° BKK 36

142 27 0
                                    

B i s m i l l a h

Apa yang kamu lihat sekarang, belum tentu sesuai dengan yang kamu pikirkan!

°°°

Nanta tersenyum canggung. Tiba-tiba saja pagi ini Pak Aryi sudah ada di ruang tengah bersama Ningrum. Nanta baru saja bangun tidur. Penampilannya jelas jauh dari kata baik.

"Nanta udah sarapan?"

Nanta menggeleng. Dia baru saja bangun tidur, jelas belum sarapan. Tapi tidak mungkin jika Nanta harus berkata jujur.

"Dia baru saja bangun tidur, Ningrum. Jelas belum ada sedikit pun makanan masuk ke dalam perutnya."

Suara Pak Aryi yang menggema setelah beberapa menit terdiam itu mampu membuat Nanta kembali meringis. Dia menatap Ningrum yang juga menatapnya.

Sebuah cengiran Nanta layangkan pada Ningrum. "Ehehe, i-iya, Tan."

Ningrum menghela pelan. "Tante udah bawa sarapan dari rumah. Nanti jangan lupa kamu makan, ya." Nanta mengangguk pelan.

Eh? Maksudnya, apakah sepasang kekasih itu akan pergi dalam waktu dekat?

"Tidak banyak yang akan Om sampaikan padamu, Nanta." Pak Aryi kembali membuka suara. "Om tau kalau saat ini kamu sudah besar. Tentu kamu bisa mengetahui mana yang baik dan mana yang harus dijauhi."

Mendengar ucapan Pak Aryi, Nanta sedikit mengerutkan kening. Apakah ada sesuatu yang tersirat didalam sana? Tapi, apa?

Nanta yang tak ingin memperkeruh suasana hanya mengangguk saja. "Baik, Om."

Pak Aryi mulai menegakkan tubuh. Menautkan kedua tangannya sebelum menatap sang istri. "Om hanya berharap lebih sama kamu. Apapun yang kamu lihat, harus kamu pahami dan telaah lebih dulu. Semua keputusan yang kamu ambil, harus kamu pikirkan secara matang-matang. Ingat jika penyesalan terjadi pada orang yang bodoh dengan dirinya sendiri."

Tatapan mata Pak Aryi sangat lekat. Tatapan itu mampu menusuk kedalam mata Nanta. Bahkan Nanta tak berani berkedip.

Tak lama sebuah anggukan tercipta oleh Nanta.

"Baik. Om hanya menyampaikan itu." Pak Aryi bangkit dari duduknya sebelum menyesap kopi panas yang dibuat oleh Bi Suti. "Om dan Tante pulang dulu."

Nanta kembali mengangguk dan mengekori sepasang suami istri itu keluar. Berjalan menuju sebuah mobil yang terparkir.

"Tante pulang dulu ya, Nta. Kamu baik-baik dirumah." Ningrum mengelus bahu kanan Nanta lembut.

Nanta tersenyum. "Iya, Tan."

Ningrum berjalan dan masuk kedalam mobil. Terlihat Pak Aryi yang menghidupkan klakson. Mobil mulai dijalankan dan perlahan menghilang dari pekarangan rumahnya.

Nanta menghembuskan napas kasar. "Kirain ada apa pagi-pagi kesini."

Nanta membalikkan badan, siap masuk kembali. "Aaaaaa." Nanta berteriak karena kaget.

Benar Kata Kakek [t a m a t]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang