"Lo ribut lagi sama cowok lo Ra?" Tebak Velis tepat sasaran.
Sekarang gue sedang berada di area SCBD. Menikmati segelas coklat hangat untuk gue dan kopi untuk Velis di salah satu café kekinian yang ngongkrongable di kawasan ini. Gue bisa sampai di sini sebenarnya atas seretan paksa dari Velis, secara kantor tempat gue magang sekarang ada di kebayoran baru dan waktu tercepat yang bisa gue tempuh hingga sampai sini adalah hampir 20 menit yang sebenarnya bisa lebih cepat 10 menit, mengingat gue keluar ketika after office hour yang tentunya akan terjadi kemacetan dimana-mana.
Long story short, gue sekarang memang sedang magang disalah satu anak perusahaan Gitama Samudra Group. Lebih tepatnya di Gitama Samudra Foundation, yayasan yang bergerak dibidang pendidikan, kesehatan, sosial, lingkungan, dan ekonomi. Sudah tiga bulan ini gue bekerja sebagai pegawai magang di GS foundation, dan tepat menunggu sebulan lagi maka gue akan resmi menjadi pegawai yayasan ini.
"Kenapa lo selalu berhasil menebak pikiran gue sih Vel." Jawab gue jujur apa adanya. Entah bagaimana Velis memang selalu tepat sasaran mengenai apapun yang terjadi dalam hidup gue. Mungkin berkat sepuluh tahun pertemanan yang kita lalui bersama. Ceilah.
"Buat orang-orang yang mengenal lo dengan baik. Lo itu kebaca banget sih Ra. Sekarang kenapa lagi?" Tanyanya lagi dengan sabar. Kali ini gue akan memuji tindakan impulsive Velis yang mengajak gue kesini meskipun lautan kemacetan harus gue lalui. Karena gue tau kalau sekarang gue ada di apartemen yang ada pikiran gue akan semakin kusut.
"Gue nggak tau sih Vel, tindakan gue bener atau enggak sekarang. Gue memblock semua jalur komunikasi dari Azka. Maksud gue, gue sengaja mengabaikan semuanya." Gue mulai menjelaskan bagaimana hubungan gue dan Azka beberapa hari ini.
Dimulai dari hari minggu kemarin, oh enggak, maksudnya puncaknya adalah hari minggu kemarin -for your information sekarang hari Rabu-. Full tujuh hari dalam seminggu yang lalu gue memang lagi hectic-hecticnya, pekerjaan gue sedang berada pada fase puncaknya karena seminggu lalu adalah puncak meeting untuk menentukan anggaran setiap departemen yang ada di GS Foundation, segala perincian dana harus jelas dan disampaikan dengan materi yang menuntut kesempurnaan. Jadilah gue sebagai kacung berstatus newbie banyak menghabiskan waktu di kantor dan akhirnya membuat gue juga sulit untuk dihubungi.
Gue ngerti dalam hubungan long distance, komunikasi adalah kuncinya. Tapi bagi gue kepercayaan juga nggak kalah penting. Dalam seminggu itu Azka sering menghubungi gue, menyakan apa yang sedang gue lakukan, gue sedang dimana, bersama siapa dan banyak lagi, sudah berasa nyanyi lagunya kangen band sih ini gue, tau kan yang judulnya Yolanda itu –buset sampai tau judulnya dong gue-.
Sebenarnya dengan sisa-sisa waktu longgar yang gue punya, gue sudah sangat berusaha untuk tetap membalas semua pesannya. Tapi ternyata itu nggak cukup buat Azka. Minggu malam saat salah seorang teman setimku mengupload foto kala meeting terakhir, itu juga menjadi titik terkahir kesabaranku. Di foto itu terlihat seorang pria yang memang berada dalam satu tim berdiri di samping gue dan merangkul pundak gue. Jujur gue bahkan nggak sadar ada tangan yang merangkul gue saking capeknya gue kala itu.
Guess what happen after that? Azka langsung mengubungi gue. Mencerca gue dengan berbagai pertanyaan dan tuduhan, yang meskipun disampaikan dengan pelan namun dingin dan mengintimidasi. Gue pernah bilang kan semarah apapun Azka dia nggak akan menggunakan nada tinggi. So it's happen again, not a high pitch but still feel hurt for me.
Why? Bukan bagaimana Azka mengatakannya tapi maksud perkataan Azka yang terasa menyakitkan. Dari setiap kata yang keluar dari mulutnya kala itu, it's mean a lot. He doesn't believe me. Bahkan dia sema sekali tidak memberikan jeda buat gue untuk menjelaskan semuanya. Dengan alasan yang gue punya saat itu, akhirnya gue menutup semua akses komunikasi Azka. Berharap gue merasa lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caffeine (Completed)
ChickLitApa yang kalian temui diusia awal 20an? Falling in love. Doing final assignments in college (sampai stress dan pengen minta kawin aja). Hopeless, become unemployed. Finally get the first job. Broke up when your love relationship isn't going well. D...