Sepasang mata itu terbuka perlahan, jemari mungil yang terpasang infus pun bergerak pelan.
Ten, pria mungil tersebut siuman setelah dua hari belakangan tak sadarkan diri.
Ten mengedarkan matanya ke segala penjuru ruangan yang serba putih, dan menangkap sosok lelaki yang tak lain dan tak bukan adalah Jaehyun.
Jaehyun tertidur di kursi dengan kepala yang bersandar pada ranjang.
Ten mengulurkan tangannya lemah, mengusap kepala Jaehyun."Nghhh..." Suara lenguhan itu muncul bersamaan dengan kedua mata Jaehyun yang mulai terbuka tatkala merasakan sentuhan pada kepalanya.
Lantas lelaki itupun menoleh ke arah Ten yang sedang menatapnya sayu.
"Ten? Kamu udah sadar sayang?" Senyum sumringah tercetak jelas di wajah tampan Jaehyun, tangannya bahkan terangkat membelai pipi kesayangannya dengan lembut.
"Iya Jae.." Suara Ten begitu pelan, karena kondisinya yang masih terlalu lemah.
"Aku seneng banget liat kamu udah sadar, bentar ya aku panggil dokter dulu." Dengan gerakkan cepat Jaehyun berlari ke luar untuk memanggil dokter, sedangkan Ten hanya bisa memandangi kepergian Jaehyun.
Tak berselang lama Jaehyun kembali bersama dokter dan juga perawat.
Dokter Lay pun segera memeriksa Ten dan mengecek tekanan darahnya.
"Bagaimana keadaan dia, dok?" Tanya Jaehyun saat Dokter Lay selesai memeriksa Ten.
"Ten sudah berhasil melewati masa kritisnya, dia hanya butuh istirahat agar bisa pulih sepenuhnya."
Senyum Jaehyun semakin mengembang mendengar ucapan Dokter Lay barusan.
"Terima kasih, Dok." Lay mengangguk dan menepuk pundak Jaehyun.
"Kalau begitu saya permisi dulu," Kemudian Dokter Lay bersama suster keluar dari ruang rawat Ten.
Setelah kepergian Dokter Lay, Jaehyun menghampiri Ten, duduk di samping ranjang seraya meraih tangannya dan menggenggamnya erat.
"Aku seneng banget bisa liat kamu sadarkan diri sayang..." Ucap lelaki itu, mengecup telapak tangan Ten lembut.
"Maafin aku karna udah ingkar janji." Mata Jaehyun berkaca-kaca, Ten menggeleng lemah.
"Ingkar janji apa?" Tanya Ten dengan suara lirih.
"Ingkar janji karena nggak jagain kamu, andai aja aku ada di samping kamu saat itu mungkin kecelakaan--"
"No, Jae, ini bukan salah kamu" Ten mengusap lengan Jaehyun.
"Itu salah aku Ten.." Sekali lagi Ten menggeleng lemah.
"Itu bukan salah kamu Jaehyun, jadi stop nyalahin diri kamu."Jaehyun menghela napas pelan, tangannya kini beralih mengusap pipi Ten sayang. "Aku mohon sama kamu, jangan bikin aku panik setengah mampus. Aku nggak bisa liat kamu nggak sadarkan diri seperti kemaren, Ten."
Mendengar perkataan Jaehyun, Ten tertawa kecil. "Mamah kamu gapapa kan? Dia baik-baik aja?"
"Dalam kondisi seperti ini kamu masih mengkhawatirkan orang lain? Yang bahkan orang itu yang menyebabkan kamu seperti ini Ten, hati kamu terbuat dari apasih?"
"Jae, mamah kamu nggak salah, ini murni kecelakaan."
"Tetep aja Ten, kalo aja mamah--"
"Husshhh.." Ten menaruh telunjuknya di bibir Jaehyun. "Aku lagi males debat sama kamu ya, aku baru sadar loh."
Jaehyun merotasikan matanya, memilih mengalah.
"Ten, aku sayang banget sama kamu. Jadi tolong, jangan pernah lagi kamu seperti ini. Aku nggak mau kehilangan kamu, nggak akan dan nggak mau." Kecupan mesra mendarat pada telapak tangan Ten.
"Because, I love you so much.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Player-Jaeten✔
RomanceJung Jaehyun adalah Cassanova di kampusnya. Ia ditantang oleh para sahabatnya untuk menaklukan asisten dosen bernama Ten yang telah memilikki dua orang putra. ©Valentinesse10