° BKK 5

334 69 0
                                    

B i s m i l l a h

Kita hidup di zaman modern. Kemajuan teknologi semakin pesat. Sekarang apapun juga serba online.

Raja said bilek:(

°°°

Raja menatap kesal kearah dua makhluk di hadapannya saat ini. Tapi dia tidak bisa marah. Biar bagaimanapun, mereka berdualah yang membantu dirinya mengerjakan tugas yang di berikan oleh Pak Aryi. Tugas itu mereka bertiga selesaikan tepat pukul 12 malam. Dan berakhir saat ini, Rafi dan Zaki dengan lahapnya memakan pesanan di kantin kampus.

"Lo berdua ngga bisa jaim dikit, gitu?"

Zaki menghentikan makannya sejenak lalu melanjutkan. Tak menghiraukan ucapan Raja. Baginya makan adalah prioritas utama. Apalagi dapat traktiran.

Raja hanya bisa menghela napasnya pelan. "Kalau kayak gini caranya, bisa tipis dompet gue."

Rafi menyeruput jus jeruknya. "Tipis di dompet tapi di debit tak terhitung nol-nya."

"Gue juga harus ngirit," sarkas Raja.

"Udah, anggap aja lo lagi sedekah sama kita berdua. Lo ngga inget. Kalau bukan karna kita berdua, tugas lo bakalan belum kelar sampe sekarang." Jurus andalan Zaki keluar. Mengungkit kejadian tadi malam adalah salah satu cara untuk membungkam Raja. Jangan sampai kegiatan makannya putus di tengah jalan hanya karena Raja berubah pikiran untuk tidak mentraktirnya.

"Ungkit terus!!" cibir Raja. "Cepetan makannya. Kita harus ke kelas."

°°°

Menyusuri koridor kampus. Nanta dan Sefti berjalan dengan di selingi candaan yang dibuat oleh keduanya. Memang enak jika memiliki teman satu frekuensi. Melihat daun jatuh saja bisa tertawa bersama.

Sedang asyik bercerita, tiba-tiba mata Sefti tak sengaja menatap objek yang membuatnya tak asing. "Nta, coba lo liat kesana."

Nanta mengikuti arah telunjuk temannya. "Dia lagi."

Sedangkan di lain tempat. Zaki menepuk bahu Raja yang sedang sibuk dengan ponselnya sambil berjalan.

"Apaan, sih?" risih Raja karena tindakan Zaki yang terus menerus menepuk bahunya.

"Pandangan lo ke depan. Sekarang."

Mengikuti perintah temannya, Raja memandang ke arah depan. Di hadapannya saat ini sudah berdiri seorang gadis yang membuatnya sangat kesal. Jika kemarin dia hanya bisa terdiam karena mengaku salah. Hari ini rasanya Raja ingin mencakar wajah songong gadis itu.

"Capek ya ngerjain tugas?"

Raja memasang smirknya. "Otak gue cerdas. Ngerjain tugas segitu mah kecil."

Satu jitakan mendarat dikepala Raja, membuat sang empu meringis. "Padahal yang lebih banyak kerja si Rafi," ucap Zaki enteng tanpa menoleh kearah samping.

Raja menahan amarahnya. Bisa-bisanya Zaki membongkar aibnya di hadapan gadis ini. Sudah hancur harga dirinya saat ini. Di awal dia sudah menyombongkan diri, padahal.

Benar Kata Kakek [t a m a t]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang