"Sayang cepet sadar, aku kangen.."
Itulah yang selalu Jaehyun gumamkan sedari tadi. Lelaki itu duduk di samping ranjang tempat Ten terbaring tak sadarkan diri.
Transfusi darah telah dilakukan beberapa jam lalu, namun sampai sekarang Ten belum juga sadarkan diri.
"Emangnya kamu nggak kangen apa sama aku? Kok tidurnya lama banget sih?" Bibir Jaehyun mengecup tangan Ten yang sejak tadi berada digenggamannya.
Jaehyun, si Player. Rasanya baru pertama kali ini dia menangisi seseorang selain orangtuanya.
Rasanya dunia runtuh melihat orang yang teramat ia cintai terbaring tak berdaya.
"Maafin aku..." Satu tetes air mata jatuh dari pelupuk lelaki tampan itu.
"Maafin aku karena nggak nepatin janji buat jagain kamu," ucapnya lagi mengeratkan genggamannya pada tangan Ten."Padahal aku udah janji bakal selalu jagain kamu, tapi nyatanya..." Jaehyun tak sanggup melanjutkan perkataannya.
Tangisannya semakin pecah, dan bibirnya mengecupi punggung Ten bertubi-tubi."Ayo dong cepet bangun, jangan hukum aku seperti ini. I really miss you..."
"Jadi Ten anak kamu?" Tanya Jessica kepada Yoona, sahabat ketika jaman sekolah dulu.
Yoona mengangguk pelan.
"Iya, Ten anak aku.""Ya ampun Na, aku bener-bener nggak tahu kalo Ten anak kamu.." Ujar Jessica, lantas wanita itu meraih tangan Yoona dan menggenggamnya.
"Maafin aku ya, gara-gara aku, anak kamu kritis sekarang."
Yoona tersenyum tipis dan mengusap tangan Jessica.
"Bukan salah kamu sepenuhnya kok, Jess.""Tetep aja Yoona, andai aja aku nggak--"
"Udah," Yoona menyela ucapan Jessica.
"Semuanya udah terjadi, sekarang kita berdoa aja semoga Ten cepet sadar.""Iya, amiin.." Mata Jessica beralih memandang ke arah dua bocah yang sedang duduk bersama pria tinggi.
"Mereka cucumu?" Yoona mengikuti arah pandang Jessica, kemudian berangguk. "Iya, mereka cucuku. Anaknya Ten."
"Mark, Jeno, sini nak!!" Yoona melambaikan tangannya, menyuruh Mark dan Jeno menghampirinya.
Kedua bocah itu pun berlari kecil menghampiri Yoona dan Jessica.
"Kenapa omah?" tanya keduanya.
Yoona mengusak rambut Mark dan Jeno secara bergantian.
"Kenalin, ini omah Jessica, mamahnya om Jaehyun.""Halo jagoan, kenalin nama omah, Jessica.." Ujar Jessica seraya mengulurkan tangannya.
"Halo omah Jessica, kenalin aku Mark."
"Kalo aku Jeno, salam kenal omah."
Mark dan Jeno menyunggingkan senyum sumringah, begitu menggemaskan.
"Lucu banget kalian," Jessica tak bisa menahan gemas kepada dua bocah itu.
Dicubitnya pipi Jeno dan Mark bergantian."Makasih omah, kita emang lucu dan gemesin." Jeno mengerjapkan matanya, meraih tangan Mark dan membawa sang kakak menghampiri Lucas.
"Udah gede ya mereka, kelas berapa Na?" Tanya Jessica tanpa mengalihkan matanya dari Markno.
"Kelas dua, Jess.." Jawab Yoona menyunggingkan senyum tipis.
"Na..." Jessica kembali menggenggam tangan Yoona membuat sang empu menoleh padanya.
"Sekali lagi maafin aku karena udah jahat sama anak kamu, udah ngomong yang nggak enak ke anak kamu dan bahkan bikin anak kamu terbaring lemah seperti ini." Tampak sangat jelas rasa bersalah di wajah Jessica, Yoona paham betul.
"Aku nggak tahu kalo Ten anak kamu, andai aja aku tahu pasti aku nggak--"
"Udah lah Jess, nggak usah minta maaf terus. Aku juga nggak tahu kalo Jaehyun anak kamu."
"Na, kamu tahu kan kalo mereka berdua saling mencintai? Aku pengen mereka berdua tunangan kalo Ten udah sadar, kamu setuju kan?"
Mata Yoona sedikit membelalak tak percaya. "Kamu serius, Jess?"
Jessica mengangguk mantap.
"Serius, Na. Ten rela bertaruh nyawa demi selamatin aku, dan aku yakin dia bisa jadi pasangan yang baik untuk Jaehyun.""Mah? Kamu nggak salah ngomong? Terus tentang perjodohan Jaehyun dengan Seulgi gimana?" Siwon yang sejak tadi hanya berdiri diam disamping kedua wanita cantik itupun mulai bersuara.
"Pah, kamu tahu kan aku sama Yoona udah sahabatan dari jaman sekolah. Dan kamu tahu juga kan apa yang Ten lakukan ke aku? Dia menaruhkan nyawanya buat nyelamatin aku." Jessica mengusap lengan Siwon lembut.
"Aku mohon sama papah, tolong bicara ke orang tuanya Seulgi kalo perjodohan dibatalkan. Papah pengen lihat Jaehyun bahagia kan? Bahagianya Jaehyun itu Ten, pah.."
Benar juga apa yang dikatakan Jessica.
Bukankah tidak ada hal yang lebih berarti dari kebahagiaan anaknya?Lelaki paruh baya itu menghela napas pelan, kemudian tersenyum tipis.
"Baiklah kalo itu udah keputusan mamah, papah akan bicarakan hal ini ke orang tuanya Seulgi."...................
"Krys, kamu habis nabrak sesuatu?" Seketika tubuh Krystal membeku, wanita itu menelan ludahnya kasar.
"A-aku tadi nggak sengaja nabrak pohon, Kai.."
"Terus? Kamu gapapa kan?" Kai yang panik memeriksa seluruh tubuh istrinya.
"Enggak, aku gapapa kok.." Kata Krystal melepaskan tangan Kai dari pundaknya.
"Syukurlah..." Kai bernapas lega.
"Makanya lain kali kalo bawa mobil jangan ngebut-ngebut ya.""Iya maaf, tadi kepala aku pusing soalnya."
Kai mengusap pucuk kepala Krystal lembut. "Yaudah kamu istirahat di kamar ya, aku tinggal bentar."
Kai mengecup kening Krystal, lalu berbalik badan menuju mobil, akan tetapi Krystal mencekal pergelangan tangannya.
"Kai, aku pengen pindah dari sini."
Sontak ucapan Krystal barusan membuat Kai mengernyitkan sebelah alisnya.
"Kenapa tiba-tiba? Kita baru beberapa bulan loh disini Krys, terus sidang aku sama Ten juga belum kelar."
"Aku nggak nyaman disini, Kai. Ayo kita pindah ke Canada aja."
"Canada?" Dahi Kai berkerut, semakin bingung. "Kenapa jauh banget sih?"
"Biar deket sama orang tuaku, Kai." Krystal mengalungkan tangannya pada lengan Kai, menatap sang suami dengan mata sendunya.
"Please, kita pindah ya?"
Entah perasaannya saja atau bukan, namun Kai merasakan ada yang Krystal sembunyikan darinya.
"Okay, tapi nunggu sidang hak asuh anak kelar ya, baru kita pindah."
"No no no no.." Krystal bergeleng cepat.
"Biarin aja hak asuh anak jatuh ke Ten." ."Hah?" Kai menatap Krystal heran.
Ada apa dengan Krystal? Dulu wanita itu yang bersikekeh menyuruhnya untuk merebut hak asuh anak dari Ten, lalu kenapa sekarang dia bicara seperti itu?"Kamu kenapa sih Krys?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Player-Jaeten✔
RomanceJung Jaehyun adalah Cassanova di kampusnya. Ia ditantang oleh para sahabatnya untuk menaklukan asisten dosen bernama Ten yang telah memilikki dua orang putra. ©Valentinesse10