26

877 135 33
                                    


"Jaehyun!!!"

Jaehyun memutar tubuhnya tatkala mendengar suara Jessica.

Lelaki itu menghela napas jengah, tak lupa merotasikan kedua matanya malas.

"Kamu harus jauhin Ten, sampai kapanpun mamah nggak bakal merestui kalian!"

"Mamah nggak punya hak ngatur-ngatur aku"

"Kamu anak mamah Jae, mamah berhak segalanya atas kamu" Sela Jessica melangkah menghampiri putranya.

"Iya, tapi hak aku juga dong mau milih siapapun" Jaehyun memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, menatap tajam ibundanya.

"Apasih yang kamu suka dari dia?" Jessica bersedekap dada, nada bicaranya mulai melembut.

"Jaehyun, kamu anak mamah satu-satunya. Kamu pewaris tunggal Jung's corp, mamah pengen kamu dapet pendamping yang setara dengan kamu. Bukan malah kamu milih mahasiswa yang merangkap jadi asisten dosen, ditambah dia udah punya anak. Mau taruh dimana muka mamah sama papah?"

"Mah..." Jaehyun memegangi bahu Jessica, matanya menatap sendu sang ibunda.

"Aku cinta sama Ten, aku nggak mandang statusnya, latar belakangnya maupun derajatnya."
Jaehyun menarik napas pelan kemudian menghembuskannya.

"Nggak ada satu orang-pun yang bisa merubah perasaanku, termasuk mamah. Mamah hanya belum kenal dia mah..."

"Tapi Jae, kamu udah papah jodohin sama Seulgi. Itu perjanjian bisnis papah sama papahnya Seulgi"

Jaehyun merotasikan matanya malas mendengar perkataan ayahnya.

"Pah, pernikahan itu bukan bisnis. Pernikahan itu adalah awal kehidupan, dimana kita harus menjalaninya dengan orang yang kita cintai. Bagaimana bisa aku hidup bersama dengan orang yang nggak aku cinta? Bahagia tidaknya aku, itu aku yang ngerasain pah, mah"

Jaehyun menatap Jessica dan Siwon bergantian.

"Kamu hanya belum mengenal Seulgi lebih dalam Jae, makanya kamu bilang begitu." Jessica membalikkan perkataan Jaehyun sebelumnya.

"Kamu hanya perlu mengenalnya lebih dekat, seiring berjalannya waktu pasti akan timbul rasa nyaman. Dan rasa nyaman itu akan berubah jadi rasa sayang."

Jessica berujar dengan senyuman manis terukir pada wajahnya, namun berbeda dengan Jaehyun. Lelaki itu justru tersenyum miring sembari menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

"Susah ya emang ngomong sama orang tua yang egois seperti kalian.."

"Jae jaga ucapan kamu!" Pekik Siwon mulai terbakar emosi.

"Terserah kalian mau ngomong apapun, yang jelas aku tetep milih Ten jadi pendampingku.."

Setelah mengatakan hal itu, Jaehyun bergegas menuju kamarnya untuk menenangkan diri.















•••••••••••P-L-A-Y-ER•••••••••

"Kamu kemana aja hah dua tahun ini?!"

Di tempat lain, Ten berlarian mengejar pemuda bertubuh tinggi yang memilikki nama Lucas.

"Ten ampun Ten...."

Lucas terus saja berlari menghindari Ten, sebab lelaki mungil itu mengejarnya sembari membawa syal dan terus saja mencoba memecutinya.

"Makanya jawab dulu pertanyaan aku, dasar ish kingkong wakanda.." Sekali lagi Ten menyabetkan syal-nya dan mengenai bokong Lucas.

"Aunty anakmu tuh jahat banget.."

Yoona yang sedari tadi menyaksikan aksi kejar-kejaran antara anak dan keponakannya itu hanya terkekeh.

Selalu saja begini jika Ten dan Lucas bertemu, selalu ribut.

"Udah udah..."

Yoona melerai keduanya.

"Kalian ini udah pada tua masih aja suka bertengkar dan ribut kalo ketemu," ujarnya dengan gelengan kepala.

"Ish siapa yang tua? Ten tuh, aku mah masih muda kinyis-kinyis.." Lucas merapihkan kerah kemeja, berlagak sok ganteng.

"Yeee aku sama kamu cuma beda tiga tahun ya, Cas.."

"Ya tetep aja kan tuaan kamu?" Ten mendelik mendengar ucapan Lucas barusan dan bersiap memberi pukulan mesra, akan tetapi Yoona menahan tangannya.

"Udah dong jangan ribut mulu, mending kalian ngobrol sana di teras. Bunda mau nemenin Mark sama Jeno di atas."

Setelahnya Yoona pun pergi meninggalkan Lucas dan Ten berdua.

"Udah dong jangan cemberut mulu," Lucas mencubit hidung Ten gemas.

"Ya lagian dua tahun ini kamu susah banget dihubungin" Ten mencebikkan bibirnya, kemudian berjalan menuju teras rumah disusul oleh Lucas.

"Ya kan aku sibuk kerja mencari uang buat modal nikah sama Yuqi."

Seketika mata Ten membulat, menatap Lucas tak percaya.

"Kamu mau nikah sama Yuqi?" Lucas mengangguk sebagai jawabannya.

"Wih akhirnya ya dilunasin juga"

"Maksudnya?" Dahi Lucas mengerut bingung.

"Ya kan kamu sama Yuqi udah pacaran lima tahun kek cicilan mobil."

"Yeee dasar, ada-ada aja kamu"

Lucas mengusak rambut Ten membuat sang empu tertawa kecil.

Beberapa saat keduanya terdiam, bingung mau membahas apalagi.

"Kamu apa kabar Ten? Baik kan?" tanya Lucas memecah keheningan.

"Ba---"

Drt drt

Ponsel Ten bergetar membuatnya tak melanjutkan ucapannya.

"Bentar ya Cas, aku angkat telepon dulu"

Lucas mengangguk seraya tersenyum, sementara Ten berdiri sedikit menjauh dari Lucas.

"Halo?"

"I-iya bisa, dimana?"

"Okay, saya akan ke sana besok"


Pip

Ketika sambungan telepon terputus, Lucas mendapati wajah Ten yang gelisah.

"Kenapa Ten? Siapa yang telepon?" tanya Lucas khawatir, lalu berdiri dan memegangi pundak Ten.

"Mamahnya Jaehyun.."

Lucas mengernyitkan sebelah alisnya.

"Jaehyun siapa?"














Menjelan ending, book ini semakin sepi ya wkwkwk😜✌️

Player-Jaeten✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang