Mark dan Jeno sedang berada di teras rumah, menunggu Ten yang sedang bersiap-siap untuk mengantarkan mereka berangkat sekolah.
Kedua bocah tersebut asik bergurau, akan tetapi tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti di halaman rumah membuat Mark dan juga Jeno memandangnya.
Seseorang pria dewasa mengenakan setelas resmi keluar dari mobil tersebut, seseorang yang asing di mata Mark dan juga Jeno.
"Selamat pagi.." Sapa Kai ketika sudah berdiri dihadapan kedua anaknya.Mark dan Jeno menatap Kai heran.
"Om siapa?" tanya Mark.
Kai tersenyum tipis, lalu mensejajarkan tubuhnya dengan kedua anaknya.
"Ini ayah, aku ayah kalian"
Kai mengulurkan tangannya.Mendengar itu Mark dan Jeno saling beradu tatap.
"Ayah?" tanya mereka kompak sembari menatap Kai.Kai mengangguk semangat.
"Iya ayah, kamu namanya siapa?" tanya Kai menyentuh bahu Mark."Aku Mark dan ini adik aku Jeno"
Kata Mark sembari memperkenalkan Jeno.Lagi-lagi Kai tersenyum, kedua tangannya terulur mengusap kepala kedua anaknya lembut.
"Udah besar ya kalian, ayah boleh peluk kalian nggak?" tanya Kai.
Mark dan Jeno kembali beradu tatap.
"Tapi kata bunda kita nggak---""Mark, Jeno ayo kita berangkat--- Mas Kai? Ngapain kamu kesini?" tanya Ten yang baru saja keluar.
Kai berdiri, menatap Ten dengan tersenyum. "Aku pengen jemput kamu sekalian nganter anak-anak sekolah"
"Nggak perlu, aku bisa anter mereka sendiri" tolak Ten kemudian menggandeng kedua tangan anaknya.
"Bunda, katanya om ini ayah kita. Emang bener?" tanya Jeno membuat Ten membeku dan menatap Kai sinis.
"Iya bunda, apa bener om ini ayah kita?" Mark ikut bertanya penasaran.
Ten beralih menatap kedua anaknya, dan mensejajarkan tubuhnya dengan mereka berdua.
"Mark, Jeno, om ini sebenarnya bu---"
"Sampai kapan kamu mau menutupi semua fakta, Ten?" tanya Kai menyela perkataan Ten.
"Sejahat-jahatnya aku di masa lalu, tetap aja kan aku ayah biologis dari mereka? Dan kamu nggak berhak menghalangi aku untuk ketemu mereka, mereka darah dagingku juga"
Ten memutar matanya malas seraya menghembuskannya pelan.
"Mas, aku nggak mau adu mulut sama kamu di depan anak-anak""Yaudah, biarin aku anter anak-anak sekalian kita berangkat ke kampus bareng"
"Tapi Mas---"
"Tennie, please!"
Pada akhirnya Ten hanya bisa menurut, dia hanya tak mau beradu mulut dengan Kai di depan kedua anaknya. Karena Ten hapal betul, Kai adalah orang yang tak mau mengalah.
"Yaudah kita berangkat bareng, sekali ini aja tapi ya" Kata Ten, Kai tersenyum mendengarnya.
"Makasih Tennie," Kai mengusak rambut Ten gemas. Kemudian ia meraih tangan kedua anaknya, dan menggandeng mereka menuju mobil diikuti oleh Ten dibelakangnya.
Di tempat lain, Jung Jaehyun sedari tadi mondar-mandir memikirkan alasan apa yang tepat untuk meminta uang dalam jumlah banyak.
Jaehyun butuh uang sekitar lima puluh juta untuk menyewa pengacara untuk membantu Ten melawan Kai dalam perebutan hak asuh Markno."Ayo Jae, mikir" gumam Jaehyun sambil mengusap wajahnya frustasi.
"Loh Jaehyun? Kamu nggak kuliah sayang?" Suara Jessica membuat Jaehyun menghentikan kegiatannya.
"Aku kuliah siang, mah."
Jessica berangguk, melangkahkan kakinya menghampiri sang anak.
"Gimana hubungan kamu sama Seulgi?" tanya Jessica yang tentu saja membuat Jaehyun kesal.
"Mah ah, apa-apaan sih? Aku nggak ada hubungan apa-apa sama Seulgi"
"Makanya kalian pendekatan dong, kalian berdua kan mau dijodohkan"
Jaehyun merotasikan matanya jengah.
"Udah berapa kali aku bilang sih mah, aku nggak mau dijodohin. Apalagi sama Seulgi, lagian aku juga punya pacar.""Oh, pacar kamu yang udah punya anak dua itu ya?"
Mata Jaehyun membulat sempurna ketika mendengar perkataan Jessica.
"Mamah tau darimana?" tanya Jaehyun penasaran.
Jessica berdecih, lalu bersedekap dada. "Kamu nggak perlu tahu mamah tahu dari mana, yang jelas mamah nggak bakal setuju sama hubungan kalian"
"Nggak ada yang bisa melarang dan mengatur aku menjalani hubungan sama siapa pun, termasuk mamah"
"Jaehyun!!!" bentak Jessica.
"Apa? Sini aku minta uang mah buat modif mobil aku," kata Jaehyun sembari menengadahkan tangannya.
"Kamu ini, lagi diomelin malah minta uang. Memangnya kamu butuh uang berapa?"
"Lima puluh juta."
Mata Jessica membelalak tak percaya.
"Banyak banget, nggak salah modif mobil semahal itu?""Nggak salah mah, udah cepetan transfer ke rekeningku. Aku mau keluar soalnya," ucap Jaehyun mengambil jaket denimnya bersiap untuk pergi.
"Okay, mamah akan transfer. Tapi ada syaratnya"
"Syarat apalagi sih mah?" tanya Jaehyun malas.
"Minggu depan kamu harus tunangan sama Seulgi!"
Dahlah pendek aja, lagi buntu di book ini :")
KAMU SEDANG MEMBACA
Player-Jaeten✔
RomanceJung Jaehyun adalah Cassanova di kampusnya. Ia ditantang oleh para sahabatnya untuk menaklukan asisten dosen bernama Ten yang telah memilikki dua orang putra. ©Valentinesse10