89

1.4K 301 217
                                    

Assalamu'alaikum lagi,

Kali ini selamat sore~~~~

Selam sejahtera untuk semuanya.

Gimana adegan Yein sama Mikyeong? Kurang greget apa nggak?

Ini cewek dua minta dibanyakin dikit dialognya, biar panjangan dikit gitu. Jadi ku kasihlah mereka satu chap khusus.

Buat yg nungguin para Captain ganteng sedikit somplak kita.

Siapkan hati, jiwa dan raga kalian, karena chapter selanjutnya bakalan dipenuhi dengan adegan mereka bertiga bersama full no adegan lain.

Benernya mau ku up nanti malam, tp aku ny juga g sabar, terlalu semangat gara" bacain komen kalian dan balas"san komen tadi.
Tapi tenang jatah nnt malam mash ada kok, don't panic, okay!

Oh ya, makasih banyak buat doa dan harapannya.

Kalian juga jaga kesehatan ya, readernim kesayangan aku harus sehat selalu agar bisa terus komen, hehehe..

Yg komennya terlewatkan sama aku sama sekali, maaf ya bukan g mau balas. Cuma terselip aja kyaknya.

Ya udh lanjut lagi yuk,

Seperti kalimat yg sama di setiap chapter.

Ada permen di makan gagak,
Kamu komen, artinya ada jejak.

Ada cerpen tentang duka
Kamu komen, aku suka

See u next chap!


Borahaeee
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

____________________________________________________________________________





Tidak jauh berbeda dengan Hwang-Gwan yang menyisakan dua penghuninya terjaga, Bangtan Academy yang letaknya juah diatas gunung Jangsan itu juga memiliki beberapa penghuni lamanya yang masih dengan kondisi segar bugar layaknya pagi hari.

Jika dua penghuni Hwang-Gwan larut dalam lamunan dan teka-teki tak terpecahkan mereka. Maka, beberapa pemuda itu asik dengan kegiatan mereka ditengah gelapnya malam tanpa penerangan apapun, tanpa takut sedikit pun.

Seolah hal itu biasa dan bukan masalah sama sekali.

"Ck, Rubah gendut itu pintar sekali berkelit setelah menjebak kita masuk perangkapnya!" kata salah satu pemuda tersebut sambil menendang-nendang batu ditanah.

Tangannya dimasukan kedalam saku jaket tebal yang dia gunakan untuk menghalau dinginnya udara malam disana yang jauh lebih menusuk dari pada di kota, mengingat tempat itu adalah dataran tinggi.

Temannya yang sedang berjongkok dibawah pohon tidak jauh dari pemuda tadi menimpali kalimat itu.

"Dia bahkan baru kembali ke paviliun pribadinya tiga puluh menit yang lalu. Niat sekali, bukan?" kata pemuda itu tanpa menghentikan tangannya yang masih sibuk bekerja menangkap sesuatu di dekat pohon.

"Biarkan saja. Lagi pula, mana mungkin dia bisa kabur begitu saja setalah semua tipu muslihat yang dia tebar?" kata pemuda lain yang tiba-tiba saja muncul dari celah semak-semak tidak jauh dari sana dengan telapak tangan yang saling terkatup rapat, menyembunyikan sesuatu ditengah-tengah ruang telapak tangannya tersebut.

"Selicik-liciknya rubah gendut itu, dia tetap tidak akan bisa meninggalkan tempat ini dengan tenang! Jelas baik aku maupun kalian akan mengejarnya, walaupun hingga ujung dunia, bukan begitu?" lanjutnya sembari memasukan benda di telapak tangannya kedalam toples kecil yang temannya pegang.

(TERSEDIA FANBOOK) Lion #1: The First Captain! Kim (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang