23

950 144 4
                                    


"Jae?"

"Hm?"

"Kita udah sepuluh menit loh disini, nggak ada niatan turun?"

Jaehyun menggeleng semakin mengusakkan hidungnya di ceruk leher Ten.

Saat ini keduanya berada didalam mobil yang terparkir dihalaman rumah Ten. Seusai dari Pengadilan Jaehyun mengajak Ten ke Indojuli untuk membeli beberapa snack untuk si kembar. Kemudian keduanya bergegas pulang kerumah Ten, namun saat mobilnya berhenti tepat dihalaman rumah Ten. Jaehyun justru menggenggam tangan si mungil, menyandarkan kepalanya dibahu Ten dan juga menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher kesayangannya.

"Ma menit lagi, aku masih kangen sama kamu~~" Jaehyun sedikit mendongak dan mencuri kecupan di dagu Ten.

"Tapi aku bosen disini, Jae"
Ten mendengus sebab Jaehyun manja sekali sama persis seperti dua anaknya. Apa Jaehyun berminat ingin menjadi anaknya yang ketiga?

"Kamu nggak kangen sama aku emangnya?" Jaehyun menegakkan badan, menatap Ten dengan bibir yang menekuk.

"Nggak!" Jawaban Ten barusan semakin membuat Jaehyun menekuk wajahnya.

"Kenapa sih Ten? Kenapa kamu bikin aku segila ini?" Ten menatap Jaehyun dengan kernyitan di dahinya.

"Emang aku ngapain?" tanya Ten heran sembari menggelengkan kepalanya bingung

Jaehyun menangkup wajah Ten lalu menekan pipinya hingga bibir Ten mengerucut lucu.

"Kamu sadar nggak sih kalau kamu udah bikin aku bucin?" Ten menggeleng masih dengan bibir yang mengerucut, sungguh menggemaskan. Rasanya Jaehyun ingin mengecup bibir ranum itu, tapi ia urungkan. Hubungannya dengan Ten baru saja membaik, jadi ia tak ingin Ten kembali marah padanya.

Karena sungguh, di diamkan oleh Ten adalah mimpi terburuk bagi Jaehyun.
Cukup dua minggu ia jauh dari Ten, Jaehyun tak ingin mengalaminya lagi.

"Kamu pikir aku percaya omongan kamu?" Ten melepaskan tangan Jaehyun dari wajahnya.

"Hey, kamu itu Cassanova ya saudara Jung Jaehyun. Anda sudah terbiasa bersilat lidah merayu," Ten menyentil dahi Jaehyun membuat sang empu mencebikkan bibirnya.

"Tapi kenyataannya Cassanova ini jatuh cinta ke uke judes bernama Tenlee," Jaehyun mencubit hidung Ten gemas. Ahh uwu sekayeh everybody

Ten terkekeh dengan gelengan kepala, kemudian lelaki itu hendak membuka pintu mobil, akan tetapi Jaehyun terlebih dulu mencekal tangannya membuat Ten kembali menatap pria tampan tersebut.

"Ten, only you can make my heart beat faster. Only you are almost every second spinning in my mind. Only you can make me fall this deep. I love you, only you and the only one..."

Sial. Ten mulai termakan gombalan Bapak Jaehyun. Lihat saja, wajahnya memerah bagai tomat.

Ten mengulum bibirnya menahan senyum, lalu berkata....

"Udah ya gombalnya. Kata-kata kamu barusan nggak baik untuk kesehatan jantung aku."

Jaehyun tersenyum senang mendengar ucapan Ten barusan.

"Kita turun yuk, katanya kangen sama si kembar" Ten ikut tersenyum, lalu ia membuka pintu mobil dan memutuskan untuk turun terlebih dulu.

Jaehyun terkekeh, senyumnya tak pernah pudar dari wajah tampannya.

Kemudian lelaki itu ikut turun dan mengekori Ten berjalan menuju teras rumah.

"Ommmmm Jaehyunnnnn....."

Jeno yang melihat kedatangan Jaehyun bersama bunanya berteriak begitu kencang, membuat kembarannya menghampirinya dan ikut tersenyum lebar saat melihat Jaehyun.

"Ooommmmm Jaehyuuuuuunnnn..."

Mark ikut berteriak, lalu ia menarik tangan Jeno, mengajak sang adik berlari bersama untuk menghampiri Jaehyun.

Jaehyun merentangkan kedua tangannya dan berjongkok menyambut si kembar.

Grep

Mark dan Jeno menghambur ke dalam dekapan Jaehyun.

"Kita kangen sama om Jaehyun~~"

Ucapan Jeno dan Mark barusan membuat bibir Jaehyun melengkung membentuk senyuman.

"Om juga kangen sama kalian"

Jaehyun menciumi pipi keduanya secara bergantian.

"Oh iya ini om bawain jajan buat kalian," katanya sembari menyerahkan dua kantong plastik indojuli.

"Aaaaa makasih om, yok masuk kerumah om" Jeno dan Mark menggandeng tangan Jaehyun dan membawa lelaki itu masuk ke dalam rumah. Sementara Ten memandangi ketiganya dengan senyuman manis terukir pada wajah imutnya.

Bukankah sebuah kebahagiaan sendiri melihat anak-anaknya nyaman dengan orang yang ia sayang?

Ups... Apa? Jadi Ten sayang sama Jaehyun?

Ten menggeleng cepat, kemudian ia melangkahkan kedua kakinya menyusul Jaehyun dan kedua anaknya.

















..........................P.L.A.Y.E.R..................

"Nak Jaehyun apa kabar? Udah lama nggak main kerumah.." tanya Yoona yang baru saja muncul dari dapur.

"Baik bunda. Bunda sendiri apa kabar?" Jaehyun mencium tangan Yoona sopan.

"Baik juga, silahkan duduk nak"
Yoona mempersilahkan Jaehyun duduk dan disusul olehnya yang duduk berhadapan dengan Jaehyun.

Selesai bermain bola dengan si kembar, Jaehyun masuk ke ruang tamu dengan tujuan ingin menyapa Yoona, tentunya. Sementara Ten tadi berpamitan ingin ke kamar sebentar.

"Kamu udah baikan sama Ten?"

Jaehyun menggaruk tengkuknya mendengar pertanyaan Yoona.

"Udah bun," jawabnya kemudian.

"Syukurlah kalau begitu, soalnya anak-anak suka nanyain kamu."

"Hehehe..." Jaehyun hanya mampu tersenyum kikuk merespon perkataan Yoona.

Melihat gerak-gerik Jaehyun, Yoona dapat melihat bahwa pemuda dihadapannya ini sangat menyukai Ten.

"Kamu beneran suka sama Ten?"

Jaehyun mendongakkan kepalanya untuk menatap Yoona.

"Bukan cuma suka bun, tapi aku udah sayang banget sama dia."

Jaehyun diam sejenak, meremas kedua tangannya.

"Aku boleh minta ijin nggak bun?"

"Minta ijin apa?" tanya Yoona.

"Besok malem aku pengen ngajak Ten kerumah, mau aku kenalin ke mamah-papah"

"Boleh," Yoona mengangguk seraya menyunggingkan senyum.

"Tapi sebelum itu, apa orangtua kamu udah tau kalau Ten single parent? Takutnya orangtua kamu nggak nerima status Ten..."

Jaehyun menundukkan kepala, memikirkan perkataan Yoona barusan. Benar juga kata Yoona, apalagi selama ini mamahnya secara terang-terangan mengatakan bahwa ia tidak menyetujui hubungannya dengan Ten.

"Bun...." Jaehyun menatap Yoona dalam. "Aku sayang sama Ten, aku juga sayang sama anak-anak Ten. Apapun bakal aku lakuin untuk dia, aku akan berjuang ngeyakinin orangtua aku bahwa Ten adalah pilihanku. Dan nggak ada satu orang pun yang bisa memisahkan aku sama Ten, nggak ada..."

Dapat Yoona lihat ketulusan dan keseriusam dari mata Jaehyun.

Ia pun tersenyum, lalu menepuk bahu Jaehyun pelan.

"Bunda percaya sama kamu."

Jaehyun menatap Yoona dengan senyuman lebar.

"Pesan bunda cuma satu, tolong jangan pernah menyakiti Ten apalagi membuatnya menangis..."

Jaehyun meraih tangan Yoona dan menggenggamnya.

"Aku janji bun..."

Player-Jaeten✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang