° BKK 7

276 54 0
                                    

B i s m i l l a h

Tidak apa-apa mengeluh. Asal
jangan menyerah.

Nanta : Sayang Bi Suti segudang❤

°°°

Membuka pintu utamanya pelan lalu ia tutup. Raja sedikit membanting tubuhnya di sofa ruang tamu. Mengelap keringatnya. Dia mulai memejamkan mata. Ber-istirahat sejenak mungkin adalah ide yang bagus.

Deru napas Raja mulai teratur. Nampaknya dia sudah mulai terlelap. Siap menyusuri alam bawah sadarnya.

Tapi tiba-tiba tidurnya tak nyenyak. Telinga sebelah kirinya seperti ada angin, lebih tepatnya hembusan napas kasar yang terjadi berulang-ulang kali. Raja berusaha tak menghiraukan. Dia terus melanjutkan tidurnya. Namun lama-kelamaan tiupan angin itu semakin kencang.

Raja terbangun dari tidurnya. Menatap sang Bunda yang sudah berdiri sambil berkacak pinggang.

"Apaan sih, Bun? Raja baru pulang ngampus. Capek. Mau istirahat sebentar," ucapnya lalu kembali memejamkan mata.

Bunda yang menyadari pergerakan Raja yang hendak tidur langsung mencegah. "Ngga. Ngga bisa."

Raja berdecak. "Kenapa, Bun? Oh, Raja ngga boleh tidur disini? Oke. Raja ke kamar sekarang."

Raja bangkit dari duduknya. Kakinya hendak melangkah tapi kembali tercegah oleh Bunda.

Lagi-lagi Raja hanya bisa menghela napasnya kasar. "Kenapa lagi, Bunda?" tanyanya selembut mungkin. Terpaksa.

"Gimana hari ini?"

Raja menyatukan alisnya. Terkejut dengan pertanyaan sang Bunda. Tidak biasanya Bundanya ini menanyakan hari-hari sang Anak.

"Baik," jawab Raja tanpa ragu sambil menganggukkan kepalanya.

Bundanya hanya memutar bola mata malas. "Bukan itu maksud Bunda."

"Terus?"

"Cewek itu. Gimana, udah dapet belum informasinya? Dia anak dari fakultas mana? Atau kamu sudah bertemu sama dia? Ayo cepetan jawab pertanyaan Bunda." Raja membelalakkan kedua matanya. Dia hanya bisa terdiam. Saat ini Bundanya sedang memaksa dirinya untuk bercerita mengenai perempuan itu.

Raja menggelengkan kepalanya. Melepas pegangan tangan Bundanya yang berada pada lengan kiri dirinya. "Bunda, dengerin Raja baik-baik. Ngga mudah nyari cewek yang cuma berpedoman sama nama. Bunda taukan kampus Raja itu besar. Mustahil Raja bisa ketemu sama dia dalam waktu sehari. Raja juga bingung Bun gimana caranya ketemu sama dia. Dia dari fakultas mana. Atau wajahnya aja, deh. Raja ngga tau, Bun."

Bunda terdiam. Betul juga apa yang di katakan anaknya. Apakah dia terlalu berlebihan. Apakah dia terlalu menekan Raja untuk dengan cepat mencari perempuan yang di maksud dalam perjodohan itu.

Melihat Bundanya yang hanya terdiam membuat Raja menghela. "Sekarang Raja mau istirahat dulu. Seharian ini Raja capek nyari cara gimana bisa bertemu sama dia dalam waktu yang cepat, seperti yang Ayah dan Bunda mau. Bahkan Raja sudah melibatkan Rafi dan Zaki. Dua teman Raja yang seharusnya ngga tau apa-apa," ucap Raja lagi dengan nada yang sudah sangat lelah. "Raja mau ke kamar dulu, Bun. Istirahat."

Benar Kata Kakek [t a m a t]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang