16

1.2K 171 13
                                    


Setelah mengantar Mark dan Jeno ke sekolah, Ten bersama Kai langsung menuju kampus. Dan saat ini keduanya sudah sampai diparkiran, namun masih di dalam mobil.

"Ten?" Panggil Kai, Ten pun menoleh padanya.

"Kamu beneran ada hubungan sama Jaehyun-Jaehyun itu?"

Ten tersenyum miring.
"Aku rasa itu bukan urusanmu Mas"

"Iya juga sih," Kai menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Tapi jujur setelah aku ketemu sama kamu lagi, rasa itu kembali muncul"

"Ck" Ten mendecih.

"Aku masih sayang sama kamu Ten, aku nyesel udah ninggalin kamu dulu" Ucap Kai yang menurut Ten begitu dusta.

"Terus mau dikemanain Kak Krystal?"

Mendengar itu Kai tersenyum miris.
"Aku udah lama nggak ada rasa sama dia karena dia nggak bisa ngasih aku anak."

"Hebat kamu ya mas. Kamu nganggep pasangan itu apasih? Pencetak anak? Atau pencetak uang?"

Ten bergeleng-geleng heran, tak mengerti jalan pikiran mantan suaminya tersebut.
"Dulu kamu ninggalin aku demi Kak Krystal yang kaya raya, dan sekarang kamu mau ninggalin dia karena dia nggak bisa ngasih anak ke kamu.
Otak kamu dimana mas?"

"Iya, aku dulu salah karena udah ninggalin kamu dan anak-anak demi orang lain. Tapi sekarang aku sadar kalau aku nggak bisa hidup tanpa kamu Ten, aku cinta sama kamu"
Kai meraih tangan Ten namun langsung dihempas kasar.

"Omong kosong macam apa ini mas!!!" bentak Ten yang sudah muak dengan segala ucapan Kai.

"Kalau kamu cinta sama aku, kamu nggak bakalan ninggalin aku disaat aku hamil tua demi wanita lain.
Dan sekarang setelah delapan tahun dengan gampangnya kamu ngomong kamu nggak bisa hidup tanpa aku? Seriously? Bahkan sampai detik ini kamu terlihat baik-baik aja dan terlihat sangat sehat"

Plak, ditampar kenyataan.

"Okay okay, tapi alangkah baiknya kita rujuk daripada kita rebutan anak 'kan? Bukankah itu jalan terbaik Tennie?"

Ten merotasikan matanya jengah, tak lupa dengan senyum miring yang terukir diwajah mungilnya.

"Untuk apa aku membaca ulang buku yang udah tau endingnya kek apa. Toh endingnya akan tetap sama nggak ada yang berubah. Yang ada hanya membuang-buang waktu"
Ten berucap tegas dengan mata yang menatap Kai tajam, setelah itu ia keluar dari mobil mantan suaminya dengan membanting pintu.

"Okay, kita liat aja nanti apa yang bakal aku lakuin ke kamu"
Gumam Kai dengan senyuman miring, memandangi kepergian Ten.















Ditempat lain, Ten berjalan menyusuri koridor dengan perasaan campur aduk. Kai memang selalu bisa membuatnya kacau.

"Hai bitch!!"

Ten mendongakkan kepalanya, mendapati Seulgi berjalan ke arahnya. Namun Ten tidak peduli, ia tetap melangkahkan kakinya seolah tak melihat kehadiran gadis itu.

"Heh! Gue ngomong sama lo!"
Seulgi mendorong kasar bahu Ten tatkala sudah berhadapan dengan lelaki mungil tersebut.

"Apaan sih? Gue buru-buru ada kelas"

Seulgi menampilkan senyum smirk-nya seraya bersedekap dada.
"Dasar nggak tau diri lo ya!!"

"Maksud lo apaan?" tanya Ten ketus.

Kenapa hari ini begitu banyak orang yang membuatnya kesal.

"Gue tau lo deketin Jaehyun karna mau nguras hartanya kan? Seharusnya lo sadar diri deh, lo udah punya anak dua dan lo sama Jaehyun tuh beda kasta. Seharusnya lo ngaca, punya kaca 'kan dirumah?"

"Jaga omongan lo ya Seul!" Ten mendorong balik bahu Seulgi.

"Dari awal gue nggak pernah deketin Jaehyun, justru dia yang deketin gue duluan. Dan gue sama sekali nggak ada niat sedikitpun buat nguras harta Jaehyun, gue aja nggak suka sama dia"

"Oh iya?" Seulgi menatap Ten tak percaya. "Kalau gitu lo bisa dong jauhin Jaehyun? Karena sebentar lagi---No, minggu depan gue tunangan sama dia. So, enyahlah lo dari kehidupan Jaehyun!!"

Seulgi melangkah dengan angkuh, menyenggol pundak Ten dan kemudian pergi meninggalkan Ten yang masih terdiam membisu.











............

Seharian ini Ten tidak tenang memikirkan perkataan Seulgi tadi pagi. Apakah benar Jaehyun akan bertunangan dengan gadis itu?

Lalu, apakah arti perhatian Jaehyun selama ini padanya.

"Shit"  Ten menutup bukunya kasar, benar-benar tidak bisa fokus mengerjakan tugas.

Ngomong-ngomong saat ini Ten sedang berada di perpustakaan untuk mencari materi tugasnya.

"Mendingan gue balik aja lah, udah jam 12 sekalian jemput anak-anak" gumamnya seraya mengemasi buku catatannya, kemudian keluar dari perpustakaan.

"Hay sayangku~~"

Baru beberapa langkah, Ten dikejutkan dengan kehadiran Jaehyun yang menyapanya seperti biasa.

Akan tetapi Ten bersikap seolah tak melihat kehadiran Jaehyun. Ia justru terus saja melangkahkan kakinya, mengabaikan lelaki tersebut sehingga membuat Jaehyun bingung dan mensejajarkan langkahnya dengan Ten.

"Kok aku dicuekin sih?" Jaehyun menatap Ten dengan eyes puppy-nya, namun Ten tetap saja mengabaikannya.

"Hey, what's wrong?"  Jaehyun mencekal pergelangan tangan Ten menyebabkan pria cantik itu menghentikan kakinya.

"Lepasin aku!!" Ten menghempas tangan Jaehyun kasar.

"Kamu kenapa sih Ten?" tanya Jaehyun bingung.

Ten menatap Jaehyun tajam.
"Kamu nggak usah ganggu aku lagi mulai detik ini!" Ucapnya lalu kembali melangkah.

"Wait!"  Jaehyun mengejar Ten dan kembali mencekal tangannya.

"Ada apasih? Perasaan kemaren kita baik-baik aja"

Ten merotasikan matanya malas dan menghempaskan lagi tangan Jaehyun.

"Jae please jangan deketin aku lagi. Kamu mau tunangan sama Seulgi, aku nggak mau dikira perusak hubungan orang" Ucap Ten lalu kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Jaehyun.

Dahi Jaehyun berkerut, memandang kepergian Ten bingung.

"Kata siapa aku mau tunangan sama Seulgi?" teriaknya.

Ten berbalik badan dan berkata....

"Seulgi"

Jaehyun mengerang seraya mengacak rambutnya frustasi.

"Shit"

Player-Jaeten✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang