13. Officially Graduated

1.3K 90 0
                                    

Sehari setelah kepulangan gue beserta rombongan yang terdiri dari orang-orang yang sangat gue sayangi dari acara liburan di Bali, Azka harus kembali ke negara perantauannya, England, London. Dan gue masih di sini, di kota metropolitan Jakarta yang akrab dengan kemacetan dan hingar bingarnya, kota tempat gue akan mengadu nasib, sendirian, tiada yang menemani. Ceileehh, lebaaayy, temen juga banyak Ra Raa.. kebanyakan drama banget sih gue.

Hari ini adalah hari kelulusan gue, hari dimana tepat sebulan sudah gue kembali menjalin hubungan jarak jauh. Oh god Finally gue officially graduated. Nama gue nambah gelar menjadi Prita Faradista Adikoesoemo S.E. Seneng? jangan ditanya, seneng pakai banget.

Akhirnya satu kewajiban gue sebagai anak gugur sudah. Beban di pundak gue terasa terangkat, dibalik tingkah cengengesan dan kebanyakan keluyuran, gue bisa membuktikan ke ayah dan bunda kalau gue bisa bertanggungjawab atas hidup gue, buktinya kini selempang bertuliskan "cumlaude" bertengger manis di bahu gue. Yang kurang sih, tentu saja karena kealphaan Azka, yg notabene berstatus sebagai orang spesial di hidup gue saat ini. But to be honest, It's still be my best day no matter what.

Oh I think some of you have a question about my truly name. Yes, gue memang nggak pernah menyebutkan nama belakang gue. Adikoesoemo, adalah nama dari keluarga ayah gue Rehan Bagus Adikoesoemo. Alasan gue nggak penah nyebut nama keluarga gue bukan karena gue nggak suka apalagi gue nggak menghargai. I love my family more than everything. But to say the truth, gue merasa terbebani dengan nama itu, and the other reason is, gue nggak suka orang melihat gue karena nama belakang gue.

Aneh? Nggak juga ketika seisi kampus tau siapa itu Maheswari Adikoesoemo dan Sanjaya Adikoesoemo. Kedua nama yang gue sebutkan itu adalah eyang putri dan eyang kakung gue, orang tua dari ayah gue. Seorang akademisi bergelar guru besar sekaligus Dokter spesialis senior di universitas tempat gue sekarang berada, bukan keduanya, lebih tepatnya hanya eyang putri.

Tapi tidak jauh berbeda, eyang kakung adalah dokter spesialis senior pendiri sekaligus pemilik salah satu rumah sakit di Jogja. Now, you can feel how insecure I am with that name right? gue bukan siapa-siapa dibandingkan kedua eyang gue, dan ayah gue yang sekarang menjabat sebagai CEO dari perusahaan yang dibangunnya. Dan karena gue sadar diri, gue nggak mau membuat nama baik mereka terdengar buruk because of me. So I don't want to make too much exposed with my 'truly name'. Bisa diterima kan?

Itu sebabnya juga, kurang lebih empat tahun lalu gue begitu putus asa ketika gagal dalam ujian masuk di perguruan tinggi ternama di Bandung. Karena artinya gue akan masuk ke universitas beralmet kuning ini. Jujur, keinginan awal gue adalah masuk ke jurusan teknik arsitektur di salah satu institute di Bandung. Tapi apa boleh dibuat ketika ternyata otak gue tidak cukup kuat menyerap pelajaran science, terutama fisika. I know that how crazy I am to say this, gue emang benci fisika. tapi gue tetap berpikir selama gue bisa matematika dan cukup pandai menggambar gue bisa masuk kejurusan yang gue pikir I am passion it.

Ya namanya juga bukan jodoh. Gue sudah sangat bersyukur juga setidaknya disinilah gue sekarang, berkat kuliah di sini gue belajar banyak menjadi anak perantauan. Bayangin kalo gue jadi di Bandung, hidup gue sepertinya nggak akan sebahagia ini. Secara gue harus belajar fisika mati-matian. Hahaha

Oke, now move from my family and my story life.

Di hari wisuda gue hari ini Azka tidak bisa hadir menemani gue, tentu saja dengan alasan posisi dia yang berada di London sedang berjuang untuk masa depannya, lagipula dihari sidang dia sudah datang kan. Tentu saja gue nggak boleh egois. Sebagai perempuan dan pasangan yang baik, gue hanya bisa menunggu, bersabar, dan memberinya semangat. Toh gue sudah cukup bahagia dengan kehadiran ayah dan bunda yang kini menatap gue haru.

Caffeine (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang