° BKK 2 - KINANTA ZERAPUDJA

663 84 1
                                    

B i s m i l l a h

LALISA MANOBAN

as

KINANTA ZERAPUDJA

Semuanya lebih memprioritaskan uang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semuanya lebih memprioritaskan uang. Kalian pikir materi bisa membuat kebahagiaan utuh?

°°°

Kakinya terus melangkah. Mengikuti cahaya putih yang seolah mengisyaratkan untuk di ikuti. Tak ada rasa takut dalam dirinya. Ia hanya bingung.

Pepohonan rimbun yang memiliki berbagai macam buah-buahan dalam satu batang, banyak bunga-bunga indah bermekaran, kupu-kupu pun terbang kesana-kemari. Kelopak matanya terasa berat. Tapi kakinya tak berhenti untuk terus berjalan.

"Aku dimana, sih?"

Ia risih. Dia melewati beberapa hewan liar yang terus memandanginya. Tapi hewan liar itu serasa jinak.

Langkahnya berhenti karena melihat cahaya itu tak berjalan lagi. Matanya menyipit lalu terbelalak. Ada seseorang yang sedang berjalan di dalam cahaya itu. Semakin lama-semakin besar. Seseorang itu perlahan keluar dari dalam cahaya.

"K-kakek," lirihnya.

"Cucu Kakek sudah besar. Kakek berharap kamu segera bertemu dengan seseorang yang akan mendampingimu seumur hidup. Kakek akan sangat bahagia."

°°°

Baju kaos yang ia kenakan di gulung hingga memperlihatkan pusarnya. Sesekali mengecek tampilannya lalu melepaskan gulungan itu.

Rambutnya yang semula ia biarkan terurai, kini perlahan ia gulung.

Menggigit kuku, pandangannya awas dan pikirannya risau.

"Kenapa beberapa hari ini gue mimpiin Kakek? Dan semua perkataan Kakek di dalam mimpi itu sama. Arrrgh... Pusing."

Kinanta Zerapudja.
Gadis itu sejak tadi meraung tak jelas. Pikirannya kalut. Dengan wajah yang dapat di bilang cantik dan jangan lupakan otak yang cerdas, Nanta merupakan salah satu Mahasiswi Idola di kampusnya.

Tapi jangan salah sangka, dia juga sudah mempunyai seorang kekasih.

Terlalu sibuk berkutat pada pikirannya, tiba-tiba perut Nanta berbunyi. Dia memegang perutnya.

Benar Kata Kakek [t a m a t]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang