33

822 116 13
                                    


"ARRRRGHHHHHHHHHHHHHH"

Jaehyun menjatuhkan barang-barang miliknya di meja belajar.
Dia marah, geram, dan murka dengan kenyataan.

"Jaehyun sayang tenang dulu, nak." Jessica masuk ke dalam kamar anak semata wayangnya, bermaksud menenangkan.

"Gimana aku bisa tenang mah?" Jaehyun berbalik badan sembari menyugar rambutnya ke belakang.
"Sebentar lagi aku bakalan bahagia sama Ten, tapi perempuan jalang itu bikin skenario hamil anak aku."

"Hushhhh.. Kamu nggak boleh begitu Jaehyun!" Jessica merangkul Jaehyun lalu membawa anaknya duduk di ranjang.

"Bagaimanapun anak yang Seulgi kandung itu darah daging kamu, dan kamu harus bertanggung jawab dengan cara nikahin dia, nak."

"Mah, aku nggak cinta sama Seulgi gimana aku bisa nikahin dia?" Jaehyun memijat pelipisnya begitu frustasi.

"Tapi kamu harus tetap tanggung jawab atas bayi itu Jaehyun, mau tidak mau kamu harus nikahin Seulgi."

"Mah..." Jaehyun mengerang frustasi.
"Aku yakin itu bukan anak aku, aku nggak pernah melakukan hubungan intin sama dia."

"Saat itu kamu lagi mabok sayang, kamu nggak sadarkan diri."

"Jadi mamah nggak percaya sama aku?"

Jessica menghela napas pelan dan mengusap kepala Jaehyun sayang.
"Bukannya mamah nggak percaya, tapi apa yang dikatakan Seulgi teramat masuk akal."

"Arrgghhhh.." Jaehyun berdiri dengan kedua tangan mengepal.

"Pokoknya aku bakal cari bukti kalau Seulgi nggak hamil, dan kalaupun dia hamil aku pastiin itu bukan anak aku."

Setelah berujar seperti itu, Jaehyun melangkahkan kakinya keluar dari kamar dengan raut wajah penuh amarah.












••••••••••P-L-A-Y-E-R•••••••••

Ditempat lain Ten sedang duduk di teras rumah, menikmati semilir angin malam.
Memikirkan banyak hal, termasuk tentang anak yang Seulgi bilang adalah anak Jaehyun.

Kenapa semua ini terjadi di hidupnya?
Ketika Ten mulai membuka hati dan menemukan sosok yang ia yakini bisa membahagiakannya dan juga kedua anaknya, ternyata sosok itu justru menyakitinya. Ten semakin tidak percaya dengan siapapun, ternyata Jaehyun sama bajingannya dengan Kai.
Apa memang sudah takdirnya Ten harus hidup sendiri bersama anak-anak tanpa pendamping hidup?

"Ten? Lagi mikirin Jaehyun ya?" Yoona muncul dari balik pintu menghampiri anaknya dan kemudian duduk disamping Ten.

"Enggak kok bun," Ten tersenyum tipis lalu mengalihkan matanya memandang ke arah depan.

Yoona menghela napas pelan, lalu meraih tangan Ten dan menggenggamnya erat.
"Bunda yakin Jaehyun bukan orang sebajingan itu Ten."

Ten menoleh ke arah Yoona dan menatap ibundanya sendu.

"Bunda bisa liat kalau dia tulus sayang sama kamu, bahkan dia juga sayang sama Mark-Jeno. Kamu inget kan perjuangan dia mendampingi kamu di persidangan hak asuh sama mengungkap siapa yang nabrak kamu?" Yoona mengusap kepala Ten sayang.

"Dari situ bunda tau kalau dia rela melakukan apapun demi kamu, karena dia sayang sama kamu Ten. Dan bunda juga bisa liat kalau dia nggak mungkin melakukan hal keji menghamili orang sembarangan."

"Tapi saat itu dia lagi mabuk bun, bisa aja kan dia hilang kendali."

Yoona tersenyum sembari mengelus telapak tangan Ten lembut.
"Bunda ngerti perasaan kamu lagi kacau, tapi setidaknya kamu kasih kesempatan ke Jaehyun untuk buktiin kalau anak yang dikandung Seulgi bukan anaknya."

Ten memandang Yoona, hatinya kini sedikit agak bimbang.
"Kamu cukup kasih kesempatan ke Jaehyun, nak. Bunda yakin Jaehyun bukan tipe orang bajingan seperti itu."






















"Jadi gimana? Kamu udah bilang ke keluarga Jaehyun kalau bayi yang kamu kandung adalah anak Jaehyun?" Tanya seorang pria kepada Seulgi.

"Udah kok, disana kebetulan juga ada Ten." Jawab Seulgi sembari mengelus perutnya.

Pria itu mendekati Seulgi lalu mendaratkan kecupan di perutnya.
"Maafkan ayah ya nak, untuk sementara kamu ayah jadikan senjata untuk menghancurkan Jaehyun."

"Lalu rencana kita selanjutnya apa? Aku harus nikah beneran sama Jaehyun?" Seulgi bertanya sambil mengusap kepala pria itu.

"Iya, kamu harus nikah beneran sama Jaehyun. Kamu harus bikin dia sayang ke anak kita. Dan nanti setelah anak kita lahir, kamu bilang ke Jaehyun dan keluarganya bahwa anak ini bukanlah anak Jaehyun melainkan anak aku." Senyum licik terukir di wajah lelaki itu dan juga Seulgi.

"Aku nggak sabar bikin Jaehyun dan Ten hancur," Seulgi menarik sudut bibirnya membentuk senyuman miring.

"Sama sayang," Pria itu mengelus pipi Seulgi lembut.
"Aku juga udah nggak sabar melihat Jaehyun dan keluarganya hancur."



BRAKKKKKK

Baik Seulgi dan sosok pria itu tersontak kaget dan mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu, ketika ada seseorang mendobraknya. Dan ternyata seseorang itu adalah Jaehyun, menatap mereka geram dan juga tangan terkepal.

"ANJING KALIAN BERDUA!!!"












2-3 chapter lagi book ini akan end ueueueuueue

Player-Jaeten✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang