9. Time Flies so Fast

1.6K 173 1
                                    

It's time for you to realize how much Allah loves you with uncountable sins you do.

(Prita Faradista)

***

Setelah perjuangan panjang yang gue hadapi selama proses menyelesaikan draf skripsi, akhirnya hari ini datang juga. Lo tau gimana kesabaran gue berada diujung tanduk setiap harinya, rasanya pengen nangis tiap hari. Revisi muluu cooyy, berasa hidup aja, gue salah gitu. Kebanyakan dosa kayaknya gue.

Jadi, gue akan menceritakan bagaimana malangnya nasib gue selama mengerjakan skripsi hampir lima bulan ini, iya lima bulan kalau proses pembentukan bayi itu udah dari modelan zigot sampai bayi telah terbentuk sempurna maski masih berukuran kecil. Oke, lupain tentang bayi.

Pertama, berkali-kali gue harus membuat janji konsul dengan dosbing, dan berkali-kali pula harus menunggu sampai kucing bertelor. Kedua, leptop tiba-tiba eror dan file revisian belum ke-save. Ketiga, flash disk saat dibutuhkan hilang entah di mana dan saat gue udah beli flash disk baru, eh entu yang ilang tiba-tiba nongol. Ke-empat, yang sudah kalian tau, kedua dosen pembimbing gue rada susah diatasi.

Itu semua belum usai kawan, gue juga harus berkorban jatah tidur gue yang berkurang drastis, berasa kalong alias kelelawar yang tiap malem ditagihin skipsi terus sama dosbing. Gue kadang suka mikir, 'udah bang bawa eneng ke KUA aja', tapi sayangnya gue masih waras guys. KUA bukanlah sulusi, tapi tempat menghapus masalah kecil lalu memunculkan masalah yang lebih besar.

Just stay calm. Ingatlah kawan, usaha tidak pernah menghianati hasil.

Finally, Alhamdulillah, hari ini jatahnya gue dan Velis sidang akhir, InsyaAllah atau dengan sangat amat gue berdoa semoga sidang gue dan Velis hari ini lancar, nggak pake diberondong pertanyaan aneh-aneh dosen penguji -yang sekali lagi Alhamdulillah dapet dosen peguji yang baik-baik banget. Gue sudah berdoa dan segala macam sholat sunnah gue kerjaan berharap sidang lancar dan gue dinyatakan LULUS. Ya manusia sih memang, sholat dan berdoanya kenceng kalo ada maunya doang. Duh malu aing sama Allah.

Sekarang, gue, Velis dan teman-teman seperjuangan gue hari ini, sedang mengundi giliran sidang, tentu saja nggak ada yang mau mengorbankan diri untuk sidang duluan. Dan guys, entah ini gue bakat sial atau gimana, gue dapet giliran yang pertama.

"Hahaha.. sorry Ra, gue nggak bisa nahan nggak ngetawain lo, nasib lo mujur juga ya jadi yang pertama. Santai Ra, dosen penguji kita enak kok, cuma dosbing kita aja yang perlu lo waspadai." Velis sudah dengan senang hati menertawakan gue, pengen gue tabok rasanya tu mulut. Nggak tau aja dia, ini gue lagi berusaha menahan sumpah serapah yang sudah naik keubun-ubun, takut-takut doa gue lancar sidang dan bisa lulus gugur gara-gara umpatan gue.

Akhirnya gue hanya memutar mata, malas menanggapi Velis, takut nyeplos nih umpatan yang udah susah payah gue tahan.

"Lo tumben kalem, biasanya kalo ada situasi begini lo langsung mencak-mencak nggak karuan."

"Nggak mau resiko gue, kalo gue ngumpat bisa-bisa doa gue biar lulus sidang luntur, ditangguhkan sama Allah."

"Kocak lo. Dapet motivasi dari mana lo punya pikiran begitu?"

"Udah diem aja deh lo, bentar lagi gue masuk ruangan nih."

Jam 09.00 waktu yang ditunjuk jam di pergelangan tangan gue, dosen penguji sudah siap di dalam ruangan. Menghela napas pelan, menahan gugup, gue mengetuk pintu ruang sidang, semua pasang mata di ruangan sudah memasang wajah ramah yang dimata gue tetep aja terasa horor dan mengintimidasi.

Tanpa terasa satu setengah jam waktu terlewat, tidak banyak pertanyaan yang terlontar dari mulut para dosen penguji ini, gue bernapas lega. Dan yang paling membuat gue bahagia adalah, gue dinyatakan LULUS. Akhirnya ya Allah, selesai sudah satu kewajiban gue sebagai seorang anak.

Caffeine (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang