03

1.8K 234 24
                                    


Bunyi alarm membangunkan Ten dari tidur nyenyaknya. Dengan malas ia mematikan alarm yang berasal dari ponselnya, lalu ia melihat jam.

"Shit, udah jam 6. Kok gue bisa kesiangan sih."

Ten bergegas bangkit dan berlari ke kamar mandi.
Hari ini dia ada kuliah pagi jam 9, memang masih ada waktu namun ia harus menyiapkan sarapan dan mengantarkan kedua anaknya sekolah.

Jam segitu sudah sangat siang untuknya, dia takut anak-anaknya telat sampai sekolah.

Sepuluh menit kemudian Ten keluar dari kamar mandi, dan dengan cepat bersiap-siap.

Setelahnya ia berlari kecil menuruni anak tangga untuk segera membawa anaknya berangkat sekolah.

"Eh bunda, morning bunda~~~" Itu Jeno yang menyapa Ten kala ia melihat ibunya.

Spontan semua pasang mata memandang ke arah Ten.

"Hay bunda, morning..." Mark turut menyapa dengan senyuman.

Ten tersenyum lalu menjawab.
"Good morning too anak-anak bunda." Ten menciummi pipi kedua anaknya bergantian, lalu ia berdalih mencium kening bundanya, Yoona.

"Morning bun."

"Morning  juga Ten, kamu kesiangan ya?"

Ten berangguk lalu duduk ditengah antara Jeno dan Yoona.

"Iya, bunda kok nggak bangunin Ten sih."

"Kirain bunda kamu---"

"Eh Tennie udah bangun?"

Seketika Ten menoleh ke belakang dan mendelikkan kedua matanya saat melihat sosok Jaehyun yang keluar dari kamar mandi.

"Jaehyun? Ngapain lo kesini?"

Jaehyun tersenyum, mengusak rambut Ten sebentar setelah itu ia duduk disamping Mark.

"Mau jemput kamu sekalian nganter anak-anak ke sekolah."

"Nggak perlu, gue bisa naik taksi atau angkot."

"Kamu nggak liat udah jam berapa sekarang?" Jaehyun melirik jam dinding membuat Ten ikut meliriknya.

"Udah jam tujuh, anak-anak masuk jam setengah delapan kan? Kamu juga masuk jam delapan, lagian jam segini susah nyari kendaraan."

"Bener apa yang dikatakan Jaehyun, Ten. Lagian kalian kan satu kampus, apa salahnya coba berangkat bareng.
Kasihan lho Jaehyun udah jauh-jauh kesini jemput kamu," ucap Yoona.

"Aku nggak nyuruh dia jemput aku, bun."

"Ya tapi kan dia udah terlanjur kesini, setidaknya kamu hargain lah."

"Dengerin tuh," Jaehyun memandang Ten sembari menopang dagunya.

Ten merotasikan matanya malas.

"Iya bun, lagian om Jaehyun baik kok kenapa bunda sinis banget ke dia?" tanya Jeno, Jaehyun semakin menyunggingkan senyum kemenangan.

"Tau bunda, rejeki jangan ditolak bun." Mark ikut membela Jaehyun.

Ten menghela napasnya pelan.

"Okay, okay. Kita berangkat bareng om Jaehyun, puas?!"

Ten memandang Jaehyun sinis, sang empu hanya terkekeh.

"Kalau begitu ayo kita berangkat anak-anak." Jaehyun berdiri, lalu menggandeng tangan Jeno dan juga Mark.

Kemudian ia menatap Ten dengan tatapan mautnya.

"Ayo Ten, kita berangkat."

Lagi-lagi Ten merotasikan matanya malas, dengan kasar ia menyambar tas-nya dan berjalan dibelakang Jaehyun.

"Bunda, kita berangkat dulu ya." Pamit Jaehyun pada Yoona, lalu mencium tangan wanita paruh baya itu.

Sejak kapan dia manggil begitu?-batin Ten terkaget mendengar ucapan Jaehyun.

"Iya hati-hati ya, jangan ngebut!!"

"Siap bunda."

"Omah, Jeno pamit ya."

"Mark juga omah."

Mark dan Jeno mencium pipi Yoona secara bergantian.

"Bun, Ten berangkat dulu ya." Giliran Ten yang memeluk dan mencium sang ibunda.

"Iya, sukses ya hari ini." Yoona mengusak kepala Ten.

"Amiin, berangkat dulu bun."

Setelah itu Ten, Jaehyun, Mark dan juga Jeno masuk ke dalam mobil dan Jaehyun langsung melajukannya meninggalkan pelataran rumah Ten.


Dua puluh menit kemudian mobil Jaehyun telah sampai di halaman sekolah Mark-Jeno.

Kedua anak kecil itupun segera turun, diikuti Ten dan Jaehyun.

"Sayang-sayangnya bunda semangat ya belajarnya hari ini."
Ten mencium pipi Mark dan Jeno secara bergantian.

"Siap bun!" Jawab Jeno-Mark kompak sambil memberi tanda hormat kepada Ten.

Ten terkekeh dan juga gemas, mencubit gemas pipi keduanya.

"Nih ada coklat dari om biar tambah semangat belajarnya." Jaehyun menyodorkan dua bungkus coklat cadburry kepada Mark dan Jeno.

"Wah makasih ya om~~"

Jaehyun mengusak rambut keduanya.

"Sama-sama, udah masuk gih nanti telat lho."

"Iya om, bye bunda bye om Jaehyun."

Mark dan Jeno kemudian berlari kecil masuk ke dalam kelas.

Setelah kepergian Jeno-Mark, Jaehyun menatap Ten jahil.

Mendekatkan wajahnya dan berbisik...

"Ayo sayang, kita ke kampus."

Ten mendorong tubuh Jaehyun kasar, namun pria casper itu hanya tertawa.

"Nggak usah deket-deket gue ya!!"

"Galak banget sih calon pacar, hm?"

Ten mengernyitkan sebelah alisnya.

"Siapa juga yang mau jadi pacar lo?!!!"

Kemudian ia masuk ke dalam mobil terlebih dahulu, meninggalkan Jaehyun yang terus saja memandanginya.

"Lihat aja Ten, sebentar lagi lo bakal tergila-gila sama gue."

Player-Jaeten✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang