh begitu..." ucap prim kemudian merogoh kantung celananya untuk mengambil ponselnya.

"Halo bu, bu aku kelap...."

Greepp~~~~

Tine segera merebut dan mematikan panggilan telpon tersebut.

"Eooii...." geram prim

"Kau lapar? Baiklah akan aku buatkan makanan" ucap tine menahan kesal. Tine mengalah, ia tidak ingin ada keributan malam-malam. Prim yang mendengar itu kemudian tersenyum mengejek.

"Cepatlah..." ucapnya kemudian melenggang pergi masih dengan senyum liciknya.

"Auuhh mulut itu benar-benar ingin kujahit!!" Kesal tine sambil menghentakkan kakinya. Ia pun melangkah pergi menuju dapur membuat makan malam untuk tuan putri sialan.

Forgive Me (Brightwin) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang